Chereads / Bayang-Bayang Mantan / Chapter 14 - Cara menyiksanya.

Chapter 14 - Cara menyiksanya.

Alea tak bisa berkonsentrasi selama bekerja. Bahkan berki-kali ditegur oleh Nasabah.

Untungnya hari ini hanya setengah hari Alea bekerja.Maka setelah selesai

Alea hendak merogoh kunci dari dalam tas miliknya, namun pintu telah terbuka seketika membuat jantung Alea berhenti berdetak.

"Erwin.." mata lelaki itu terlihat tajam menatap Alea dengan tajam, hanya ditatap seperti itu saja bulu kuduk Alea telah meremang ia takut melihat tatapan tajam dari Erwin.

"Dari mana saja kamu, jalang?!" suara bariton Erwin begitu menukik menusuk pendengaran Alea hingga membuat sakit ke ulu hati.

"Ak--,"

"Kau menjual tubuhmu?!" desis Erwin.

Alea mengeleng pelan, demi tuhan ia tak seperti itu dan tak bisa menjelaskan kenapa tak pulang malam tadi.

Ingatan Alea terlempar kala Herdy berkata jika Erwin berada di hotel, namun ternyata Erwin tau jika dirinya tak pulang.

Lantas kenapa Erwin harus tau jika dirinya tak pulang, Alea telah menyimpulkan jika Herdy membohongi dirinya.

"Win.."

"Masuk!"

Alea segera masuk kedalam rumah, tak lama kemudian suara pintu dibanting pun terdengar membuat Alea berjingkat kaget.

"Dari mana kamu semalam?!" teriak Erwin kesal.

"Win..ak-,"

"Jawab!"

Alea meremas kedua tangannya takut bukan main, mendengar teriakan Erwin.

"Jawab sialan!" maki Erwin.

Alea hanya tertunduk lesu mendengar teriakan Erwin, setiap kali ia akan menjawab Erwin telah lebih dulu menyelanya hingga Alea bingung kapan waktunya untuk menjawab.

Erwin menarik tangan Alea dan membawanya kedalam kamar.

"Aku harus memeriksamu, kepada siapa kau menjual tubuh jelekmu ini," Erwin mengusur wanita itu hingga berteriak dan memekik kesakitan.

Namun Erwin sama sekali tak mendengarnya, lelaki itu terus saja menarik paksa agar Alea mengikuti langkah kakinya.

Kini Erwin mendorong tubuh Alea hingga terjerbab kedalam kasur, wanita itu beringsut ketakutan.

"Win.."

Erwin menulikan pendengarannya, lelaki itu membuka seluruh bajunya dan melemparnya secara asal.

Kini tanpa basa-basi, Erwin merangkak naik mengukung tubuh Alea.

Sraakk..sraak.

Baju yang dikenakan oleh Alea disobek begitu saja, wanita itu menjerit histeris.

Melihat tubuh Alea yang tak ada jejak sama sekali, Erwin pun segera membuka paha Alea melihat milik wanita itu.

Namun lagi-lagi Erwin tak menemukan cairan apapun disana, merasa kesal Erwin langsung memasukan ketiga jari dan mengerakan ketiga jarinya itu dengan kencang membuat Alea meronta memohon ampun karena kesakitan.

Erwin tak peduli, lelaki itu segera memasukan miliknya kedalam inti Alea dan memompanya dengan kencang.

Tak ada kelembutan sama sekali, Alea benar-benar kesakitan hingga menangis meraung-raung.

Erwin menggeram kala dirinya akan segera sampai, kini lelaki itu segera menarik miliknya dan mengeluarkannya diatas perut Alea.

Setelah puas Erwin segera melenggang pergi tak sedikit pun melirik kearah Alea yang menangis tersedu-sedu.

Tak ada rasa kasihan sedikit pun dihati Erwin, ia memang sengaja melakukan hal itu kepada Alea.

Semua hal yang berhubungan dengan Alea begitu sangat memuakan di mata Erwin, jika saja bukan karena suatu hal Erwin mana mau repot-repot melakukan sebuah pernikahan sandiwara ini.

**

"Kurang ajar!" Herdy mengepalkan kedua tangannya.

Lelaki itu kini beranjak bangun, tujuan saat ini adalah Alea melihat bagaimana kondisi wanita itu.

"Urus semua, Mo, secepatnya!" Herdy kesal dan murka seketika.

Bimo hanya mengangguk kemudian pergi setelah melaporkan tugasnya.

Herdy berjalan tergesa-gesa, secepat kilat memasuki mobil miliknya dan mengemudikannya dengan kencang.

***

Alea meringsut masuk kedalam kamar mandi, sekujur tubuhnya terasa sangat sakit bahkan bekas gigitan Erwin terlihat dimana-mana.

Kulit putihnya kini terlihat lebam-lebam, bahkan jika tersentuh sedikit pun terasa sangat sakit.

Alea kembali menangis tersedu-sedu, mengingat semua perlakuan Erwin kepadanya.

Wanita itu kini memasuki Bathub kemudian menyalakan airnya, Alea menenggelamkan kepalanya hingga wanita itu kehabisan napas.

Bahkan kini telah tak sadarkan diri, entah apa yang Alea pikirkan saat ini.

Semua hidupnya telah kacau, bahkan menerima permintaan Hamzah pun tak kunjung membuat Alea bahagia.

Lantas untuk apa Alea hidup, maka inilah jalan terakhir yang Alea tempuh yaitu mengakhiri hidupnya.

Braakk...pintu kamar mandi terbuka seketika.

Herdy langsung berlari menuju bathtub dan mengangkat tubuh polos Alea.

Wajah wanita itu terlihat sangat pucat, tak hanya itu saja seluruh tubuh Alea telah dingin.

Herdy segera berlari membawa Alea kedalam kamar, kemudian mengulung tubuh Alea dengan selimut besar.

Fokus Herdy hanya kepada Alea, lelaki itu kini berlari dengan mengendong tubuh Alea yang telah dingin dan memasukannya kedalam mobil.

**

"Kemungkinannya sangat kecil, Tuan," Dokter tak ingin memberikan harapan kepada Herdy.

"Mengapa Dok? bukan kah masih bisa diselamatkan?" Dokter tersebut pun mengelengkan kepalanya.

Alea memang sengaja melakukan hal tersebut, selain psikis-nya yang terguncang.

Alea pun seolah tak ingin hidup lebih lama. "Pasien memang sengaja mengakhiri hidupnya," Herdy terdiam, kemudian mendengarkan lagi perkataan Dokter yang membuat Herdy semakin terkejut.

Erwin lah dalang dari semuanya, lelaki itu bahkan membuat hidup Alea terguncang setelah melakukan tindakan gila.

Herdy berusaha setenang mungkin, namun lagi-lagi pikirannya kacau.

Erwin telah menjatuhkannya terlebih dulu melalui Alea, Herdy sudah seperti kehilangan sebagian hidupnya.

Kini lelaki itu terdiam sambil berpikir Herdy akan melakukan apa pun asalkan Alea bisa di selamatkan.

Tak peduli jika Herdy harus menukar dengan nyawanya sendiri, berthaun-tahun yang lalu Herdy pergi meninggalkan Alea dan telah berjanji akan kembali.

Dan sekarang Herdy akan menempati janjinya untuk kembali kepada Alea bersamanya hingga tua nanti.

Tapi kini segalanya seperti di hancurkan oleh Erwin tentu Herdy harus membuat perhitungan dengan lelaki itu.

Awalnya Herdy memang tak mau berurusan, tapi jika sudah menyakiti Alea beda lagi karena bagi Herdy Alea adalah segalanya.

Herdy bahkan berkorban banyak hal dan berusaha untuk menerima keputusan Alea yang sudah menikah dengan Erwin meskipun itu keinginan ayahnya.

Namun melihat Alea yang tak bahagia dan Erwin yang tak bertanggung jawab maka Herdy maju untuk melindungi Alea dan mengambil kembali miliknya.

Bersambung.