Melihat ke dalam adi dan denok tampak kaget dengan apa yang di lihat di dalam kotak, di dalam kotak hanya ada beberapa bunga melati dan satu gulungan yang tampak tua dengan warna emas yang memancar dari gulungan tersebut. Denok yang melihat bunga melati itu terkagum dengan harumnya dan warna yang sangat putih seolah bunga melati itu tidak ternoda oleh apapun.
"" mas cantik sekali bunga melati ini, dan harum sekali baunya""
""ya kamu benar, bunga melati ini indah dan sangat harum, ok sekarang kita harus ambil dua bunga melati dari kotak ini"" saat adi selesai berbicara tiba tiba bunga melati yang ia keluarkan dari kotak itu terbang sendiri perlahan menuju pintu masuk hutan adi dan denok yang melihat itu kaget dan heran hanya bisa memperhatikan bunga yang terbang dengan takjub.
Saat kedua bunga itu terbang menuju pintu dan seperti mesin penyedot bunga kembang sepatu yang besar menghisap dua bunga melati yang terbang ke arah pintu. Sesaat dua melati itu terserap ke dalam bunga kembang sepatu, terlihat warna dari bunga itu menjadi semakin cerah dan bersinar seperti layaknya safir merah yang berkilau di tengah kegelapan.
Sesudah cahaya dari bunga itu meredup perlahan tumbuhan yang seperti anggur itu menyusut tiba-tiba dan membuka jalan pintu masuk menuju hutan ujung kulon. Membuka seperti tidak ada tumbuhan yang merayap dan membentuk penghalang di depan pintu, seperti gerbang yang membuka cahaya pintu masuk ujung kulon kini terbuka dan jalan selebar 3M membentang di depannya dengan aspal hitam sebagai alasnya membedakan jalan dengan hutan nyang alami dikedua sisinya.
Adi dan denok yang melihat itu semua tercengang dan gembira karena pintu masuk menuju hutan ujung kulon kini bisa mereka masuki
"" mas, mas pintunya terbuka, cepat kembali ke kereta dan kita masuk takut pintu itu akan tertutup lagi""
Denok membangunkan adi dari pengalaman ajaib yang ia lihat
""ehhh, iya dek ayo, segera mas kesitu""
Mengencangkan ikat pengemudi adi memacu kuda untuk masuk ke dalam hutan.
Saat ketika bunga melati itu tertelan oleh bunga kembang sepatu cahaya merah terang yang bersinar tanpa adi dan denok sadari menembus ke dalam hutan ujung kulon dan memasuki ke sebuah candi yang ada di sebuah desa di seberang hutan ujung kulon.
Memasuki sebuah patung berbentuk putri yang mengenakan baju kebesaran kerajaan lengkap dengan selendang dan mahkota cantik dikepalanya. Dan saat sinar merah itu memasuki patung tersebut, seolah hidup patung itu memiliki sinar di matanya dan senyum lembut yang tiba-tiba terbentuk dimulutnya.
Seketika fenomena itu tidak lepas dari seorang sesepuh desa yang terlihat sepuh dengan jenggot putih yang panjang dan baju serba putih yang terlihat seperti Resi jaman kerajaan. Mengeluarkan aura suci dan menenagkan dari dalam tubuhnya dan terlihat matanya menjadi tajanm dan tak lama terdengar suara yang tua dengan kewibawaan di dalam seruannya saat memanggil seseorang di luar candi.
"" Sukun cepat masuk ke dalam""
"" baik Resi"" terlihat seorang pemuda biasa dengan perawakan tipis dan kurus tapi tidak menghalangi aura ketekunan dan kepintaran yang menyelimuti dirinya.
""mohon ijin Resi, ada yang diminta Resi untuk sukun lakukan?"" membungkuk dengan sopan dan bertanya dengan lembut
""bilang Bejo bahwa sebentar lagi akan ada tamu terpilih yang akan mampir melewati desa kita dari dalam hutan""
Saat sukun mendengar apa yang dikatakan oleh sang resi dia tertegun sejenak sampai dia kemudian pulih dan menganggug ringan dan mudur sambil memberi hormat.
Adi yang telah memasuki hutan tidak tahu itu semua bahwa kedatanganya ke dalam hutan ujung kulon telah diketahui dan dinanti oleh warga desa di seberang dari pintu keluar hutan ujung kulon.