Liu Qingyu membereskan mangkuk, begitu diingatkan oleh Shen Anan, dia langsung teringat akan masalah yang dulu.
Guru Zhou adalah ahli ekonomi terkenal di negara itu, semua buku ilmu ekonomi yang ditulis oleh ahli ekonomi adalah buku pengajaran yang sangat populer di dalam maupun luar negeri. Tahun lalu, Guru Zhou baru pensiun dari universitas Kota Jing dan diundang oleh beberapa keluarga besar di Kota Qing untuk menjadi guru pembimbing di pelatihan pewaris.
Hanya saja, karena Su Huiqing tidak terpelajar, dalam waktu setengah hari saja dia sudah diusir keluar dari kelas pelatihan pewaris!
Guru Zhou orangnya lembut, tapi dia pun dibuat marah sampai mengusir Su Huiqing keluar.
Hal ini menunjukkan betapa bodohnya seorang Su Huiqing!
Setelah memikirkan hal tersebut, Liu Qingyu pun merasa lega.
Setiap orang di Keluarga Su adalah orang-orang yang sudah bisa dipastikan kesuksesannya, tapi berbeda pada Su Huiqing. Dari penampilan, kecerdasan, dan keterampilan, dia jauh berbeda dari anggota Keluarga Su yang lain, bahkan lebih tidak sesuai lagi jika dibandingkan dengan semua orang di lingkaran keluarga kelas atas.
Bahkan ada rumor yang mencurigai apakah Shen Anan dan Su Huiqing ini tertukar? Kalau tidak, kenapa perbedaannya besar sekali?
"Ibu, yang harus kita perhatikan adalah Su Ruohua dan Tuan besar Su." Shen Anan mendongak melihat jendela, bibirnya membentuk senyuman dingin.
Mengenai Su Huiqing, kalau tidak dilindungi oleh kedua orang dari Keluarga Su itu, dia pasti bisa mempermainkannya dengan mudah.
Jadi, Shen Anan sama sekali tidak terlalu memikirkan Su Huiqing!
Liu Qingyu menganggukkan kepala, beberapa saat kemudian dia tiba-tiba dia teringat sesuatu. Kemudian dia pun memelankan suaranya dan berkata, "Guru pada pelatihan kali ini diundang dari Guoji Center, ayahmu sudah bersusah payah mendaftarkan dirimu, kamu harus memberikan performa yang maksimal."
"Apa Ibu bilang?" Shen Anan tampak tercengang, dia mengangkat wajahnya dan melihat Liu Qingyu lalu bertanya, "Guoji Center?!"
"Benar, Guoji Center." Liu Qingyu juga tahu apa arti Guoji Center, kalau bukan karena dia sudah memastikan kabar ini, dia tidak akan berani mengungkapkannya, "Anan, kamu harus memanfaatkan kesempatan ini baik-baik. Orang yang datang dari Guoji Center memiliki status yang luar biasa, jika dia memilihmu, maka tidak akan ada lagi orang di Kota Qing yang berani meremehkanmu, bahkan Tuan besar Su juga akan memandangmu tinggi. Ketika saat itu tiba, apa yang kamu inginkan pasti akan kamu dapatkan. Aku dan ayahmu, kami bergantung padamu."
Mendengar kata-kata ibunya membuat tatapan Shen Anan berubah, beberapa saat kemudian baru dia sadar.
Dia menggenggam tangan Liu Qingyu dan berkata dengan yakin, "Ibu tenang saja, aku akan memberikan performa yang maksimal."
Putrinya ini dari kecil sudah menonjol jika dibandingkan dengan orang lain, dan Liu Qingyu selalu membanggakan hal ini. Begitu mendengar keyakinan putrinya, dia pun langsung merasa lega.
Apakah masih ada yang lebih unggul daripada putrinya di seluruh Kota Qing?
"Hanya saja, lukamu …" Liu Qingyu menatap siku Shen Anan, wajahnya terlihat kesal, "Dasar Su Huiqing bajingan!"
"Tidak apa," ucap Shen Anan sambil menggelengkan kepala, matanya terlihat bersemangat, "Kali ini adalah langkah pertamaku menuju kesuksesan. Su Huiqing …Aku akan membuatnya tahu kalau tempat pelatihan bukanlah tempat yang sesuai untuk sampah sepertinya!"
**
Keesokan harinya di kediaman Keluarga Su.
Begitu Su Lun bangun pagi, dia langsung duduk di sofa dan Paman Chen menyuguhkan secangkir teh untuknya.
"Di mana nona?" Su Lun bertanya sambil membalik korannya. Karena belum melihat Su Huiqing turun, dia pun tampak mengerutkan kening dan memukul meja dengan keras, "Dasar kurang ajar, apa yang kemarin dia katakan padaku!"
Paman Chen menaikkan alisnya, dia tahu kalau nonanya masih tahu sopan santun. Setelah mendengar hal ini, dia pun segera menenangkan Su Lun, "Tuan besar tenang dulu, nona kemarin sedikit demam."
"Apakah sakit menjadi alasan?" Paman Chen belum sempat menyelesaikan kalimatnya tapi Su Lun sudah semakin marah, "Shen Anan lengannya patah pun tetap pergi ke pelatihan pewaris, dia hanya demam saja, apa sebanding dengan orang yang lengannya patah?"
"Tuan besar, nona …"
"Kamu jangan terus memanjakannya!" Su Lun membelalakkan mata lalu berdiri, "Siapkan segelas air untukku, aku mau melihat si bocah kurang ajar itu kenapa belum …"
Sebelum dia sempat menyelesaikan ucapannya, dia tiba-tiba berhenti mengomel dan tampak tercengang saat melihat ke depan pintu.
Paman Chen masih terkejut dan tidak tahu kenapa tuan besarnya tiba-tiba berhenti bicara. Ketika dia melihat ke arah yang dilihat tuan besar, dia pun ikut tercengang.
Di depan gerbang tersebut ada sesosok bayangan bertubuh kurus sedang berjalan mendekat dengan santai. Rambut hitam panjangnya diikat ekor kuda, wajah cantiknya terlihat jelas, dan sudut bibirnya terlihat mengulas senyuman santai. Sinar matahari tampak menyinarinya dan membuat bayangan tubuhnya terlihat. Matahari pagi tidak terik, tapi tuan besar dan Paman Chen justru silau karena pemandangan ini.
Su Huiqing melepas jaketnya lalu menenteng jaket tersebut dengan dua jari saja. Begitu mendongak, dia melihat Su Lun dan Paman Chen. Dia kemudian memiringkan kepalanya dan tersenyum, "Selamat pagi Kakek, Paman Chen."
"Pa …pagi." Jawab Su Lun yang masih tertegun.
Setelah melihat Su Huiqing naik ke lantai dua, dia baru bereaksi, "Dia ... dia ... dia …sudah bangun sepagi ini?"
"Tuan besar." Pelayan yang membawakan segelas susu seperti tampak sangat terkejut dan baru sadar beberapa saat kemudian, "Nona jam setengah enam pagi sudah bagun untuk lari pagi."
Lari pagi?
Nona besar Su lari pagi?!
Sampai selesai sarapan, Su Lun masih belum bisa memahami apa yang terjadi.
Su Huiqing menenteng tas ransel yang disiapkan oleh Paman Chen, satu tangannya dia masukkan ke dalam kantong lalu tersenyum santai dan bersiap pergi.
"Qingqing, tunggu dulu." Su Lun tersadar kembali dan mengangkat tangan.
Langkah kakinya berhenti, Su Huiqing pun menoleh melihat Su Lun.
Su Lun melihatnya lalu berkata dengan serius, "Qingqing, aku tidak memintamu menjadi unggulan, hanya saja, lihat Shen Anan atau Mingxi. Terutama Shen Anan, bahkan Guru Zhou juga memujinya terus-terusan karena proposal investasinya yang sangat menarik! Aku tidak memintamu bisa sampai ke tahap tertentu, kamu bisa sampai dua per sepuluh dari Shen Anan saja aku sudah bersyukur."
Su Huiqing terlihat menyipitkan mata, "Kakek tenang saja, kelak aku akan lebih hebat daripada mereka."
"Lebih hebat dari mereka?" Su Lun menatapnya, "Ambisimu cukup besar, kamu bisa jadi satu sampai dua per sepuluhnya Shen Anan saja aku sudah bersyukur, tapi kamu mau lebih hebat dari mereka! Apa tidak takut pinggangmu keseleo karena omongan besarmu!"
Su Huiqing sudah pernah mendengar ibunya berkata seperti ini juga, jadi kali ini dia terlihat sangat tenang.
Dengan santai dia memakan permen karet, "Kalau benar-benar terjadi bagaimana?"
"Dengan kamu yang seperti ini," Su Lun menatapnya remeh, "Mana mungkin kamu memiliki kesempatan untuk mewujudkan hal itu!"
Yu Xiangyang masuk dari luar pintu dan mendengar perkataan Tuan besar Su, langkahnya pun terhenti lalu diam-diam melihat Su Lun.
Tuan besar Su, mungkin Anda tidak percaya, tapi hal itu benar-benar bisa terjadi!
**
Basis pelatihan pewaris.
Zhang Mingxi turun dari mobil dengan wajah muram, sementara Shen Anan yang lengannya masih diperban terlihat berdiri di pinggir dan menunggunya.
"Kak Mingxi, ada apa?" Melihat raut wajahnya, Shen Anan pun menjadi sedikit cemas, "Apa semalam tidak lancar?"
"Muncul sedikit masalah, tidak apa." Mendengar suara Shen Anan membuat raut wajah Zhang Mingxi kembali normal. Shen Anan berhati baik dan sangat cerdas, bakatnya dalam berbisnis jauh melebihinya, setiap aspek yang dimiliki oleh gadis itu membuat hatinya berdebar.
Tapi kenapa tunangannya bukan Anan, melainkan Su Huiqing si sampah yang tidak bisa apa-apa itu?
Zhang Mingxi pun merasa gusar begitu memikirkan hal ini. Pertunangan ini harus dibatalkan, dia mengepalkan kedua tangannya dengan erat, tatapan matanya terlihat suram.
Shuaa---
Lalu kemudian ada sebuah mobil putih yang berhenti di dekat kedua orang itu.
Pintu belakang pun terbuka.
Ada sesosok bayangan yang terlihat berjalan santai.
Melihat wajah orang itu membuat Zhang Mingxi menyipitkan matanya.