Matahari telah tinggi menyingsing di langit dan burung-burung telah pulang ke sarang untuk istirahat
Mulai terdengar suara aktivitas warga penduduk desa di pagi hari setelah pesta perayaan Adi dan Denok semaunya kembali normal seperti biasa
Di sebuah ruangan yang tertutup dengan gelap tampilan sinar mentari yang menembus celah memasuki kamar
Mencoba menerangi kegelapan yang ada dengan sedikit pencahayaan yang menatap tajam ke sepasang wajah mudah yang terlihat puas dengan tersenyum
Melihat Adi dan Denok yang masih asik berpelukan setelah perang besar mereka di malam pertama
Adi yang mulai bangun sedikit linglung dipagi hari melihat ke arah samping ya ada seorang wanita cantik yang tertidur damai dengan wajahnya yang menawan
Mengagumi setiap jengkal paras wajahnya menjadikan Adi tidak pernah cukup melihat wajah Denok untuk seumur hidupnya
Bersyukur dan bangga itu yang Adi rasa setelah menaklukan Denok dengan sepenuhnya tak tahan dengan wajah menawannya Adi menggerakkan jarinya mengelus perlahan wajah Denok dari dahi hingga pipi
Mengulangi beberapa kali hingga bulu mata Denok bergetar dan membuka perlahan matanya menyaksikan sang suami menatapnya dengan wajah cinta sambil membelai wajah cantik nan halus
Tersenyum sambil sedikit tersipu Denok menggenggam tangan Adi yang membelainya mencium tangan Adi dengan mulut manisnya dan menatap wajah Adi dengan penuh cinta yang dalam
" Gimana de, apa kamu tidur pules?"
" pules mas, Denok tidur pules cuma ada rasa sedikit Yeri di bawah" Denok menjawab dengan pelan dan menundukkan kepalanya mencoba menutupi rasa malunya
" wajar dong semalem kamu udah jadi wanita sejati jadi agak ga Yaman di pagi " berkata Adi dengan penuh pengertian
" iya mas Denok juga tahu ko, Denok udah dikasi tahu si embok"
" heheh bagus pantesan semalem kamu keliatan lumayan tahu"
" Siapa yang tahu Denok cuma ngikutin mas ko, itu kan alami" menampik Adi dengan penjelasan
" hahahah ,Denok Denok mas seneng ko, kamu ga usah malu soal itu apapun kurang dan lebih mu mas terima" sambil memeluk Denok erat dan mencium keningnya
" iya mas Denok tahu ko, Denok juga sayang mas" menguburkan kepalanya dalam-dalam di dada adi
" yaudah ayu bangun ga enak sama nenek dan kakek kita pengantin baru tapi males hahah" melepas Denok dari pelukannya dan bangkit membantu Denok untuk bangun