Chereads / MANTAN TERINDAH ! / Chapter 18 - Rintangan Cinta

Chapter 18 - Rintangan Cinta

Kegiatan bakti sosial berjalan sangat lancar, semua sangat antusias menjalankan tugas masing-masing, kali para lelaki sedang membantu membuat jalan bergotong toyong dengan penduduk setempat tua, muda mereka bergembira dan saling bersenda gurau.

Sementara yang perempuan membantu membuat makanan dan minuman untuk para pria yang sedang membuat jalan, sebelumnya mereka berdiskusi tentang masalah kesehatan anak dengan ibu-ibu PKK kampung. mereka pun sama bergembira dan sedikit bergosip layaknya ibu-ibu dimanapun bila berkumpul. Kadang mereka memberi nasehat bila para mahasiswi menikah nanti.

Akhirnya para perempuan membagikan makanan dan minuman buat para warga yang sedang beristirahat setelah cape membuat jalan.Begitupun para mahasiswinya juga ikut juga melakukan hal yang sama, Andrian dan mahasiswa yang lain juga yang ikut istirahat. Amanda datang membawa minuman buat Andrian dan duduk di sampingnya keduanya mengobrol akrab.

"Cieee yang lagi pacaran !" goda teman-teman Andrian melihat ke akraban keduanya.

"Syirik aja lu ...!" jawab Andrian sambik melempar makanan ke arah mereka. semua tertawa. Amanda hanya tersenyum.

Begitulah tanpa terasa waktu berlalu mereka sudah 5 hari menjalankan kegiatan bakti sosial, dati mulai perbaikan jalan dan sebagainya. Suatu hari mereka diijinkan libur sehari. Andrian memutuskan mengajak jalan-jalan Amanda keliling desa. menyelusuri persawahan dan perkebunan keduanya duduk di sebuah pondok di tengah sawah.

"Bagus sekali ya, pemandangannya ?" ujar Andrian sambil menghirup udara segar, bau tanah, rumput sangat menenangkan hati ditambah semilir angin lembut menerpa rambut dan wajah mereka.

"Iya, ini pertama kalinya aku melihat pemandangan indah seperti ini !" jawab Amanda yang begitu menikmatinya di dalam pelukan kekasihnya, sementara tangan Andrian merangkul pundaknya, kepala Amanda menyandar di dada Andrian yang duduk. Sesekali Andrian mencium bau wangi rambut wanita yang dicintainya itu.

"Kedua orang tuamu tak pernah mengajak berlibur ?" tanya Andrian heran.

"Sering, maksudku tidak kepedesaan seperti ini ! kalau ke pantai pernah !" jawab Amanda.

"Apakah kamu tidak ingin berubah ?" tanya Andrian, Amanda mengangkat wajahnya dan menatapnya.

"Maksudnya ?"

"Iya, kamu terlihat tidak mau bergaul dengan teman-teman yang lain ! seperti tertutup !" Andrian balas menatapnya dan kembali menarik Amanda kepelukannya.

"Pernah aku mencoba, mungkin itu hanya perasaan ku saja karena sikapku teehadap yang lain tapi tak lama kejadian selalu terulang ! dan itu membuatku berhati-hati !" jawab Amanda membalas pelukan Andrian. Entahlah hati dan perasaan tidak perduli akan keberanian dan keterbukaannya terhadap Andrian, ia percaya sepenuhnya kepada lelaki ini.

"Kejadian apa ?"

"Curiga, cemburu, iri hati ! semuanya pangkal dari dijauhkan aku dari teman-teman ! padahal aku tidak seperti dugaan mereka tapi aku selalu salah, berdebat pun percuma !" jelas Amanda.

"Lalu bagaimana sekarang ?"

"Mungkin sama saja, hanya aku percaya kepada seseorang setelah beberapa lama denganku ! seperti Mira !"

"Kalau aku, kamu percaya ?" tanya Andrian, Amanda mengangguk.

"Kenapa ? aku ini bad boy yang mungkin saja berakibat buruk padamu !"

"Entahlah, kamu menyukaiku ! aku pikir karena itu, kamu akan saling mengerti denganku !" jawab Amanda, Andrian tertawa. Amanda kembali menatapnya.

"Kenapa tertawa ?"

"Engga, jawabanmu terlihat polos !"

"Iya sih, tapi aku tahu perasaanku sendiri ! memang terlihat bodoh tapi aku yakin dengan itu ! kalau hatiku tidak maka akan terlihat !" jawab Amanda.

"Seperti kamu dengan Arman ?" Amanda mencubit Andrian hanya tertawa kecil.

"Aku memang belum pernah jatuh cinta dengan siapa pun ! ini pertama kalinya aku merasakan hal ini !" Amanda menunduk mukanya memerah. Andrian mengangkat wajahnya.

"Aku juga !" bisiknya.

"Bohong !

"Maksud benar-benar cinta, seperti katamu ! bila hati tidak maka akan terlihat !" Andrian mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Amanda dengan lembut. Tanpa sadar keduanya mulai berciuman.

Andrian melepas ciumannya dan memeluk Amanda, begitu pun juga dia membalas pelukannya. Untuk sementara keduanya menikmati moment romantis. Setelah itu keduanya kembali jalan-jalan melihat perkebunan, sungai bukit. Sebelum akhirnya kembali.

Bakti sosial pun selesai di laksanakan, semuanya kembali ke Jakarta dengan sejuta kenangan yang tak terlupakan termasuk Andrian dan Amanda keduanya menjadi semakin dekat tak terpisahkan, taoi mereka tidak tahu apa yang akan terjadu dengan hubungan selanjutnya.

-------------

Satu persatu bis kenbali masuk kampus dan semua turun, Andrian mengantar Amanda pulang bersama Wahyu serta seorang sopir. Sesampainya di depan rumah Amanda turun diikuti oleh Andrian untuk mengambil tas koper di Bagasi. Setelah itu mengantar sampai beranda rumah, Amanda menyuruh Andrian cepat pergi tapi ia malah memeluk Amanda dan mencium rambutnya.

"Ehem !" terdengar suara deheman dari belakan keduanya terkejut melihat mamanya Amanda sudah berdiri di belakang mereka.

"Mama ?" tanya Amanda.

"Hallo tante ! apa kabar, masih inget saya ? dulu pernah mengantar Amanda pulang !" sapa Andrian sopan.

"Amanda masuk !" perintah mamanya. Amanda terdiam.

"Mah, Andrian hanya nganter aku kok ! kan baru datang dari bakti sosial kampus !" mamanya menatap Amanda dengan tertegun, biasanya ia akan menurut kalau diperintahnya.

"Mama bilang kamu masuk Amanda !" ujarnya sekali lagi, Amanda melirik ke arah Andrian, lelaki itu mengangguk dan Amanda pun masuk.

"Tante saya permisi dulu, selamat sore !" Pamit Andrian pergi. Tapi mamanya Amanda tidak menjawab hanya menatap tajam kepergian Andrian. Dan Andrian pun pulang.

Shinta mamanya Amanda pun masuk setelah menutup pintu gerbang, ketika di dalam dia terkejut Amanda masih di ruang tamu, biasanya ia sudah masuk kamar.

"Amanda ! ada hubungan apa dengan lelaki itu ?" tanya Shinta dia begitu terkejut dan tak menyangka melihat adegan yang begitu mesra tadi. Dia merasa kecolongan entah sejak kapan. Sebenarnya Shinta memberi kelonggaran kepada Amanda karena ia yakin putrinya itu akan menjaga dirinya dengan baik.

Tapi apa yang dilihatnya tak di sangka, Ia tahu semua tentang putri semata wayangnya, ia tidak ingin kehilangan seperti kakaknya ...

"Dia ... pacarku mah !" Shinta terkejut bukan main, apa yang dipikirkan sejak lelaki itu datang mengantar Amanda malam itu menjadi nyata.

"Pacar ? sejak kapan kamu pacaran sama dia ?" tanya Shinta.

"Sudah, dua minggu lebih ini mah !" jawab Amanda dengan muka merah dan menunduk.

"Kamu udah pacaran sebelum atau sesudah kamu ikut bakti sosial ?"

"Sebelum mah !" Amanda kini menatap mamanya.

"Lalu itu apa, peluk-pelukan sampai ciuman lagi !"

"Mah, hanya rambut kok !"

"Pasti sudah lebih dari itu, cium rambut aja udah apalagi cium bibir ! kamu sudah melakukannya ?" Tanya Shinta menyelidilk dia berdebar semoga tidak.

"Sudah mah .." Hati Shinta terkejut bukan main, ia tak menyangka Amanda sudah berubah dan sejauh itu.

"Tapi hanya ciuman saja tidak lebih !"

"Oh ya, awalnya memang begitu setelah itu, ebih dari sekedar ciuman kamu mengerti Amanda ! mulai besok kamu akan mama antar ke kampus dan kamu harus putus dengan dia ! mengerti !" perintah Shinta,

"Tapi kenapa ? dia baik kok !" jawab Amanda melawan.

"Mama tidak perduli, pokoknya kamu harus putus dengan dia !"

"Tapi aku cinta sama dia mah !" Shinta menatap tajam kepada Amanda ia tak menyangka putrinya akan membantahnya,

"Amanda ! kamu masuk kamar !!!" perintah Shinta, Amanda menatap mamahnya dengan marah air matanya hampir menetes dan membalik tubuhnya dan langsung menuju kamarnya.

Bersambung ...