Chereads / The Oldest Land / Chapter 37 - Pernikahan Adi dan Denok III (18+)

Chapter 37 - Pernikahan Adi dan Denok III (18+)

Selepas acara Pernikahan dan makan" keluarga masuk lah acara utama kita malam ini nyaitu malam pertama Adi dan Denok

Disebuah ruangan yang indah yang didekor dengan bunga-bunga dengan penerangan yang lembut terlihat sepasang suami istri yang baru saja menikah

Lelaki itu terlihat canggung dan wanita itu tidak terlihat lebih baik dengan memperhatikan seksama diantara keduanya tampak ada butiran keringat yang menggantung di dahi keduanya

Malam pertama Adi dan Denok tampaknya masih menjadi hal yang memalukan bagi mereka walaupun kini keduanya telah menjadi sepasang suami dan istri yang sah

akhirnya diantara kecanggungan keduanya seseorang membuat keputusan

" Mas Denok udah siap, ko mas ga mulai" berkata Denok dengan pelan

Adi yang diingatkan Denok menjadi malu dan merasa harga dirinya sebagai lelaki terasa dipertaruhkan

Dengan menarik nafas secara dalam Adi membalik kan badannya dan menghadap Denok dengan berani

mengangkat tangannya dengan perlahan menggenggam jari jemari Denok, perlahan menatap Denok dengan dalam dan tanpa kata keduanya semakin mendekat

Saat hanya beberapa centi meter jarak diantaranya terasa hembusan panas nafas mereka yang masing-masing menyentuk kulit wajah mereka, semakin membuat jantung keduanya berdeguk kencang

Melihat Denok yang perlahan menutup matanya seakan menjadi alami bagi seorang wanita untuk menutup matanya saat berciuman

Membungkus bibir tipis Denok Adi merasa sesuatu yang gembira dan bergairah mengalir dalam dirinya

Mencium Denok dengan lembut awalnya dan hingga detak jantung dan esktasi semakin meningkat menambah rasa tidak puas Adi melahap bibir Denok dengan rakus dan melumatnya dengan penuh nafsu

Denok yang terkejut dengan apa yang dilakukan Adi perlahan di bawah dorongan nafsu ikut serta dalam perang nafsu tersebut mulai melingkarkan tangannya dileher Adi dan membalas Adi dengan ganas kembali

Adi yang merasa dirangkul Denok menjadi semakin tidak tertahan dan pedang pusaka yang dimilikinya menjadi semakin perkasa dan tegak seakan siap menghunus untuk membuktikan kesaktiannya

Perlahan merebahkan Denok dan mulai membuka baju mereka masing-masing dan saat melihat Denok dengan tubuh yang tanpa sehelai benang detak jantung Adi semakin meningkat bernafas kini menjadi sesak

Perlahan mengagumi mahakarya sang pencipta yang dirawat dengan sepenuh hati selama 20 tahun

Melihat ke bawah ke taman surgawi Denok tampak pemandangan yang menggugah imajinasi tidak kuat dengan apa yang dilihat Adi mulai kembali mencium Denok di mulai dari mulut, mata, pipi, leher turun ke bawah hingga sampai pada bagian terlembut Denok mencengkram perlahan dan mulai mengulanginya terdengar suara Syah di Denok " ahhhhh, pelan-pelan massss " saat Denok mulai merasa sesuatu yang ada di dalam dirinya bangkit Denok menjadi semakin panas dan menjadi semakin bersemangat menaggapi Adi

Adi nampak seperti pemburu harta Karun yang memindai setiap inci tubuh Denok dan menandainya dengan cintanya

Hingga dia melihat pintu sorga yang tersaji di hadapannya Adi menahan tegukan dan melihat lebih dekat, mengaguminya dan tidak bisa menyesap dan menciumnya terdengar suara" ahhhhhhh ahhhh ahhh, massss Denok udah ga kuat Denok udah siap" Adi yang menyaksikan Denok yang bernafas tidak karuan dan melihat warna tubuhnya yang semakin kemerahan melihat ke bawah pada dirinya dan melihat keris saktinya yang semakin keras dan berdiri tegak

" Denok mas masuk yah, Denok tahan dikit akan terasa sakit di awal" Adi membujuk Denok dengan mengusap wajahnya dengan lembut

Denok yang ditanya Adi hanya menggaruk malu

saat pusaka Adi memasuki surga Denok terdengar suara lirih Denok " aahhhhh pelan-pelan masss Denok sakitt" Adi yang melihat Denok kesakitan Denok dan melihat darah yang mulai keluar dari pintu surga Denok merasa sedikit panik dan takut tapi mendengar Denok mengucapkan " gapapa mas Denok kuat ko, mas bisa masuk lebih dalam" Adi yang melihat Denok yang meminta lebih dalam tak kuasa menahan perasaan bersyukur dan kembali melanjutkan memasuki surga Denok lebih dalam

Malam semakin dalam dan di sebuah ruangan khusus pengantin baru hanya terdengar suara kicauan sepasang anak manusia yang saling berpacu melampiaskan hasrat dan cinta mereka