Chereads / Jalan Kehancuran / Chapter 4 - Api Sebelum Revolusi (Bagian 1)

Chapter 4 - Api Sebelum Revolusi (Bagian 1)

Seorang pendekar pedang berjalan cepat menelusuri jalan yang ramai. Meskipun begitu, dia mampu menghindari semua orang. Namanya adalah Tetra, sejak kecil dia sudah diajarkan oleh seorang pria tua yang tak pernah menyebutkan namanya.

Pria tua itu dengan tulus mengajar Tetra semua ilmu pedangnya dan mengubah Tetra yang hanya orang biasa menjadi pendekar pedang yang sangat kuat.

Hari ini, tiba-tiba saja pria tua itu batuk darah dan kemudian tidak sadarkan diri. Tetra ingin membawanya ke tabib untuk berobat, tapi sayangnya Tetra tidak punya uang.

Karena itu Tetra pergi terburu-buru ke markas petualang untuk mengambil misi. Dengan kemampuan yang telah dia asah sejak kecil, Tetra percaya dia mampu menyelesaikan misi tersulit sekalipun.

Hal ini bukan kesombongan, tapi sebuah fakta. Pernah suatu waktu pria tua itu mengajak Tetra pergi menaklukkan dungeon level S. Tentu saja Tetra sangat takut pada awalnya dan ingin menolak. Tapi dengan paksaan pria tua itu, Tetra mau tidak mau harus pergi bersamanya.

Ketika memasuki dungeon, Tetra merasa bingung apakah ini benar-benar dungeon level S? Monster di dalamnya tidak sesulit yang dia kira.

Hanya berdua saja, mereka mampu mengalahkan bos dungeon dan akhirnya mendapatkan banyak harta di sana. Seperti gulungan skil, kristal sihir yang mampu menambah kekuatan sihir dan lainnya. Tapi sayangnya tidak ada koin emas.

Dengan gulungan skil tersebut dan kristal sihir, sekarang kemampuan sihir Tetra tidak jauh lebih lemah dari kemampuan berpedangnya.

Tidak lama kemudian akhirnya Tetra sampai ke tempat tujuannya. Dengan tergesa-gesa dia memasuki markas petualang dan melihat daftar misi yang ada di dinding. Tanpa ragu Tetra langsung mengambil misi level S yang memiliki hadiah paling banyak.

"Tolong tunjukkan lencana level S anda tuan." Ucap gadis yang bertugas untuk mendata para petualang yang akan mengambil misi.

"Maaf, aku belum mendaftar menjadi petualang." Balas Tetra dengan jujur.

Selama ini, yang dilakukan Tetra hanya berlatih dengan pria tua dan hanya melakukan satu kali perjalanan untuk menaklukkan dungeon level S. Bisa dibilang, pengalaman hidup Tetra sangat membosankan hingga jika ditulis menjadi cerita, tidak akan ada yang mau membacanya.

"Kalau begitu anda harus mendaftar terlebih dahulu dan mengambil misi yang sesuai dengan level anda tuan." Gadis itu berkata dengan sabar.

Situasi ini tidak jarang terjadi, banyak orang menilai dirinya lebih tinggi dari nilainya yang sebenarnya. Mereka bersikeras untuk mengambil misi yang levelnya jauh di atas kemampuan dan akhirnya mati. Tentu saja markas petualang tidak menginginkan hal ini terjadi, jadi mereka sangat ketat dan tidak memperbolehkan orang yang memiliki lencana rendah untuk mengambil misi level lebih tinggi.

"Tidak, hadiah yang diberikan oleh misi level rendah sangat sedikit. Aku harus mendapatkan banyak uang untuk mengobati seseorang. Percaya padaku, aku pasti bisa menyelesaikan misinya."

"Maaf tuan, tidak bisa, semua harus sesuai prosedur."

Gadis itu tetap teguh pada tugas yang dia dapatkan. Dia juga tidak mau pemuda yang mungkin akan menjadi salah satu kekuatan untuk mengalahkan iblis yang keluar dari dungeon mati sia-sia.

"Aku mohon, aku ini sangat kuat dan pasti bisa menyelesaikannya."

"Hei, hei, hei, apa yang bocah ini katakan? Dia mampu menyelesaikan misi level S? Hahaha, jangan bercanda."

Seorang pria yang sedari tadi memperhatikan adegan ini tidak tahan dengan sikap percaya diri Tetra. Dia adalah Guts, seorang petualang level S yang baru saja tiba setelah menyelesaikan misi, awalnya dia ingin minum-minum sebagai acara perayaan, tapi tiba-tiba saja dia menjadi kesal dengan sikap Tetra dan mood untuk minum-minumnya menghilang seketika.

"Teman-teman, dengarkan, bocah ini berkata dia bisa menyelesaikan misi level S, apakah kalian percaya?"

"Hahaha, tidak mungkin!"

"Pulang dan terus lah bermimpi, ini bukan tempat bocah lemah sepertimu."

"Pergi dan jangan buang nyawamu sia-sia."

Tentu saja para petualang lainnya tidak percaya Tetra mampu melakukan hal itu.

"Jika aku mampu mengalahkan pria ini, apakah aku bisa mengambil misi level S?" tanya Tetra pada gadis itu.

Tapi gadis itu hanya tersenyum tipis tanpa menjawab pertanyaan Tetra.

"Kalian dengar, dia berkata ingin mengalahkan aku? Sungguh, ini lelucon paling menjijikkan yang pernah aku dengarkan."

Guts berteriak keras agar semua orang bisa mendengarkan.

"Haha, hajar dia dan buat dia mengetahui kenyataan."

"Berikan dia pemukulan yang baik."

"Baik, baik, sesuai permintaan kalian." Ucap Guts sambil tersenyum lebar.

"Apakah kau berani melawanku?"

"Tentu saja."

"Baiklah, mari kita bertarung."

Kemudian Guts mengambil sebuah kristal dan menghancurkannya. Lalu sebuah penghalang tembus pandang membuat sebuah kotak yang menutupi tempat berdirinya dan Tetra, menjadi sebuah arena sederhana.

Sebenarnya kristal ini digunakan untuk bertahan, tapi di markas petualang kristal ini memiliki fungsi lainnya.

Dan para petualang lainnya tentu suka melihat adegan seperti ini. Untuk siapa yang mereka dukung, tidak perlu ditanyakan, mereka tidak percaya orang tanpa nama seperti Tetra bisa mengalahkan Guts yang sudah menyelesaikan banyak misi level S.

Memang, dunia ini tidak pernah ramah pada orang-orang seperti Tetra. Sebagai contohnya, ketika ada sebuah kompetisi apapun, para penonton pasti akan mendukung mereka yang sudah dikenal.

Dan untuk mereka yang tanpa nama, mereka hanya diberikan tugas untuk memperkuat sinar orang-orang seperti Guts.

Pada akhirnya, apakah benar-benar ada keadilan di dunia ini?