Chereads / Bukan cinta yang salah / Chapter 23 - Ketergantungan 21+

Chapter 23 - Ketergantungan 21+

Hari Minggu

" Halo mah, aku akan menjemput Mama pukul 2 siang ya "Riza tak henti memasang wajah ceria. Dari balik selimut, sepagi ini Riza sudah sibuk menelepon orang tuanya. jari-jemari bos Glen menyusup diantara pinggang Risa yang masih polos tanpa pakaian. Gadis itu melirik sesaat dan membiarkan saja, jari-jemari itu bebas bergerilya di bawah selimut berwarna putih.

" Mama dandan yang cantik ya.. katakan pada papa, pakailah baju yang sudah kubelikan! "Pinta rIsa manja, "aku membelikan supaya dipakai bukan untuk disimpan!" Gerutu Risa tapi dengan wajah ceria, gadis itu sungguh mencintai kedua orang tuanya. Risa sudah tak sabar memberikan kejutan bahagia untuk kedua orang tuanya.

"sayang .. "bisik bos glend di tengah kantuknya yang masih berat, pria itu masih enggan membuka mata dan keluar dari balik selimut. pergulatan panjang malam tadi cukup menghabiskan tenaga. Risa menutup sebentar speaker ponselnya dengan telapak tangan, dia menurunkan kepala berbisik di telinga bos glen.

" Sayang " untuk pertama kalinya Risa menyebut sayang, dia tersenyum malu sendiri. hubungan mereka sudah begitu dekat dan dalam, sudah menyatu satu sama lain, mungkin sudah saatnya bisa mengganti panggilannya.

" Apa kamu mau makan nasi goreng?

"Tanya Risa dengan suara berbisik. Bos Glen menggelengkan kepala, dia terus menelusup menyembunyikan kepalanya dibalik punggung Riza.

"Mah, aku akan menjemput kalian pukul 2, ada yang ingin aku sampaikan! Tunggu aku ya ya! "Ujar Risa cepat. tanpa mendengar balasan dari seberang sana, gadis itu memutus panggilan telepon secara sepihak. "Sayang, ayo bangun sudah pagi!" Bisik Risa gemas sambil mencubit pelan pipi bos glen.

"Tidak mau!" Elak bos Glenn, jemarinya mendekap erat pinggang kekasihnya, tidak mau lepas.

"apa kamu tidak lapar, aku akan memasak sarapan untuk kita" ujar Risa mencoba melepaskan dekapan bos Glen, tapi pria itu menolak dan sekali lagi bisa memaksa. Gadis itu ingin segera turun dari ranjang, dia meraih blus, jin dan underwear nya yang berserakan di lantai, bisa menuju ke kamar mandi. Setelah membereskan pakaian mereka kemarin, bisa memasukkan pakaian mereka ke mesin cuci. Sambil menunggu cucian Trisha bersiap membuat sarapan. Dengan cekatan risa menyiapkan menu favorit kekasihnya. Apalagi kalau bukan nasi goreng buatannya spesial untuk bos Glen. dengan kimono handuk yang memperlihatkan jelas paha mulusnya saat melangkah, bisa menaikkan rambutnya yang basah dia belum sempat memakai hair dryer, hanya dikeringkan handuk biasa saja. Takut mengganggu risa menjemput rambutnya ke atas.

Saat bumbu ditumis, aroma wangi memenuhi ruangan, ah padahal sudah ada penghisap asap di atas kompor tapi tetap saja wanginya menggugah selera. Membuat bos Glen terbangun dari tidur, dia mengintip dari kamar. bos Glen bisa melihat kekasihnya yang begitu cantik dalam balutan kimono handuk, bahkan lebih cantik dari hari kemarin.

hari ini Risa seperti wanita dewasa yang siap menjadi istri idaman, dia menyiapkan makanan dengan cekatan. Pakaian kimononya yang seksi memamerkan kulit mulusnya yang lembab. Bos Glenn menelan ludah, antara hidangan yang siap di meja atau postur terindah calon istrinya yang membuat pria itu sangat ngiler. Bos Glen segera mengibaskan selimut, dia hampir saja lupa kalau tubuhnya masih polos, dengan santai bos Glenn melangkah menuju kamar mandi. tak berapa lama kemudian Risa sudah selesai di dapur, dia menata dua piring nasi goreng lengkap dengan salad sayur, telur mata sapi, saos dan mayones: gelas susu hangat juga sudah dihidangkan.

" Sayang, ayo sarapan! "Teriak Lisa kearah kamar, dia tak mendapat sahutan. Risa segera menyusul bos Glen ke kamar. Baru saja Risa melangkah memasuki pintu kamar bos Glenn keluar dari kamar mandi, keduanya saling terkejut.

"Kamu sudah mandi?" Tanya Risa kemudian, bos Glen mengangguk. Risa sedikit kikuk, wajah tampan dan tubuh atletis di depan wajahnya, kulit bersih yang lembab dengan sisa tetesan air di ujung rambut. bos Glen pria yang hampir sempurna di mata Risa, mengingat malam panjang yang mereka habiskan bersama membuat Risa tersipu sendiri. Dia menghabiskan malam indah dengan pria tampan ini? Risa sulit percaya dengan keberuntungan asmaranya yang tanpa diduga-duga. "Kenapa?"

Tanya bos gue mendapati wajah merona Risa. " Ayo sarapan! "Balas Risa cepat menyembunyikan rasa kikuk nya, dia segera membalikkan badan dan menuju meja makan. Bos gue tertawa kecil tanpa suara. Gadisnya sungguh menggemaskan. Dia paling mengerti tingkah seperti itu. Risa dan bosen menghabiskan sarapan mereka dengan lahap, mengisi ulang energi.

"Apa kamu sudah menghubungi orang tua kamu?" Tanya bos Glen, Riza mengangguk.

"Kita akan menjemputnya pukul berapa tanda tanya" bos Glen melirik jam tangannya.

"02.00, setelah semua surat-menyurat selesai" bos Glen mengangguk setuju dengan ucapan Risa.

"baiklah, kita akan kesana terlebih dahulu dan menyelesaikan administrasi " Riza mengangguk. Keduanya kompak menghabiskan gelas susu mereka.

"Wah ini nikmat sekali!" Ujar bos Glen bangkit dari kursinya. bos Glen meninggalkan bokongnya di meja tepat di hadapan Risa. Risa hanya terlihat bingung mendapati tingkah kekasihnya, apa ini efek kekenyangan.

"Sayang, saya akan memberikan apapun kepada kamu, semuanya!" Ujar bos grand kemudian. Risa mengerutkan dahi tak mengerti dengan kalimat tiba-tiba bos gland.

"Saya ingin menjalani hidup yang indah dan ceria bersama denganmu, di sini. Bersama-sama menikmati hari dengan kebahagiaan.."walau tak begitu mengerti dengan ucapan bos Glen, Risa manggut-manggut saja, kalimat barusan terdengar indah ditelinganya.

"mari mencintai selama-lamanya!" Ucap bos Glen seraya turun dari meja hingga berjongkok, berlutut dihadapan Riza yang duduk di kursi.

"Will you marry me?" Pinta bos Glen sambil menyodorkan sebuah kotak kecil yang disimpan di kantong celananya.Risa tak bisa percaya dengan proposal manis bos Glenn. Semuanya seperti mimpi. ini seperti kisah di negeri dongeng. Risa tak bisa menahan rasa bahagianya yang bertubi-tubi menghampiriku. Jadi situ menangis terharu. membuka kotak cincin dan terlihat benda kecil itu dengan model minimalis bertahta permata. Dengan penuh cinta bos Glen memasangkan cincin ke jari manis Risa.

" maukah kamu menikah dengan saya? "* Bos Glen sekali lagi sambil menggandeng kedua telapak tangan bisa. Mereka berdiri. Risa segera memelukmu, bersamaan dengan haru dan rasa bahagia dia memeluk kekasihnya dengan erat.

"I will, aku mau!" balas Risa diantara tangis haru nya, bos klep membalas pelukan Risa. Sekali lagi mereka berciuman, diantara hangat air mata yang jatuh, diantara bunga yang terus mekar di dalam dada, antara mimpi dan harapan yang tak terbayangkan sebelumnya, Riza sudah tak bisa merasakan semuanya lagi! Dia menikmati tiap kecapan bibir kekasihnya, tak peduli jika nanti lehernya akan pegal lagi titik-titik Risa hanya ingin terus bisa merasakan ciuman hangat dari bibir bos Glen.

"ayo kembali ke kamar!" Ujar bos Glen seraya membungkuk dan mengangkat tubuh kekasihnya, bos Glen menggendong Risa seperti layaknya pasangan pengantin baru, keduanya tertawa kecil dan larut dalam perasaan bahagia, ruangan ini penuh dengan kebahagiaan dan cinta.

Untuk kedua kali mereka berdua menikmati ranjang baru mereka. dengan penuh gairah keduanya saling berirama membalas kecupan dan sentuhan dengan sebaik mungkin,bukankah malam kemarin cukup untuk menjadi pengalaman, pagi ini harus lebih baik lagi!

kecupan bos glen meninggalkan noda merah di kulit pundak Risa, gadisnya terus menggigit bibir sementara jaringan sibuk bermain di permukaan kulit prianya.keduanya lebih memahami lagi kali ini, berbeda dengan gerak cepat kemarin,pagi ini setiap sentuhan akan lebih dinikmati, keduanya larut dengan kesibukan saling memuaskan.

"Sayang,siap mandi lagi? "Bisik bos Glenn nakal, membuat wajah Risa merona senang. dia tak menjawab langsung hanya saja kecupan bibir nya yang mengeluarkan suara jelas bahwa jawaban itu lebih pasti daripada kata-kata.

Risa menikmati semuanya, semua yang diberikan prianya, bagi Risa bos Glen adalah sumber kehidupannya yang baru. Setelah semua yang diberikan pria itu, Risa tak bisa membayangkan hidupnya tanpa bos belum. Dia sudah bergantung pada pria itu!