Chereads / Indah cintaku / Chapter 5 - sakit 2

Chapter 5 - sakit 2

Dev sampai dirumah dan segera membersihkan diri, saat dia memanggil - manggil Laura untuk membuatkan kopi, dirinya baru teringat kalau Laura ketinggalan didanau. Awalnya dirinya ingin segera kembali kedanau itu, namun diurungkannya. "halah...biarin saja dulu, tu cewek juga paling baik - baik aja" katanya sambil membikin minuman hangat, juga menyeduh Mie instant dan menikmatinya.

Setelah makan, Dev menelpon seketarisnya, tentang agenda rapat esok Hari. Hari sudah mulai gelap saat Dev sadar bahwa istrinya masih didanau. dengan segera diambilnya kunci Mobil Dan dengan segera melaju kembali kedanau.

Saat dia sampai danau, hujan sudah mulai turun dengan lebat. "sialan....Laura....heh...dimana kamu....!"teriak Dev. Dengan cepat dia menyelusuri danau, namun tidak ditemukan sosok istrinya yang dia tinggalkan itu. "Ya Tuhan....tolong lindungi dia,,jangan sampai dia kenapa - napa", doa Dev dengan kalut.

Dev kembali ke Mobil dan jalan menuju rumahnya. dengan harapan ketika dia kembali, istrinya sudah dirumah Dan menyambut ya dengan senyuman seperti biasa.

sesampainya dev di rumah dirinya mendapati Laura berdiri diteras rumahnya. "kenapa kamu disini?" Tanya Dev dengan nada tinggi pada Laura.

Laura kaget dengan nada bicara dev. dengan segera dirinya menunduk tidak menjawab apapun. "aku bertanya padamu,,kenapa kamu disini!" kata dev kembali. "maaf kak...." kata Laura semakin menundukkan badannya. Entah sadar atau tidak Dev segera meraih bahu Laura Dan menguncangnya. "kenapa kamu santai disini, sementara aku seperti orang Gila mencarimu didanau dengan kondisi hujan,,," teriak Dev lagi. ",hiks...hiks...." meski lirih Dev dapat mendengar isak tangis istrinya untuk pertama kalinya. 'apa aku terlalu kasar, sampai dia menangis' batin dev.

segera mereka masuk rumah. Dev menuju kamarnya begitu juga dengan Laura.

Selama orang tua Dev diluar negeri, Laura menempati kamar yang ada dibelakang, bukan kamar tamu, Dev tidak mengizinkan Laura tidur diruang tamu, bukan di kamar asisten rumah tangga juga, tapi di gudang tempat barang bekas.

Laura melanjutkan tangisannya. kamarnya tidak ada lampunya, dev melarang dirinya memasang lampu, karenanya, Laura memakai senter untuk penerangannya.

Keesokan paginya Dev tidak menemukan apapun dimeja makan, biasanya Laura selalu sudah menyiapkan sarapan untuknya, meskipun dirinya tidak pernah memakannya, Laura juga selalu membawakannya bekal makan siang, Karena dirinya tidak mau sarapan,,meskipun bekal itu berakhir dimulut kedua sahabatnya sekaligus bawahannya diperusahaan.

"hei....bangun....Laura...bangun!" teriak Dev sambil mengetuk pintu gudang, bahkan menendangnya. Laura segera bangkit dari tidurnya mendengar teriakan juga ketukan dipintu. Sebenarnya dia sudah bangun dari tadi,,tapi badannya tidak Enak, karenanya dia terpaksa kembali berbaring

"Ada apa kak?" Tanya Laura begitu buka pintu. "Mana sarapannya,,kenapa tidak bikin sarapan,,kamu Kan tahu aku berangkat pagi kekantor" omel Dev tanpa Tanya kondisi Laura.

Dengan segera Laura pergi kedapur membuat sarapan sederhana untuk dev. "makanlah mas,,Makanannya udah matang" kata Laura. Namun...

"sudahlah...kamu makan sendiri saja, aku sudah tidak selera, apalagi melihat mukamu,,,mual rasanya" Kat Dev lagi. sambil berlalu pergi kekantor. Laura menjatuhkan dirinya ke kursi dengan lemah. "semangatlah Laura,,,suamimu marah karena kecerobohanmu"gumam Laura pada dirinya sendiri.

Badan Laura terasa sangat tidak nyaman, dirinya sedang demam tinggi sekarang, namun karena dev memintanya untuk mengantarkan berkas, dirinya memaksakan diri untuk memberikan berkas yang diminta dev.

Laura turun dari taksi yang ditumpanginya, dengan segera dia menuju resepsionis untuk memberitahu perihal kedatangannya.

"maaf mbak,,,bisa minta tolong,,tolong kasihkan ini pada Pak Dev,,beliau memintanya untuk rapat segera katanya" kata Laura mengatakan maksud kedatangannya. Terlihat resepsionis itu menelpon seseorang, kemudian berkata pada Laura. "ibu, Pak Dev minta ibu sendiri yang mengantarnya" kata resepsionis sambil mempersilahkan Laura.

Saat Laura sampai keruangan dev, ternyata disana tidak cuma dev, namun juga ada Dua orang teman dev.

"kak,,ini berkas yang kakak minta" kata Laura segera memberikan berkas kepada dev dan dirinya bermaksud untuk segera pulang, karena badannya terasa semakin tidak nyaman. Dev segera menerima berkas tersebut dan meletakkannya di mejanya. "kak,,Laura pulang dulu" pamit Laura namun segera ditahan oleh Dev. "tunggu,,temani kami mengontrol sebentar" kata dev lagi.

Laura hanya menganguk mengikuti sang suami.

Awalnya. semua berjalan biasa saja, namun entah mengapa suasana menjadi sangat tidak menyenangkan.

"jadi,,kenapa kamu mau menikah dengan calon suami kakakmu"kata salah satu sahabat Dev yang bernama Mario. "atau kamu memang suka merebut apapun yang kakakmu suka?" timpal sahabat Dev yang lain, Rafli.

"maaf....tapi aku tidak pernah merebut apapun yang kakak miliki" jawab Laura ketus. "soal menikah dengan kak dev,,harusnya kalau kalian memang sahabat kak dev kalian tahu alasan kenapa aku menikah dengannya,,"kata Laura lagi. "Kan karena kamu maksa untuk menikah dengan Dev" jawab Rafli kembali.

"apa kakak sudah bertanya pada kak dev?? pasti jawabannya tidak seperti itu" kata Laura sambil bangkit untuk meninggalkan tempat itu. "eh...apa maksudmu??" Kali ini dev lah yang buka suara. Tanpa banyak kata Laura segera pergi. namun baru tiga langkah dirinya sudah tidak sadarkan diri.

setelah melewati perdebatan akhirnya ketiga lelaki tersebut membawa Laura kerumah sakit. diperjalanan mereka dilanda cemas luar biasa. "Dev....jangan bilang dia memang sakit jantung" kata Mario. "tidak....dia memang baik - baik saja" jawab dev kesal, pasalnya dari tadi sahabatnya selalu ribut tentang Laura.

"dia tadi Kan marah,,,langsung pingsan gini" kata Rafli. "biasanya juga dia tidak pernah pingsan," kata dev lagi.

sesampainya dirumah sakit Laura langsung mendapat perawatan. kebetulan salah satu dokter disana adalah sahabat mereka juga. "jadi ..Lev,,gimana kabar bini Dev,,kenapa dia pingsan seperti itu?" Tanya Mario . karena dialah yang Paling panik tadi. "Tenang saja , dia hanya sakit biasa, sebentar lagi juga siuman" jawab Levi.

ketiganya menghela nafas lega.

Mario juga Rafli pamit dulu, kini tinggallah dev yang sendirian menjaga istrinya itu. "hei...badak....bangunlah....kau kan kuat,,masa gini aja tumbang" kata dev monolog sendiri. "cepatlah bangun....bikin susah saja" kata dev lagi. Tiba - tiba dokter Levi datang keruang rawat Laura dengan wajah yang sulit dibaca.

"Dev....Gua mau ngomong sama lu" kata Levi langsung. Keduanya kini berada di ruang praktek Levi. "jadi..mapa yang mau lu bicarakan, kalau tentang si Laura,, lu mending tidak perlu bahas" jawab dev. Karena semua sahabatnya juga tahu kalau pernikahan ini bukan kehendak dev.

"memang tentang Laura,," jawab Levi cuek. " Kan sudah ku bilang tidak perlu bah..."perkataan dev terpotong Levi. "dia hanya Punya satu ginjal" kata Levi cepat.

"apa ....apa maksudmu???" Tanya Dev lemah. "dia hanya Punya satu ginjal,,,sama seperti dirimu" kata Levi lagi. "lalu....lalu apa urusannya denganku" kata Dev lagi dengan ketus. padahal dalam hati dirinya mulai khawatir.