Chereads / Indah cintaku / Chapter 7 - Trauma

Chapter 7 - Trauma

Laura sekarang berada di danau. entah kenapa dirinya memilih danau yang pernah disayanginya bersama Dev dulu.

pikiran Laura melayang jauh kemasa yang membuatnya tidak mengerti sampai sekarang. Dahulu Laura hidup dengan baik, orang tuanya juga baik, walaupun dirinya sering terlibat pertikaian kecil dengan sang kakak, namun orang tuanya tidak membela salah satu dari mereka. hingga Hari itu datang, saat dirinya kembali kerumah, sikap kedua orang tuanya berubah, mereka menjadi terlihat dingin juga cuek padanya. bahkan mereka selalu menyalahkan dirinya.

masih ingat dibenaknya bagaimana kakaknya sengaja menjahili dirinya,, namun reaksi orang tuanya juga sangat berlebihan.

Laura menangis dipingir danau. ingin dirinya mencelupkan Kakinya ke danau, namun diurungkannya karena dirinya ingat dengan perkataan dev padanya dulu.

"tidak....danau ini harus tetap bersih,,setidaknya kalau air danau ini nanti Kotor,,itu bukan karena aku" kata Laura lirih. Mungkin orang - orang akan menganggap dirinya baik - baik saja selama ini, namun sebenarnya tidak, dirinya tidaklah baik - baik saja. Jika saja kemaren saat dirumah sakit Dev atau siapapun mendengar pertanyaan dokter padanya pasti mereka akan tahu bahwa dirinya tidak lah baik.

saat dokter menanyakan tentang, kenapa kulitnya nampak merah- merah, dirinya mengatakan kalau dia alergi. padahal yang sebenarnya dirinya mengosok tubuhnya dengan kasar tiap dirinya Mandi, dirinya ingin membersihkan tubuhnya, seperti perkataan dev dia menjijikkan Dan Kotor.

"kak Dev benar,,,bagaimanapun aku membersihkan tubuhku, tetap saja aku Kotor,,bahkan mama papa juga tidak suka aku lagi" tangis Laura semakin pecah.

Laura pulang kerumah setelah dirinya memastikan kalau dirinya sudah terlihat baik - baik saja. Hingga dirinya membutuhkan waktu yang lama, bahkan hingga malam tiba.

saat dirinya membuka pintu , terlihat hanya dev yang menyambutnya diruang tamu. "kakak...mama papa kemana ? kok sepi?" Tanya Laura pada dev. "merek pergin ke Kota B,,mereka Ada urusan disana" kata dev cuek. "oh...baiklah" kata Laura sambil berjalan masuk. namun langkahnya terhenti karena perkataan dev.

"dari Mana kamu?" Tanya Dev galak. Laura yang memang dasar nya penakut semakin takut dengan bentakan Dev. "itu Laura...tadi..." ucapan Laura seperti biasa terpotong oleh Dev. "tidak penting kamu mau kemana?, dengan siapa dan mau melakukan apapun terserah padamu,,tapi harus kamu ingat....jangan pernah lakukan hal yang membuat malu diriku!" bentak dev kembali. Airmata sudah mendalir membasahi pipi laura,, memangnya apa yang dia lakukan sampai membuat Dev malu. "maksud kakak apa...?" Tanya Laura sesengukan. "tidak perlu nangis didepanku, kamu Kira aku akan kasihan,,aku justru semakin jijik"bentak dev sambil mendorong Laura hingga Laura jatuh dan kepalanya membentur pingiran meja.

Laura menyentuh kening nya yang terasa sakit, alangkah terkejutnya dia saat dirinya melihat ditelapak tangannya terdapat darah. Namun entah kenapa dev tidak berhenti disitu. segera dirinya menyeret kembali Laura.

Laura menjerit memohon ampun. "ampun kak....ampuni Laura....ampuni Laura kak...." namun Dev tidak menghiraukan sama sekali permohonan Laura.

Dev membawa Laura kekamarnya Dan kembali mendorong Laura. tangis Laura semakin jadi, dirinya benar - benar takut. sangat ketakutan. "kakak....Laura mohon ampuni Laura kak,,ampuni Laura.....akh...kakak jangan....!" teriak Laura saat Dev menarik Kakinya dan menginjaknya. "sakit kak....sudah....kakak...."jerit Laura semakin nyaring saat Dev tidak cuma menginjak Kakinya yang satunya lagi.

melihat Laura yang menjerit memohon ampun entah setan apa yang merasuki diri dev. dirinya tidak berhenti. malah dirinya semakin bejat. bahkan Dev melakukan pemerkosaan kepada Laura. Dirinya melakukannya malam itu berulang - ulang hingga Laura bahkan telah kehilangan kesadarannya.

Laura terbangun dari tidurnya, atau mungkin sadar dari pingsannya. Laura mendapati tubuhnya tidak memakai sehelai pakaianpun, dan dirinya berada di pelukan dev yang kondisinya juga sama seperti dirinya. dengan hati - hati Laura mengerakkan tubuhnya, agar tidak membangunkan dev, dirinya tidak mau dev marah lagi.

Tubuhnya terasa sakit semua, namun yang terasa sangat parah adalah Kakinya juga diantara selangkangannya. Dirinya menangis mengingat perlakuan dev pada dirinya. dengan susah payah dirinya menyeret tubuhnya ke kamar Mandi. dirinya kembali mengosok tubuhnya hingga terasa perih.

"Tuhan....maafkan aku...." kata Laura merintih. lama Laura didalam kamar Mandi. hingga akhirnya dirinya keluar mengambil dan memakai bajunya yang seperti biasa teraimpan di balkon. setelah dirasa lebih baik. dirinya membersihkan kekacauan dikamar Dev. diambilnya pakaian dirinya juga pakaian dev yang berserakan.

tentu saja tidak dicampur karena dirinya tahu, Dev tidak menyukai barangnya bercampur dengan miliknya.

Saat Laura keluar kamar dengan membawa pakaiannya. Dev terbangun. dirinya melihat sekitar, Laura sudah tidak Ada, kamarnya juga sudah bersih. kecuali...tentu saja tempat tidurnya. Dirinya segera menyibak selimutnya. Namun hatinya mencelos saat dirinya mendapati bercak darah di seprei tempat tidurnya. "dia...perawan...bagaimana mungkin" kata Dev tidak percaya.

Bukan tanpa alasan dirinya kaget dengan kenyataan itu. bukan tanpa alasan juga dirinya melakukan itu pada Laura. Hatinya panas, juga emosinya meluap, bahkan sampai gelap mata melakukan hal yang tidak pantas kepada Laura karena rekan bisnisnya mengatakan bahwa wanitanya keluar hotel bersama orang lain, dan juga rekan bisnisnya mengatakan bahwa wanitanya bukankah wanita yang baik. Dirinya ingin tidak percaya, namun saat dirinya mendapati Laura pulang larut membuatnya gelap mata.

"tidak apa - apa...ini Hal wajar yang terjadi antara suami istri" kata dev akhirnya dan beranjak kekamar mandi.

Saat dirinya turun, dirinya hanya menemukan makanan dimeja makan, namun tidak melihat Laura, dirinya tidak ambil pusing segera sarapan dan berangkat kekantor. Entah kenapa setelah mendapati kenyataan bahwa dirinya yang pertama untuk Laura, hatinya menjadi berbunga. Namun entah kemana wanita itu pergi. Padahal biasanya wanita itu akan cerewet padanya. bahkan memaksanya membawa bekal makan siang. "sudahlah....paling dia dikebun belakang" kata dev cuek sambil beranjak pergi kekantor ya.

Dev tidak tahu kalau sejak tadi Laura memperhatikannya dari balik pintu. Dev tidak tahu kalau Laura takut pada dirinya. "aku takut, tapi aku tidak bisa untuk tidak melihatnya, bodohnya aku...." kata Laura sambil kembali menangis.

Malam saat Dev kembali kerumah, Laura tidak menyambutnya, dan dapat Dev lihat, Laura sudah berada dibalkon kamarnya, terlihat Laura sedang sibuk dengan laptop juga buku - buku tebalnya.

Andai saja Dev sedikit perhatian pada Laura. Dev akan tahu,,kalau saat ini kaki Laura membengkak, bahkan untuk berjalan Laura harus mengunakan bantuan kruk. Dev juga tidak tahu kalau tadi siang Laura kedokter untuk memeriksakan Kakinya.

Laura sengaja tidak bertatap muka dengan Dev,,Karena Laura tidak ingin Dev merasa dirinya pura - pura agar Dev kasihan.

Laura kembali bangun Pagi sekali hingga Dev masih terbuai dengan mimpinya. Laura seperti biasa menyiapkan sarapan lalu menghilang.

Sehari Dev masih merasa wajar dengan sikap Laura. Namun ini sudah empat hari Laura seperti itu. Dev tahu dia keterlaluan, tapi apa perlu Laura semarah ini pada dirinya