Chereads / Cool Boy Vs Cool Girl / Chapter 3 - 02 - Meet With You Again

Chapter 3 - 02 - Meet With You Again

Sinar mentari muncul di tengah-tengah orang yang sedang bergelut manja dengan selimutnya. Suara burung terus berkicau tiada henti memanggil orang yang sedang tidur untuk segera bangun dari tidur nyenyak nya.

Dan tak hanya suara burung yang terus berkicau tapi, suara alarm mulai terdengar. Membuat orang yang sedang nyenyak itu menggerakkan kesal karena tidurnya terganggu.

Ya, dia adalah Andreas Smith Helten.Sambil mematikan alarm tersebut, dengan terpaksa ia bangun dari tempat tidurnya. Dengan wajah bantalnya, Andreas membawa handuknya dan segera melangkah kan kakinya ke kamar mandi.

'Cklek..'

Suara pintu terbuka. Muncullah sosok Andreas dengan memakai handuk saja. Handuk yang hanya sebatas pinggang tengah melilit tubuhnya yang indah. Terlihat sangat hot sekali. Dada yang bidang, perut yang kotak-kotak alias sixpack membuat kaum hawa yang melihatnya pasti akan kekurangan oksigen lebay memang tapi itulah kenyataannya.

Tak lupa rambutnya yang basah sehabis di keramas, dan juga tetesan air yang terus mengalir ke dadanya. Meninggalkan kesan sexy.

Mengeringkan rambutnya yang basah sambil berjalan ke walk in closet memakai seragamnya. Berjalan ke arah cermin, menata rambutnya ke belakang, tak lupa memberikan sedikit gel rambut. Membuat kadar ketampanan nya semakin tinggi. Menyemprotkan sedikit parfum nya lalu melangkah ke meja makan untuk sarapan.

Itulah Andreas pria berhati dingin tak tersentuh itu. Akibat masa lalu yang kelam membuat dirinya tidak percaya akan adanya cinta sejati.

Tiba-tiba ia teringat akan gadis yang pernah menabrak dirinya saat itu. Kembali memegang bibirnya, hingga tak sadar ia tersenyum sendiri. Andreas juga aneh dengan dirinya sendiri apakah dirinya sedang jatuh cinta atau hanya sekedar suka saja?. Tapi segera Andreas menepis pemikiran itu. Tidak akan ada yang namanya cinta di hidup Andreas. Karena itu MUSTAHIL.

Memakai helm nya, Andreas menjalankan motornya. Dengan melaju kencang sampai di sekolah.

Sesampainya Andreas di sekolah, ia Membuka helmnya, memakirkan motor kesayangan nya. Lalu memakai kaca mata hitamnya, sontak membuat para gadis histeris seketika akan tingkahnya.

Dan disusul Lucito sang Playboy cap kuda itu, berbeda dengan Andreas yang bersikap dingin dan tidak peduli akan sekitar. Sedangkan Lucito malah sebaliknya, ia mengedipkan sebelah matanya kepada para gadis. Hingga membuat mereka menjerit histeris, Lucito terkekeh ia tak memungkiri ketampanannya tidak bisa diragukan. Buktinya banyak gadis yang terpikat akan pesonanya.

Melihat tingkah Lucito, membuat Andreas memutar bola matanya malas. Sungguh ajaib tingkah sahabatnya itu. Ia tak mengerti kenapa para gadis begitu mudah terpikat, padahal mereka tahu bahwa Lucito hanya main-main saja. 'Dasar gadis murahan' batin Andreas.

"Woy!..Andreas tunggu..." Teriak Lucito saat dirinya ditinggalkan oleh sahabat dinginnya itu.

Lagi-lagi Andreas hanya memutar bola matanya malas. Andreas menatap tajam sahabatnya, mengisyaratkan untuk diam. Lucito hanya terkekeh ia semakin semangat menggoda pria dingin di sebelahnya ini.

Mencolek dagu Andreas dengan manjaa, sambil menaik turun kan kedua alisnya menggoda. Membuat Andreas menatap Lucito tajam.

"Kau..-

"Apa?", Potong Lucito sambil meledek

"Apakah tidak ada yang tergoda lagi denganmu, hingga kau selalu menggodaku" . Ucap Andreas dengan seringai di bibirnya.

Lucito melongo mendengar jawaban ajaib Andreas. Mana mungkin seorang Lucito kehabisan gadis. Banyak yang mengantri di luaran sana hanya untuk menjadi pacarnya. Tapi tunggu dulu...

"Akhirnya, aku bisa melihat sosok Andreas ku bisa berbicara panjang lebar". Terang Lucito.

Andreas memutar matanya malas, sahabatnya itu bukan hanya Playboy tapi juga lebay dan cerewet. Ia bingung kenapa dia mempunyai sahabat macam ini.

Meninggalkan Lucito dengan wajah penuh kagum. Membuat Andreas bergidik ngeri, apakah sahabatnya sudah tidak waras karena tidak ada lagi gadis yang mengejarnya?.

"Datang lagi kelakuan dinginnya". Gumam Lucito pelan. Ia berdoa semoga ada orang yang membuat Andreas jadi tidak dingin lagi.

"Thia..." Suara melengking Dinda, membuat Austhia harus sabar akan tingkah sahabatnya itu. Kenapa ia mempunyai sahabat seperti itu. ya lord.

Menghiraukan panggilan Dinda, Austhia pergi menuju mejanya hingga tak sadar seseorang memajukan kakinya ke arah Austhia.

Siapa lagi kalau bukan Chintia pelakunya,

Chintia ingin balas dendam kepada Austhia.

Bruk...

Austhia jatuh, Austhia tidak merasakan tubuhnya sakit sama sekali. Austhia membuka matanya.

Hingga matanya terpaku melihat mata hijau Andreas, mereka sama-sama saling menatap satu sama lain.

Hal yang ia lihat pertama kali adalah orang yang pernah menabrak dirinya dan mengambil ciuman pertama nya. Membuat Austhia kesal bukan main.

Austhia pun tersadar, menutuskan tatapan nya, saat Chintia menarik Austhia secara paksa.

"Kau gadis genit, menjauhkan dari kekasihku" . Teriak Chintia kesal.

Niatnya ingin Austhia jatuh dan ditertawakan oleh teman sekelasnya. Tapi ia malah mendapatkan adegan live yang sangat menyebalkan.

Austhia memasang wajah datarnya, menatap tajam orang di depannya. Meninggalkan Andreas dan juga Chintia yang sedang mengumpat.

Sama halnya dengan Andreas, what the hell. Apa katanya? kekasih? tidak akan pernah karena dalam kamus Andreas tidak ada yang namanya cinta.