Chereads / My Mr. Posessive / Chapter 19 - Love First Sight

Chapter 19 - Love First Sight

Pov Ken

Hai , nama gue Ken William Harrison gue anak dari trillioner Samuel Harrison nama nyokap gue Milly Swenda Harrison. Gue anak tunggal di keluarga ini.

Kenapa gue bisa di sekap?

Alasannya karena perusahaan bokap gue yang bikin perusahaannya bangkrut disebabkan kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan itu.

Sebenarnya apa yang dilakukan bokap gue bener. Sejak itu banyak teror bermunculan , dan teror itu tertuju pada gue.

Hingga suatu saat gue keluar sendiri tanpa pengawasan pengawal karena mau hangout bareng sobat gue. Di pertengahan jalan mobil gue ada yang menjegat. Bayak pria berbadan besar dan bertato dengan membawa tongkat bisbol , balok kayu, besi runcing dll.

Gue tentu takut , karena belum pernah melawan orang sebanyak ini, ya... sekitar sepuluh orang.

Saat gue keluar gue langsung kena pukul pada kepala bagian belakang.

Brrugghhh

Aarrggghh

"Bangsat apa mau lo?"

"Ikut kami!"

"Ccuuiiihh ga sudi gue!"

"Bos , nantang ni anak."

"Hahah udah hajar aja!"

Brukk

Plukk

Kreekkk

Gebbraagg

Terakhirnya Ken dilempar ke cap mobil depan milik Ken. Dengan darah mengucur dimana mana, akhirnya ken di bawa ke tempat persembunyian nya.

Ken di ikat di bawah lantai, tidak di beri makan.

Hingga 2hari setelahnya , tiba- tiba .

Krrekkk

Krreekkk

Clingg

ada yang mendekat dan saat gue mendongak kepala.

Cantik

Sssstttt

Gue pun menganggukkan kepala. Dia membuka ikatan di badan dan tangan gue. Dan saat dia merangkul tangan gue, semilir rambutnya wangi dan menenangkan. 

Tiba di jendela gue terlempar dari atas. Gue kira gue bakal mati ternyata ada yang nangkap gue dari bawah. Dan seseorang itu bernama Kevan.

Gue mendongak ke atas dimana cewek itu akan melompat, tapi dia seperti ditarik kembali.

"Udah ayo kita ke mobil."

"Hm."

Saat di gerbang ternyata ada ibu-ibu yang tersenyum mengerikan ke arah kami.

"Kalian ga akan bisa bebas begitu saja!"

"Heh ibu , lebih baik kau banyak beribadah agar dosamu terampuni."

"Beraninya kau berbicara seperti itu kepadaku."

Doorrr

Tembakan itu meleset!

Gue yang tadinya di gendongan Evan di letakkan di bawah . Lalu evan maju dengan tangan kosong . Sorot matanya tajam menakutkan. Gue liat si ibu pun gemetar.

Hingga evan di hadapan ibu itu.

Krreekkkk

Kepala ibu tua itu di putar 180 derajat dengan mata melotot , ibu itu tergeletak di halaman dengan nyawa yang sudah tiada.

Sesampainya di mobil Kevan mengecek monitor yang ada pada laptop nya.

Ternyata disana terlihat si cantik sedang menindih lawan entah apa yang di bicarakannya sehingga mereka berdua bangun dan melompat ke arah jendela bersamaan.

Tidak sampai 5 menit si cantik duduk di depan dengan Kevan dan lelaki yang bersama nya tadi berada di sampingku.

"Bukannya dia yang selalu memberiku makan secara diam diam?" Batin Ken.

Si cowok menoleh karena merasa di tatap , lalu memberikan senyumnya.

"Maaf telah menyekapmu."

"Seharusnya aku berterimakasih, kalo ga ada kamu aku mati kelaparan."

Entah kenapa , Ken menjadi sosok yang lembut serta takut pada orang bertubuh besar.

Trauma? Bisa jadi!

"Sweetie... tanganmu?"

"No problem."

"kenapa kau begitu ceroboh?!"

"Aku hanya ingin menakutinya saja."

"Tapi tidak—"

"Ssstttt berisik."

"Sini aku obati."

Ken yang melihat itu terbakar api cemburu.

Padahal jika ia tau yang sesungguhnya tak perlu merasa begitu.

~~~~~

Semenjak kejadian penculikan tersebut, Ken menjadi pendiam, berbicara seperlunya dan juga ia begitu manja seperti anak kecil.

Mentalnya sangat down karena banyaknya kekerasan yang ia dapatkan selama 3 hari ia di sekap.

Setelah tugas Fay selesai , entah apa yang terjadi Ken selalu membuntutinya dengan alasan takut dan hanya Fay yang bisa melindunginya.

"Huuhhh.. lepasin tangan gue."

"Gamau Fay.. aku gamau." Rengek Ken

Ssrreekk

Fay melepaskan cekalan tangan ken dengan paksa. Ken hanya berkaca-kaca mendapatkan perlakuan seperti itu. Orang tua Ken yang melihat itu hanya menghela nafas karena ken tidak ingin di bawa ke dokter untuk menghilangkan traumanya.

Ia hanya butuh FAYSA.

"Sayang . . Lepaskan dulu ya.. Fay mungkin sedang ada urusan."

"Gak!"

"Ayolah sayang."

"Shut up mom! Aku hanya ingin Fay , please mom." Rengek Ken pada sang mommy.

"Baiklah nyonya, tidak apa apa , lagipula lusa saya akan kembali ke Indonesia karena tugas saya disini telah selesai."

"Kenapa kau akan pergi?" Tanya Ken berkaca-kaca.

"Kenapa Fay mau ninggalin, Ken?"

"Mommy ken ga mau pisah dengan Fay." Ken terus merengek tak ingin berpisah dengan Fay.

"Sayang, Fay hanya bertugas disini jadi dia tidak lama."

"Pokoknya Ken ikut!"

"Nyonya, biarkan saya yang berbicara dengan Ken."

"Baiklah, Faysa."

Gue harus punya alasan yang tepat, gak mungkin kan gue bawa dia ke Indonesia , lahh dia anak siapa ? Masa main bawa aja ga mungkin kan.

Haaduhh.. berfikir berfikir..

Triinnggg

Lampu menyala di atas kepala faysa .

"Ayo ken ikut Fay ya." Ucap Faysa dengan lembut seperti berbicara pada Elaina . Siapa tau dengan berbicara halus ken akan menuruti Faysa.

Ken menganggukkan kepalanya berkali kali . Uuhhh lucu batin Fay.

"Shittt kenapa gue jadi terpesona liat ken yang kayak anak kecil gini." Batin Fay merutuki ucapannya.

"Ayo duduk disamping Fay."

"Ken mau manggil Faysa dengan Sasa, bolehkan?"

"Boleh." Ucap Fay seraya memberi senyuman manisnya.

"Wil, bolehkan kalo sasa pulang ke Indonesia? Sasa kan harus sekolah, Sasa juga punya adik, masa Sasa ninggalin adik Sasa disana sendiri , kan kasian adik Sasa."

"Wil?"

"Panggilan Sasa buat Ken , will atau william." Jelas Fay seraya tersenyum manis.

"Will suka Sasa, tapi apakah Sasa akan bertemu lagi dengan will? Apakah Sasa akan kembali lagi kemari menemui Will,?"

"Pasti, nanti sasa akan kunjungi Will kalo Sasa ke USA , promise." Sambil memberikan kelingkingnya .

"Janji ya Sasa, awas bohong sama Will."

"Ga akan Will."

Ken pun menyambut kelingking sasa dengan kelingkingnya .

"Lusa sasa akan pulang, Will jangan nakal dan harus nurut pada mommy dan daddy Will okey?"

"Okey, Sasa." Ken menyengir memperlihatkan gigi-gigi putihnya.