Keadilan? Omong kosong, tidak ada hal seperti itu, apalagi di dunia ini.
Semua jelas memiliki nilai yang berbeda. Ketika orang kuat kentut, orang-orang pasti berpikir dia telah berlatih hingga larut malam. Tapi ketika orang lemah kentut, orang-orang pasti akan berpikir dia melakukan hal tidak berguna hingga larut malam.
Semua orang memiliki prasangka yang berbeda pada orang yang berbeda, padahal melakukan hal yang sama.
Ini adalah sesuatu yang sangat mudah dipahami dan tidak akan pernah bisa hancur.
Setelah arena pertarungan sederhana tercipta, tanpa kata-kata tambahan Tetra langsung bergegas maju dan meluncurkan tinju terkuatnya. Ini adalah apa yang pria tua ajarkan padanya, tidak perlu ada basa-basi ketika bertarung dan selalu ambil inisiatif ketika lawan dalam kondisi lengah dan gunakan gerakan paling mematikan yang dimiliki.
Tetra hanya menggunakan tinju dan bukan pedang karena dia tidak memiliki dendam pada Guts meskipun dia telah mengejeknya sebelumnya. Tapi tinju Tetra jelas bukan tinju sederhana, dia juga menggunakan skil untuk memperkuat dan membuat tinjunya menjadi sekeras baja.
Guts tidak menduga bahwa Tetra akan langsung menyerang, meskipun dia adalah petualang level S, tapi dia masih tidak berdaya dengan serangan tiba-tiba ini dan tidak mampu untuk menghindarinya.
Setelah tinju Tetra menghantam dada Guts, yang terakhir langsung terlempar ke belakang dengan momentum yang hebat dan menghantam pelindung hingga membuatnya bergetar. Dari ini saja bisa dilihat bagaimana kuatnya tinju Tetra.
"Aku menang."
Tetra berkata dengan tenang setelah melihat Guts yang tampak cukup mengenaskan.
"Dasar pengecut, pertarungan belum dimulai dan kau sudah mengambil langkah terlebih dahulu."
"Bajingan tak tahu malu, akan ku hajar ketika kau keluar."
"Brengsek, jangan pernah berharap bisa keluar dari sini hidup-hidup."
Adegan menjadi kacau dan banyak petualang sudah siap mengeluarkan senjata dan melemparkan sihir pada Tetra.
"Apa yang salah, dalam pertarungan tidak ada yang namanya aba-aba, kau harus selalu waspada. Musuh tidak akan sebaik itu untuk menunggumu siap terlebih dahulu."
Tetra membalas dengan tenang. Itulah yang selalu pria tua katakan, dalam pertarungan ada beberapa tabu yang tidak boleh dilanggar. Jangan meremehkan musuh, jangan memberi kesempatan, jangan melemahkan kewaspadaan.
Jika tidak, mungkin kematian yang akan datang menyapamu.
Di sisi lain, meskipun Guts jelas terluka parah, tapi dia masih mampu untuk mengambil obat penyembuh di dalam persediaannya dan meminumnya. Setelah beberapa saat, cahaya berwarna hijau membungkus tubuhnya dan semua luka yang dia derita sembuh.
Ini adalah obat terkuat yang dia miliki, tentu saja dengan kualitas seperti itu harganya juga sangat mahal. Tapi akhirnya dia memutuskan untuk menggunakannya karena ingin sembuh dengan cepat.
Dan tentu saja, bukan tanpa alasan barang ini diberikan harga mahal.
Guts yang telah sembuh berdiri dan memandang Tetra dengan penuh kebencian. Tapi dengan cepat dia membuang perasaan negatif itu dan menenangkan pikirannya.
"Ayo bertarung sekali lagi."
Tetra menyipitkan matanya dan berkata dengan tenang.
"Baiklah."
Seperti sebelumnya, dengan cepat Tetra langsung bergegas dan melemparkan serangan kejutan pada Guts.
Sebagai petualang level S, Guts tidak akan membuat kesalahan tingkat rendah yang sama, dia langsung merespon dengan cara yang sama.
Kedua tinju bertemu dan membuat suara benturan yang keras. Tidak ada yang bergerak, tinju Guts dan Tetra masih menempel dan mereka masih bersikeras untuk memukul mundur musuhnya.
Hal ini dengan mudah dipahami oleh para petualang, Tetra tidak selemah yang mereka kira. Dia bahkan mungkin sama kuatnya dengan Guts yang adalah petualang level S.
Para petualang di bawah level S langsung mengecilkan lehernya dan duduk dengan tenang sambil melihat siapa yang akan menang. Tidak mungkin, dengan kekuatan level S, mereka bahkan tidak layak untuk berbicara dengannya.
Tentu saja, karena di dunia ini hanya yang kuat yang dihormati. Tanpa kekuatan, omong kosongmu hanya menjadi jalan tercepat untuk mati.