Sesampainya beberapa meter dari arah gedung tempat penyekapan. Faysa dan Kevan segera menggunakan alat penyamaran mereka.
Faysa yang sebelumnya telah menyabotase ponsel dari sang musuh agar setiap panggilan langsung terdengar olehnya .
Rupanya sang musuh memesan pizza delivery , Kevan dengan sigap mengubah penampilannya seperti tukang pengantar pizza dan faysa yang bertugas menyusup kedalam gedung.
1
2
3
Go!!!
Rumah yang terbilang mewah , namun pantas di sebut neraka. Gedung ini sangat indah bila tidak terbengkalai , namun jika dari luar , rumah ini seperti rumah biasa pada umumnya beda dengan keadaan didalam rumah , sangat berantakan, bau, pengap, lembab.
Ting tong
Ting tong
Ceklekk...
Sang perempuan paruh baya dengan setelan daster keluar dari rumah tersebut.
"Pizza delivery!"
"Ohh iya mas, tunggu sebentar ya."
Evan menjentikkan jarinya, tanda waktunya Faysa untuk menyusup.
Tidak berapa lama kemudian sang ibu kembali membawa uang untuk melakukan pembayaran.
"Ini mas uangnya."
"Baik, terima kasih banyak bu."
"Iya sama-sama nak."
"Heh taktik yang bagus, tapi sayang, black jack tidak mudah di kelabuhi." Batin Kevan seraya menjauh dari target.
Sesampainya di mobil, Kevan langsung menghadap monitor , ia menghecker jaringan telepon, hp, cctv di rumah itu.
Ia pun melihat bagaimana aksi sang adik.
Sementara Faysa.
Setelah diberi komando maju. Gue langsung memanjat tembok untuk sampai ke balkon rumah tersebut.
Dari luar terlihat beberapa orang berbadan besar yang berjaga disatu ruangan.
"Sayang, ruangan lantai dua yang mengahadap ke arah balkon."
"Siap kak!"
Krreekkk
Krreekkk
Cling...
Jendela ruangan penyekapan terbuka, faysa masuk lewat jendela belakang kamar tersebut, karena sang kakak memberitahu bahwa tak ada seorangpun yang berjaga di dalam.
Kotor
Itulah yang menggambarkan ruangan ini
Terlihat laki-laki 17 tahun duduk dibawah dengan luka memar disekujur tubuhnya.
Faysa mendekat perlahan hingga tiba-tiba.
Sang sandera mendongakkan kepala ke atas menghadap Fay , dan dengan cepat pula Fay menyimpan telunjuknya di bibir.
Ssttttt
sang pria mengangguk
Fay pun dengan gesit membuka tali pada sandera.
"Cepat kita keluar dari sini!"
"Aku tak bisa berdiri."
"Aku bantu!"
"Hm."
Fay merangkulkan tangan sang lelaki pada pundaknya. Dengan jalan tertatih mereka menuju jendela saat Fay masuk.
"Clear!"
Evan menunggu dibawah. Dengan segera Fay mendorong sang lelaki dari atas.
Huppp....
Sang lelaki tertangkap dengan sempurna, saat Fay akan melompat keluar ada yang memegang kakinya .
"KAUUUU BERANINYA IKUT CAMPUR URUSANKUU!!!"
"Hm."
"Sialan kau anak kecil!"
Datanglah beberapa orang membawa balok kayu , tongkat , cerulit, pisau .
"Hahahah kau takkan bisa kemana-mana sekarang!"
"Baik."
"Hajar dia!"
Fay pun mulai dikepung, saat salah satu dari mereka maju fay langsung menghindar dan memberikan tonjokan pada ulu hati sang lawan yang ada di depannya karena belum siap sang lawan mundur dengan darah yang keluar dari mulutnya.
Dua orang maju dengan menbawa cerulitnya.
Brugghh, Fay menangkis tangan sang musuh hingga cerulitpun terlempar.
Clingg
Clingg
Brakkk
Kkreekkkk
Bugh bugh
Tersisa dua orang dari 8 orang musuh.
Fay melawan salah satu dari mereka terlebih dahulu pertarungan sengitpun terjadi.
Aarrgghhh
Sialan anak ini.
Sang musuh mengeluarkan pisau dalam jas nya.
Srek srek...
Fay berhasil menghidar , hingga saat Fay lengah.
Sreekkkk
Pisau itu tertahan di depan wajah Fay dan tertahan oleh tangan Fay yang kini mulai mengeluarkan darah. Sang musuh hanya tertegun melihat mata Fay yang kini menjadi merah. Hingga
Senyum iblis keluar dari bibir Fay
Good bye!
Krrekkk
Jleb
Patahan tulang leher dan pisau yang menghunus tepat di jantung.
sang musuh terkapar , dengan bermandikan darah. Karena setiap pukulan dari Fay menggunakan tenaga dalam juga akibat pisau yg digunakannya.
Satu orang lagi.
"Siapa yang menyuruh kalian?"
"...." gemetar
"Siapa?"
"Eehh..."
Fay mendekat..
Ssrraakkk brugghh
Faysa menggunakan judonya sehingga kini sang musuh ada di bawah Faysa yang sembari mencekik sang musuh.
"Siapa?"
"Mi..." ucapnya terpatah-patah.
"Yang benar!"
"Mil.. mil .. uhukk uhukk."
"Mi..mil..mile..miler uhhuk!"
"Miler siapa?"
"Sw..swag..swaggh.. eenngghh...."
"Jawab dengan benar!"
"swagth aarghh uhukk!"
"Baik."
Fay pun melepaskan cekikannya
Uhuk uhuk..
Uhhuk..
"Kau ingin mati seperti temanmu atau taubat?"
Entah kenapa Fay melihat nasib baik pada laki laki ini jika bergabung dengannya.
"Hidup."
"Ikutlah denganku!"
"Kenapa?"
"Hm?"
"Kenapa kau percaya padaku?"
"Aku melihat kejujuran dan juga rasa tak terima melakukan tugas ini."
"Ya benar."
"Jadi?"
"Aku akan ikut denganmu, terimakasih."
"Hm.."
Setelahnya mereka pun melompati jendela yang telah di bobol Faysa tadi.