Itulah yang Andreas rasakan, setelah dua hari mencari Thia kemana-mana tapi nihil tidak ditemukan.
Lihatlah sekarang, Andreas dengan rambut acak-acakan. Kelopak mata yang menghitam akibat tidak tidur.
Ia terus mencari Thia tanpa kenal lelah, ia takut Thia meninggalkan nya setelah perasaan nya yang semakin kesini semakin besar. Ia tak bisa menghapus perasaannya itu.
Ia mencintai Austhia gadis yang membuat dirinya menjadi seperti ini. Ia bisa gila hanya memikirkan nya saja, ia takut kehilangan Thia.
"Thia kamu di mana.." Teriak Andreas yang sudah beberapa hari menghilang tidak ada kabar membuat Andreas frustasi.
Pulang ke rumahnya tanpa mendapatkan hasilnya, Andreas merebahkan tubuhnya di ranjang. Menatap langit-langit kamar nya nanar.
Mengapa saat dirinya mulai menerima Thia di hatinya, apakah ini adalah rencana Tuhan agar dirinya mengakui bahwa dirinya mencintai Thia.
Apakah harus ia merasakan penyesalan dulu, untuk dapat meluluhkan hatinya yang beku. Ia terlambat jika saja dirinya tidak egois dan mengatakan bahwa sebenarnya ia mencintai Thia mungkin dirinya akan tenang walaupun hanya sesaat.
Tapi disini ia hanya menyesali hal itu, meratapi dirinya yang tidak bisa menolong Thia nya. Thia nya mungkin Andreas telah gila mengakui bahwa Thia adalah miliknya.
"Di mana kau Thia.." Lirih Andreas tak sadar air matanya mengalir tanpa izin.
Ia tak pernah se kacau ini karena wanita, tapi sekarang dadanya sesak saat orang yang dicintainya menghilang entah di mana.
"I miss you.." Lirih Andreas sebelum ia menutup matanya ia sempat mengatakan rindu pada Thia.
" I love you.." Lanjut Andreas lalu memejamkan matanya melepaskan lelah dua hari ini.
Biarkan takdir yang menyatukan kedua insan itu. Seseorang mendengar Ucapan lirih Andreas langsung terharu. Siapa lagi kalau Lucito yang tak sengaja berkunjung ke rumah Andreas karena ia tahu bahwa Thia diculik oleh seseorang.
"Akhirnya loe menyadari perasaan loe Andreas.." Monolog Lucito lalu meninggalkan Andreas yang tertidur lelap.
**
Thia membuka matanya, sudah dua hari ia disekap oleh Chintia. Kelakuan Chintia yang terobsesi pada Andreas membuat Thia yang menjadi korbannya.
Thia memegang Kepalanya yang terasa pusing, lihatlah dirinya sekarang rambut yang kusut, pipi yang lebam kebiruan bekas tamparan Chintia.
Thia tidak tahu mengapa dirinya harus mengalami kejadian yang membuat dirinya mengingat masa lalunya. Ia rela dibunuh asalkan tidak boleh ada yang menampar nya karena itu semua mengingatkan nya pada sosok ibu yang menamparnya.
"Sudah bangun huh" Ucap seseorang, Thia Tak perlu menoleh karena ia sudah tahu bahwa itu adalah Chintia gadis yang terobsesi oleh sosok Andreas.
"Makan!" Perintah Chintia lalu meninggalkan Thia yang menatap nanar makanan di depannya. Sampai kapan ia akan terkurung di rumah ini. Apakah ia harus menunggu dirinya dibunuh oleh Chintia?.
Thia melahap makanan yang ada di depannya ia butuh tenaga untuk kabur dari rumah iblis ini.
Ia rindu sahabatnya, rindu sekolah dan rindu Andreas. Entah kenapa bayangan Andreas selalu datang di mimpinya. Ia tak mengelak bahwa memang dirinya mencintai Andreas.
Walaupun takdir menginginkan dirinya mati di tangan Chintia ia ikhlas. Asalkan ia ingin bertemu Andreas memeluknya erat lalu mengatakan bahwa ia merindukannya, ingin rasanya ia mengatakan itu pada Andreas. Tapi sayang ia tidak bisa hanya dalam hati saja ia mengatakan hal itu.
**
Andreas dengan langkah gontai memasuki kamar mandinya, tiada gairah dalam hidupnya. Ia menyelesaikan ritual mandinya, memakai seragamnya tanpa merapihkan nya.
Andreas melangkahkan kakinya menuju sekolah, mereka yang melihat Andreas yang berbeda dengan Andreas yang mereka kenal.
Andreas yang biasa nya berpenampilan rapi kini terlihat acak-acakan, tapi tidak mengurangi ketampanan Andreas malah membuat dirinya menjadi lebih tampan.
Tak memperdulikan orang-orang yang menatapnya memuja Andreas menghiraukan tatapan Orang-orang.
Lucito yang mengetahui masalah yang dihadapi Andreas hanya bisa menatapnya nya sendu. Andreas tak pernah mengalami keadaan yang membuat dirinya kacau seperti ini.
Tapi saat dirinya mengetahui bahwa ini karena Thia, membuat Lucito akhirnya bernafas lega susah payah ia menyatukan Andreas akhirnya menyadari perasaannya.
**
Pulang ke rumahnya dengan langkah gontai, melemparkan tasnya ke sembarangan arah.
Menghampiri piano kesayangan,ia selalu memakai piano itu jika sedang ada masalah. Baginya ia merasa tenang dan sedikit rileks.
Menekan tombol-tombol di depannya, terlihat sangat mahir sekali. Menyanyikan lagu yang mewakili perasaanya saat ini
She's Gone _ Steelheart
She's Gone
(Dia telah pergi)
Out of my life
(Keluar dari hidupku)
I was wrong
(Aku salah)
I'm to blame
(Aku menyalahkan)
I was so untrue
(Aku sangat tidak benar)
I can't live without her love
(Aku tak bisa hidup tanpa cintanya)
In my life
(Dalam hidupku)
There's just an empty space
(Hanya ada ruang kosong)
All my dreams are lost
(Semua mimpiku hilang)
I'm wasting away
(Aku terpuruk)
Forgive me girl
(Maafkan aku, hai gadis)
lady, won't you save me?
(Wahai wanita, apakah kau tidak mau menyelamatkan ku?)
My heart belongs to you
(Hatiku milikmu)
Lady can you forgive me?
(Wahai wanita, bisakah kau memaafkan ku?)
For all I've done to you ?
(Untuk semua yang kulakukan padamu?)
Lady oh lady
(Wanita oh wanita)
She's gone
(Dia telah pergi)
Out of my life
(Keluar dari hidupku)
Oh she's gone
(Oh dia telah pergi)
I find it so hard to go on
(Aku merasa begitu sulit untuk melanjutkan nya)
I really miss that girl, my love
(Aku benar-benar merindukan gadis itu, cintaku)
Sambil bernyanyi Andreas, menyebut nama Austhia di dalam hatinya.
Menekan terus piano di depannya, menyanyikan lagu dengan penuh penghayatan
Come back into my arms
(Kembalilah ke dalam dekapanku)
I'm so alone
(Aku merasa sendiri)
I'm begging you
(Aku memohon padamu)
I'm down on my knees
(Aku berlutut)
Forgive me, girl
(Maafkan aku, gadis)
lady, won't you save me?
(Wahai wanita, apakah kau tidak mau menyelamatkan ku?)
My heart belongs to you
(Hatiku milikmu)
Lady can you forgive me?
(Wahai wanita, bisakah kau memaafkan ku?)
For all I've done to you ?
(Untuk semua yang kulakukan padamu?)
Andreas selesai menyanyikan lagunya, menarik nafasnya sebentar ketika menyanyikan lagu itu, entah dadanya langsung sesak.
Mengingatkan dirinya pada Thia, semua orang yang melihat hal itu pasti akan menangis melihat Andreas yang sedang bernyanyi.
Suara yang merdu membuat semua orang pasti bertepuk tangan. Sayangnya, Andreas bukan tipe orang yang memamerkan kemampuan nya. Ia hanya menutup semua nya.
"Thia di mana kau..I miss you.." lirih Andreas menatap ke atas, melampiaskan rindunya dengan bermain piano. Entah apa yang dirasakan Andreas yang pastinya hanya Andreas dan Tuhanlah yang tahu.