Chereads / Indah cintaku / Chapter 6 - aneh

Chapter 6 - aneh

Laura pulang dari rumah sakit, dan ternyata mertuanya juga kembali.

"sayang....mama kangen deh" kata mama mertuanya sambil merengkuh Laura kedalam pelukannya. "Laura juga kangen banget sama mama" balas Laura. "ceritakan sama mama, kenapa kamu bisa masuk rumah sakit,,,yuk sayang masuk" kata sang mertua yang mengabaikan keberadaan Dev , yang sejak tadi jengah melihat tingkah mamanya.

"dimana papa ma?" Tanya Dev yang tidak mendapati keberadaan papanya. "oh....papamu...tuh...dibelakang,,lagi nengok kebunnya" kata sang mama yang lagi - lagi mengacuhkan Dev.

"mama, papa, apa kabar?, kenapa lama sekali pulangnya? katanya sebentar saja" kata Laura pada mama mertuanya. "uh....sayangku....mama sebenarnya tidak ingin lama - lama,,tapi papamu tu....yang tidak selesai - selesai urusannya, sekarang katakan pada mama, kenapa kamu sakit" desak sang mertua.

Dev menyadari tatapan tajam mamanya kepada dirinya, padahal mulut mamanya begitu manis pada Laura, namun matanya sangat tajam menatap dirinya. "Laura kehujanan ma" kata Laura singkat. "dari Mana?" Tanya mertuanya dengan dingin. Sayang Laura kurang peka dengan perubahan nada suara mertuanya. "mama Kan Tau...Laura lagi ngerjakan skripsi,,nah..pas Laura nungguin dosen...." kata - kata Laura terpotong oleh tingkah mertuanya kembali. "kenapa kamu tidak menunggunya ditempat yang teduh, kenapa harus hujan - hujanan?" Tanya mama mertuanya panik. "bukan gitu ma,,,Laura nunggunya dikampus,,nah...ternyata setelahnya hujan lebat, ya udah basah lah Laura" cerita Laura.

"memangnya Dev tidak menjemputmu" Kali ini yang berbicara adalah Ayah mertuanya. "kak Dev tidak tahu kalau Laura menunggu dosen di kampus A,,,kak Dev ndak tahu" kata Laura lagi.

karena ada mertuanya, Laura terpaksa harus kembali kekamar dev. "padahal bagus dikamarku sendiri" gumam Laura sambil sembunyi- sembunyi membawa barang - barangnya kekamar dev. tidak semuanya Laura bawa, hanya barang - barang pentingnya. baju - baju tidak dibawanya. "kalau ganti baju aku balik aja kekamar dulu" kata Laura lagi.

"kamu...." perkataan dev terhenti karena tangan Laura yang meminta Dev untuk diam. "iya,,Laura tahu...wilayah Laura dimana,,kak dev tenang saja" kata Laura sambil menuju ke balkon.

"memangnya....aku menyuruhmu kesana!" kata dev kesal. Laura terdiam mendengar bentakan dev. namun dirinya hanya tersenyum.

Dapat Dev lihat istrinya masih terjaga , Laura terlihat sedang berkutak dengan laptopnya juga buku - buku tebalnya.

"deg....deg...." Dev merasa tiba - tiba jantungnya berdebat sangat cepat. Hal ini memang tidak sekali ini terjadi, selalu seperti itu saat dirinya melihat, apalagi berdekatan dengan Laura. "tidak mungkin aku jatuh hati padanya, yang aku cintai Lidya,,bukan laura" monolog Dev pada dirinya sendiri.

akhirnya Laura menyelesaikan tugasnya, karena capek akhirnya dirinya terlelap. lagi - lagi ditemani deinginnya angin malam.

Dev memang baik, namun Laura tahu, Dev melakukan itu karena Ada kedua orang tuanya. karenanya Laura tidak terlalu menanngapinya.

Siang itu keanehan juga terjadi,,tiba - tiba saja Ada no asing yang menelpon Laura namun saat mendengar suara Laura , langsung dimatikan. Namun Laura tidak ambil pusing karena dirinya punya banyak kesibukan dikampus siang itu.

Saat hendak pulang,, hp Laura berdering, disana tertera nama papanya.

"iya pa" Sapa Laura kepada papanya diseberang sana.

"bisakah kamu datang kerumah sebentar sekarang, mama sama papa Ada Hal penting yang ingin kami bicarakan padamu" kata papanya lagi.

"iya pa,,Laura segera pulang" kata Laura kemudian memesan taksi online menuju kerumah orang tuanya.

Sesampainya disana, Laura memandang setiap sudut rumahnya. Ada banyak kenangan , tentu saja dirumah itu. Namun hatinya langsung sendu saat mengingat kembali Masa lalunya tersebut.

"mama, papa" kata Laura sambil memeluk kedua orang tuanya saat keduanya membukakan pintu untuknya.

"bagaimana kabarmu?" Tanya mama ketus. Laura tersenyum, bisa Laura pahami, mamanya akan terus bersikap seperti itu padanya. entah salah apa dirinya sejak kecil mamanya selalu terlihat tidak menyukainya. bahkan sering menyakitinya,,mungkin tanpa disadari mamanya.

"jadi....papa mau ngomong apa sama Laura?" Tanya Laura kepada papanya dengan tersenyum riang khas dirinya.

"langsung aja,,sebentar lagi kakakmu akan pulang" kata mama angkuh. Laura tidak bisa menahan keterkejutannya, namun sedetik kemudian dia kembali menampakkan ekspresi terkejut. dirinya langsung mengaktifkan mode bahagianya. "beneran ma,,pa...wah Laura tidak sabar ketemu kakak" kata Laura.

"karena kakakmu akan kembali, kami inginkan kamu lakukan satu Hal" kata papanya. "apa itu pa?" tanya Laura semangat. Terlihat papa berfikir keras,,Laura mengerti sesuatu itu pasti akan menyakiti dirinya. sudah biasa.

"kami mau kamu bercerai dari Devril" kata mama langsung. Laura menghela nafasnya. "kalau untuk itu Laura tidak bisa janji,,kalau kak dev ingin menceraikan Laura...ya Laura bisa apa", kata Laura lagi

sebenarnya hatinya sangat lah sakit saat harus melakukan itu, tapi dirinya juga tidak mungkin seperti sekarang terus,,membuat Dev menjadi kacau.

" Tenang saja,,Devril pasti setuju, bagaimanapun kan calon istrinya sebenarnya Lidya" kata mama lagi. andai Luka hati dapat terlihat, mungkin dalamnya udah tercerai berai.

ditatapnya wajah kedua orang tuanya dengan intens. "ma...pa...bolehkah Laura bertanya satu Hal pada kalian?" Tanya Laura pelan. "ngomong saja, tinggal ngomong" kata mamanya sewot. Laura tersenyum menatap keduanya dengan Mata sayu.

"dari kecil,,sebenarnya ingin Laura tanyakan, namun Laura urungkan,,sekarang ingin Laura sampaikan" kata Laura lagi. "ya sudah...cepat katakan Ada apa? mama mau kesalon nih", kata mama lagi. "iya ma,,Laura janji, tidak akan minta waktu pada mama papa lagi setelah ini" kata Laura sungguh - sungguh.

Permintaan cerai dari kedua orang tuanya membuat dirinya mengambil keputusan itu. "pernahkah ma,,pa,,,sekali saja kalian memikirkan Laura?" Tanya Laura. sukses pertanyaan Laura membuat kedua orang tuanya terdiam. "ngapain kamu nanya kayak gitu" kata mamanya dengan sura yang meninggi.

"Laura hanya ingin tahu saja,, siapa Laura bagi kalian,,itu aja...apakah pembantu, apa penangasuh anak,,atau anak kalian" kata Laura masih dengan mempertahankan senyumnya.

"kenapa bisa kau berfikir seperti itu" kata papa setelah sebelumnya diam. "Laura hanya ingin tahu, pernahkah sekali saja kalian pikirkan Laura,,tapi nampaknya memang Laura tidak pernah Ada dihati juga fikiran kalian,,ya sudah...seperti janji Laura,,,Laura tidak kesini lagi,,jaga kesehatan selalu ya,,mama,,papa,," kata Laura sambil beranjak keluar rumah kedua orang tuanya