Chereads / Cool Boy Vs Cool Girl / Chapter 10 - 09 - She’s Back

Chapter 10 - 09 - She’s Back

Andreas dengan segala kegembiraannya, hidup yang begitu damai saat dirinya bisa mengenal seorang gadis yang tak disangka-sangka menjadi kekasihnya. Yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Andreas yang awalnya, tidak akan pernah mengalami yang namanya cinta, kini ia harus menjilat ludahnya sendiri karena apa? Sekarang ia sendiri yang merasakan cinta.

Cinta yang ia pikir membuat semua orang yang merasakannya akan menjadi lemah, tapi nyatanya tidak sama sekali lemah malahan menjadi sumber kekuatan untuk kita.

Andreas pulang ke rumahnya dengan hati penuh dengan kegembiraan, hari-harinya kini lebih berwarna karena ada Thia tentunya.

Mengeryitkan dahinya saat melihat sebuah mobil merah yang terparkir cantik di halaman rumahnya.

"Mobil siapa itu?" batin Andreas bertanya-tanya, tidak biasanya rumahnya kedatangan tamu.

Melangkahkan kakinya, sambil menebak sosok pemilik mobil merah itu. Memutar knop pintu, membuka secara perlahan, hingga ia melihat seseorang perempuan paruh baya yang sedang berbincang dengan ayahnya.

Andreas semakin penasaran, saat ayahnya melihat dirinya dengan raut kaget,membuat Andreas menghampiri ayahnya.

"Siapa di____

Ucapan Andreas terpotong saat melihat sosok yang sedang berbicara dengan ayahnya.

Sosok yang selama ini menghilang, kini ada di depan matanya. Mengepalkan tangannya saat melihat sosok itu tersenyum ke arahnya. Yang ia tahu senyum penuh kepalsuan yang ada di wajahnya.

Mengepalkan tangan hingga terlihat kukunya yang memutih, ia benci melihat sosok itu.

Karina

Ibu yang telah menelantarkan anaknya demi laki-laki yang sialnya adalah pamannya sendiri.

"Hai Andreas..." Sapa Karina tak lupa senyum yang terpampang jelas di wajahnya membuat Andreas semakin muak.

"Mau apa kau.." Ucap Andreas dingin penuh penekanan.

"Wah, aku ibumu Andreas...apa kau lupa?" Ucap Karina dengan nada mendramatisir.

"PERGI!" Teriak Andreas menendang meja di depannya. Siapapun yang melihat kemarahan Andreas pasti akan merinding ketakutan.

"Begitu caramu menyambut kedatangan ibumu Andreas..." Ucap tenang Karina sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Kau bukan ibuku.." desis Andreas menatap Karina dengan tajam.

"Setega itukah kau melupakan ibumu ini Andreas..." Ucap Karina meneteskan air mata palsunya.

Andreas yang melihat hal itu, langsung muak. Pergi meninggalkan Karina yang tersenyum penuh arti.

"Cukup kau ganggu Andreas Karina.." Kini giliran Ayah Andreas yang berbicara saat melihat Andreas memandang tak suka ke arah Karina.

"Dia anakku terserah saya dong.." ucap Karina dengan nada angkuhnya.

"Sekarang kau pergi dari sini.." usir ayah Andreas yang muak mendengar nada angkuh Karina.

"Ok, sekarang aku mengalah, tapi ingat perkataan ku tadi..aku akan tetap menjodohkan Andreas..." Putus Karina meninggalkan Ayah Andreas yang mematung.

Ya, tak akan ada maksud jika Karina datang tiba-tiba ke rumahnya, dan benar saja Karina akan menjodohkan Andreas dengan sosok gadis kaya.

Rencana itu ditolak mentah-mentah oleh ayah Andreas. Karena ia tak ingin Andreas tertekan oleh perjodohan ini. Ia yakin Andreas dapat menemukan cintanya sendiri tanpa ada yang menggangu.

Ternyata Andreas secara diam-diam mendengar perbincangan antara Karina dengan ayahnya. Mengepalkan tangannya, membuat dirinya ingin membunuh wanita tua itu.

Ia tahu di balik Karina menjodohkannya dengan gadis yang ia tak kenal sama sekali. Pasti karena harta ia tahu betul niat wanita berhati busuk itu.

Ia tak ingin dijodohkan oleh Karina, karena dalam pikirannya hanya Thia lah cinta pertama dan terakhirnya. Tak akan tergantikan.

Memakai jaket kesayangannya, Andreas mengambil Kunci motor, melangkah meninggalkan kamar.

"Andreas kamu mau kemana.." Ucap seseorang menghentikan langkah Andreas.

"Pergi keluar..." Dengan nada dinginnya, Andreas menyalami tangan ayahnya.

Tanpa mendengar jawaban dari Ayahnya, Andreas langsung membalikkan tubuhnya meninggalkan Ayah Andreas yang terpaku melihat sikap Andreas yang dingin.

Biarlah ayahnya berfikir tentang kelakuan dinginnya hari ini. Ia tak peduli yang ada dipikirannya saat ini adalah pergi ke rumah Thia. Hanya Thia lah yang bisa meluluhkan hati dan emosinya.

****

Mengetuk pintu Thia dengan tak sabaran, membuat sang empunya ubah sedang menonton tv langsung mengumpat saat mendengar ketukan pintu yang diketuk semakin keras.

"Siapa sih.." ucap ketus Thia Membuka pintu rumahnya hingga terlihat sosok Andreas dengan senyum terpasang di wajahnya.

"Andreas.." Ucap Thia Tak percaya.

Bagiamana ia tidak percaya padahal baru sejam yang lalu Andreas mengantar dirinya pulang, kini ia sudah melihat Andreas dengan baju casual nya. Yang membuat Andreas berlipat-lipat ketampanan nya.

"Ada___

Ucapan Thia terpotong saat Andreas memeluk Thia sangat erat, membuat Thia hampir saja terhuyung ke belakang jika ia tak menahan keseimbangannya.

"Rindu.." satu kata yang membuat jantung Thia berdetak sangat cepat, entah mengapa hatinya kini menghangat mendengar satu kata dari Andreas.

"Belum sejam kita bertemu, kok rindu sih.." Ucap Thia yang tak bisa menyembunyikan rona merah di wajahnya.

"Hmm.." Gumam Andreas menghiraukan celotehan Thia. Ia hanya mencari kenyamanan dengan cara memeluk tubuh mungil kekasihnya.

"Ish.." Gerutu Thia saat Andreas menghiraukan perkataan dirinya.

Melepaskan pelukan Andreas dengan kasal, membalikan badannya membelakangi tubuh jangkung Andreas.

Andreas yang melihat Thia merajuk hanya terkekeh geli, sungguh gemas melihat kekasihnya itu merajuk.

"Marah hmm.." Ucap Andreas kembali memeluk Thia dari belakang.

"Ish jangan peluk-peluk" Gerutu Thia melepaskan Tangan besar Andreas lalu meninggalkan Andreas.

Sambil menghentakkan kakinya kesal, Thia berjalan ke dapur, untuk menghindari Andreas yang diperhatikan kini menjadi lebih romantis.

"Maaf.." Ucap singkat Andreas

Membalikan tubuh Thia, mengecup kening Thia singkat, membuat Thia malu menyembunyikan wajahnya yang merona di dada bidang Andreas.

Kruk..kruk..

Suara perut lapar membuyarkan ke romantisan yang tadi dibuat oleh Andreas.

Mendongakan kepalanya, melihat wajah Andreas yang memerah saat perutnya tidak dapat dikompromi.

"Hahaha..." Tiba-tiba tawa Thia menggelegar membuat Andreas menutup wajahnya menahan malu.

Semenit sudah Thia tertawa, membuar Andreas kesal, menghentakkan kakinya kesal.

"Udh dong ketawanya.." Rajuk Andreas membuat Thia yang tadi tertawa langsung menghentikan tawanya.

"Ok..ok" menghentikan tawanya, Thia langsung meletakan wajan di kompor.

"Kau mau apa...?" Tanya Andreas yang membuat Thia memutar bola matanya kesal. 'Dasar Andreas tak peka' umpat Thia dalam hati. Untung sayang.

"Nyuci baju..ya masaklah..." Ujar Thia

Mencubit pinggang Andreas membuat sang empunya meringis menahan sakit di pinggangnya.

Thia kembali untuk memasak, menyalakan kompor dengan hati-hati, memotong bawang, ia akan memasak nasi goreng saja lebih praktis dan lebih sehat.

Sedangkan Andreas? Ia hanya meletakkan tangan di dagu melihat Austhia yang lincah memasak. Ia tak menyangka kekasihnya itu bisa memasak memang gadis idaman dalam hati.

Bagaikan jika dirinya menikah dengan Thia, pasti hidupnya akan mungkin. Setiap hari ada yang membangunkan, memasak dan banyak lagi.

Andreas menggelengkan kepalanya, memusnahkan pikiran yang bersarang di kepalanya.

Thia yang melihat kelakuan aneh Andreas, mengeryitkan dahi penuh keheranan. Bagaikan tidak? Geleng-geleng kepala sambil tersenyum sendiri membuat Thia bergidik ngeri apakah Andreas kesurupan atau sudah gila.

"Kau tak apa Andreas?" Tanya Thia menempelkan tangannya ke kening Andreas siapa tahu panas.

"Apa sih.." menyingkirkan tangan Thia yang bersemayam di keningnya. Apa dia pikir dirinya gila?.

Big No

"Ayok makan..." Ajak Thia menghiraukan muka cemberut Andreas yang menggemaskan menurut Thia.

Mengikuti langkah Thia, duduk di kursi menatap lapar makanan di sampingnya, ia jadi tak sabar mencicipi makanan buatan istrinya eh kekasihnya.

"Bagaimana rasanya?.." Tanya Thia menatap cemas ke arah Andreas.

Andreas menganggukan kepalanya tanda sambil mengangkat satu jempol tanda makanan yang dibuat Thia benar-benar enak.

Thia hanya tersenyum kecil, melihat Andreas dengan lahap memakan makanan yang ia buat, sungguh di luar dugaan, ia kira makanan yang ia buat tidak enak nyatanya saat melihat Andreas begitu lahap memakan hasil buatannya, cukup membuat Thia merasakan kesenangan di hatinya.