Chereads / SYSTEM BREAKER / Chapter 2 - Chapter 1 : Siapa anak itu?

Chapter 2 - Chapter 1 : Siapa anak itu?

Turnamen Penyelamat adalah ajang yang paling dinanti oleh semua orang di muka bumi. Tak jarang, mereka yang dianugerahi kekuatan [ Sistem ] melakukan pengembaraan untuk meningkatkan level mereka dan mencapai pencapaian tertinggi dalam hidup manusia, yaitu keabadian. Pencapaian tersebut hanya bisa diraih saat seseorang sampai di level 1000.

Setiap petarung di Turnamen Penyelamat telah sampai di tingkatan tersebut, atau setidaknya mendekatinya.

Dalam sejarah penyelenggaraannya, tingkat kekuatan petarung paling rendah adalah Nuklir. Sedangkan, paling tinggi adalah Omniverse. Peserta dengan tingkatan tertinggi itu ialah Sang Raja Alam semesta saat ini. Jawara bertahan yang tak terkalahkan selama 10.000 tahun terakhir.

Hmm. Ngomong-omong, kita belum berkenalan, ya?

Kalau begitu, perkenalkan namaku adalah Nofia. Aku bukan peserta turnamen dan hanya seorang manusia biasa.

Suatu kebahagiaan tersendiri bagiku bisa hadir dan menonton turnamen mengagumkan ini. Sebab, tak semua orang bisa hidup selama 1000 tahun untuk menyaksikannya. Beruntungnya aku memiliki seorang ayah yang merupakan seorang Immortal dan salah satu dari sekian banyak pengguna [ Sistem ] yang diundang untuk mengikuti turnamen ini.

Yah. Cukup aneh sebenarnya seorang Immortal memiliki anak berusia 15 tahun sepertiku. Bayangkan saja membujang selama 984 tahun. Banyak Immortal lain–menurut ayahku–memiliki puluhan lusin anak dan cucu hingga cicit.

Rencana ayahku agar keluarganya bisa menyaksikannya bertanding dalam Turnamen Penyelamat entah bagaimana bisa terlaksana dengan mulus. Seperti dia tahu kemana arah takdir akan membawanya.

"Nofia!"

Suara bariton itu kudengar memanggil dari jauh. Nada khasnya yang setiap kali membuatku rindu itu selalu memanggil dengan intonasi yang sama.

"Ayah!"

Aku menengok dan tersenyum. Kulangkahkan kakiku dan berlari kepadanya.

Seakan angin membawaku terbang melayang, aku melompat cukup jauh dan berakhir memeluknya.

"Akhirnya, ayah datang! Aku sudah menunggumu dari tadi, tahu?"

"Hahaha, maafkan ayah, ya? Portal teleportasi ayah rusak, jadi ayah butuh waktu lama untuk memperbaikinya."

"Eh? Kenapa tidak menggunakan skill ayah saja? Toh, malah lebih praktis."

"Hmm... bagaimana, ya? Aku lebih suka mengandalkan item daripada skill."

Ayahku memang seperti itu, seolah dia manusia biasa yang memerlukan berbagai macam barang untuk membantunya bertahan hidup.

Nyatanya, ayahku adalah pengguna [ Sistem ] yang telah memiliki berbagai macam skill hebat dan mengagumkan. Rasanya, dia tidak butuh benda apapun lagi untuk bertahan hidup. Toh, dia abadi. Dia tidak butuh makan dan minum untuk tetap hidup. Bahakn jika dia dibunuh pun masih akan tetap hidup.

"Ish, ayah ini. Sudah beruntung diberi skill [ Dimensional Travel ] masih saja bergantung pada item," cakapku.

Dia terkekeh kecil, "Ya, item itu penting tahu? Aku tidak menyelesaikan begitu banyak quest dan menggunakan hadiahnya hanya sebagai koleksi di dalam penyimpananku."

"Hmph, kalau ada yang lebih praktis kenapa memilih yang susah?" gerutuku.

Tak ada kata lain darinya selain "maaf" yang disertai tawa kecil uniknya itu.

Kebiasaan ayahku menggunakan barang-barang 'yang tidak perlu' itu kadang membuatku berpikir; apa semua pengguna [ Sistem ] seperti dia?

Maksudku, apa yang mereka gunakan dengan point hasil mengerjakan quest selama hidup mereka setelah berhasil mendapatkan banyak item mahal dan legendaris itu?

Jadi, apa yang mereka lakukan dengan jutaan point-point tersebut? Menabungnya? Untuk apa? Point tidak bisa ditukarkan dengan uang tahu?

Aaah. Tapi, kenapa juga berpikir tentang uang? Toh, mereka tidak lagi butuh hal itu.

Meski demikian, terkadang aku ingin menjadi seperti mereka.

Bisa hidup dengan banyak skill mengagumkan, kekuatan dahsyat yang mengerikan, serta banyak item hebat yang bisa kubeli di dalam toko tak kasat mata itu.

Hmph. Aku rasa akan cukup menyenangkan.

Hidup mengembara, menyelesaikan quest, dan menghabisi monster untuk menjadi lebih kuat. Yah. Itu terdengar lebih menyenangkan daripada tiap hari harus bergulat dengan buku ensiklopedia setebal 40cm.

"Perhatian untuk tuan Ilham Bramasetyo. Dimohon untuk segera hadir di tribun peserta. Jika anda tidak hadir dalam waktu 1 menit, maka anda otomatis didiskualifikasi!"

Seruan Announcer wanita itu terdengar tiba-tiba.

"Oh, ayah sudah telat. Kamu tunggu disini saja, ya?"

"Iya, sudah sana. Jangan sampai ayah didiskualifikasi karena telat!" ujarku.

"Hahaha, tidak mungkin lah. Ayah pergi dulu."

Menggunakan skill [ Levitate ] dia terbang ke bagian tribun bawah yang dikhusukan untuk para peserta.

Kalau dipikir, bentuk arena ini unik juga? Karena bagian tribun dibangun beberapa tingkat. Tingkat pertama untuk para peserta dan tingkat di atasnya untuk penonton. Bentuknya jadi mirip tumpukan koin yang semakin ke atas semakin menjorok ke tepi letak koin di bawahnya.

Kusaksikan begitu banyak peserta yang telah hadir selain ayahku.

Semua dari mereka adalah petarung terkuat dari alam semesta mereka. Masing-masing memiliki kekuatan yang sanggup meratakan dunia. Menurut data book Turnamen Penyelamat yang dibagikan kepada setiap penonton oleh panitia penyelenggara, peserta dengan tingkat kekuatan paling rendah adalah Nuklir. Sementara peserta dengan tingkat kekuatan paling tinggi ialah Universe.

Aku tersenyum masam melihatnya. Sepertinya peta kekuatan peserta pada turnamen edisi kali ini cukup timpang.

Padahal, aku ingin menyaksikan pertarungan yang menyenangkan dan mengagumkan–penuk aksi dan tidak hanya sekali serang untuk memenangkan pertandingan.

Hmm. Yang pasti jangan sampai ayahku yang mengalami hal itu. Ngomong-omong, tingkat kekuatan ayahku sendiri adalah Low-Cosmic. Dia bisa menghancurkan sebuah galaksi jika dia mau.

Ada banyak petarung dengan tingkatan lebih dari ayahku. Tapi aku yakin dia bisa mengalahkan mereka. Apalagi dengan sistemnya yang dia beri nama [ Boundless Level Up ] ayahku bisa naik level seiring dengan jalannya pertarungan.

"Eh?"

Sesosok anak laki-laki berbaju putih dengan celana bahan coklat datang ke tribun peserta.

Siapa dia? Apa yang dia lakukan disana?

Aku membuka Data Book Peserta dan mencari partisipan dengan rupa yang mirip dengannya. Setelah sekian banyak lembar buku kubalik, akhirnya aku menemukan sosoknya di lembaran terakhir.

Aku pun melihat ke statusnya. Yang adalah merupakan status yang diambil dari [ sistem ] miliknya saat ini. Namun, apa yang kulihat malah mengejutkanku.

_______________

Nama: Annem

Kelas: ?????

Level: ∞

Klasifikasi entitas: Virus????

Tingkatan Kekuatan: ????

Hp: ∞

Mp: 0

Str: ∞

Spd: ∞

Daftar Skill: – ???? ( Passive )

– ???? ( Passive )

– ???? ( Passive )

– ???? ( Passive )

– ???? ( Passive )

– Ultimate skill : I'm The System Breaker ( Active )

Gelar: [ The Nonsense ]

_______________

Aku mengerjap beberapa kali, memastikan kalau apa yang sedang kubaca ini benar-benar berada dalam Data Book turnamen.

"Ada apa dengan status ini?"

Semua status anak bernama "Annem" ini termasuk levelnya hampir semuanya 'tak terbatas' kecuali Mp-nya yang Nol.

Lalu, apa-apaan dengan klasifikasi entitas, tingkat kekuatan, kelas dan gelar yang aneh itu?

Aku tertegun kebingungan.

Siapa anak ini? Tidak ada informasi personal mengenai dirinya. Tidak seperti peserta lain yang riwayat hidupnya dirangkum ke dalam Data Book.

Riwayat hidupnya hanya tertulis; blank.

Bagaimana peserta tidak jelas seperti dia bisa ikut serta dalam turnamen ini? Ataukah, pihak penyelenggara sengaja menyembunyikan identitas Annem ini?