saat sedang asik bermanja ria, Denok berbalik menatap Adi. " Mas, Denok pengen kita begini terus sampe kita tua, Denok pengen cepet-cepet jadi istri mas, terus lahirin banyak anak buat mas". tersenyum sambil berbicara kepada Adi.
" Mas juga pengen begitu Denok, tapi tunggu 3-4 tahun lagi, karena mas belum sanggup saat ni, baik dari fisik maupun mental. Dan Denok pun sama, belum siap secara fisik dan mental, sabar kita nikmatin suasana yang ada dulu, nanti seiring waktu kita akan sampai disana". bales Adi dengan senyum dan memeluk Denok.
Adi mungkin secara umur berusia 14 tahun, tapi itu tidak membuatnya berpikiran sebagai remaja pada umumnya.
itu terjadi karena keadaan dan waktu yang membuatnya menjadi lebih matang di usianya yang dini.
Bersama Denok Adi menaruh kasih sayang ya yang hilang, dan bersama Denok juga Adi bisa sedikit bersandar mengistirahatkan badan dan mentalnya.
" ah kapan kamu cepet tumbuh toh mas, haaaa, tapi ga papa cuma sebentar 3-4 tahun itu, dan ga akan terasa lama. Denok juga yakin Denok akan menjadi istri mas dan akan setia menemani mas disini". memeluk kembali Adi Denok bersandar pada bahu Adi memejamkan matanya, menikmati kehangatan yang ia rasakan.
" ya Denok kamu akan selalu menjadi istri ku dan itu sudah pasti". memeluk Denok dengan erat.
saat sedang asik berpelukan, terdengar langkah kaki kecil dari dalam. Menyembul kepala kecil dari balik pintu dan mengintip dengan mata kecilnya, suara keras terdengar dari dalam.
" biiiiii..... biiiiii..... mba Denok lagi di peluk sama mas Adi, cepet kesini mereka lagi pelukan". terdengar suara nyaring memanggil dari dalam.
" ahhhh" terkejut Denok mendengar teriakan dari dalam, buru-buru melepaskan pelukannya dari Adi.
" mas-mas udh dulu, lepasin Denok si gembul ni sontoloyo emang". melepas pelukan dan merapikan baju "mas-mas udah rapi belum baju ku?" sambil bertanya pada Adi dengan panik.
" udah kok udah" sambil merapikan juga pakaiannya sendiri Adi berkata cepat kepada Denok.
" yang bener dong mas, tar kalo keliatan ga rapi aku malu sama Bi Sumi, dilaporin ibu ku repot nanti". dengan ketus Denok mengingatkan.
" udah nok, udah rapi kok, wes tenang aja kenapa". sambil tersenyum Adi membalas.
Terdengar suara kaki berjalan ke luar dari dalam.
" eh ada den Adi, kapan Dateng den? bibi kira siapa". bertanya sambil menggendong anak berusia 6 tahun, dan tersenyum kepada Adi.
" eh Bi Sumi, sehat bi? biasa bi saya main kesini yampein pesan dari nenek saya, katanya nanyain kenapa Denok ko udah seminggu ga main kerumah". berkata sambil sedikit malu kepada bi Sumi.
" oh kirain Aden kangen sama Denok, makanya main kesini, oh disuruh ndoro putri toh, hehehe". tertawa sambil membalas Adi.
" aduh" terdengar suara teriakan Adi.
" kenapa den, kok teriak Aden sakit?". tanya bi Sumi heran.
" ah ga ko bi ini saya cuma kena paku nonjol nih, di dipan kayakya bi". sambil berdiri berpura" meraba dan mencari paku.
saat meraba dan mencari, saat itu juga bertemu tatapan mata yang melotot dari Denok kepada Adi.