Leo sedang melihat Karin, sedangkan Sandi langsung duduk Dipojok paling belakang sebelah kiri, "Leo ... Leo, kemari duduk di depanku" Panggil Sandi dengan suara pelan sambil melambaikan tangannya.
Leo melihat bangku kosong yang di tunjuk oleh Sandi, tempat duduk tersebut tepat berada di depan sandi dan belakang Karin, "Apakah aku akan berada di kelas yang sama dengan gadis aneh itu" Ucap Leo dalam hati.
Ia pun mulai berjalan ke arah tempat duduk kosong itu, dan langsung duduk tanpa mengatakan apa-apa, "Oh may God" Tiba-tiba suara keras terdengar dari salah satu siswi yang berada di samping kanan Leo, memecah keramaian di dalam kelas.
Gadis tersebut bernama Leny ia adalah gadis centil yang sangat eksis dan sangat ingin populer, ia tidak begitu berprestasi namun karena termasuk orang kaya hingga ia bisa berada di kelas paporit itu.
Suara keras dari Leny yang memecahkan ruangan, membuat semua murid di kelas itu langsung menoleh ke arahnya, Namun Leny sendiri terdiam seperti patung, matanya terbuka lebar dan mulutnya menganga menghadap ke arah Leo.
Tidak heran kenapa ekspresi Leny seperti itu, ia hanya kaget karena melihat ketampanan Leo, ia seakan melihat telur malaikat yang baru saja menetas.
Melihat Leny yang menghadap kearah pojok kiri dengan ekspresi seperti itu, tentu membuat semua murid beralih pandangan ke arah Leo, Semua siswi langsung kaget dan terkejut dengan berbagai macam ekspresi kagum.
Beberapa siswi mengedipkan dan mengucek matanya untuk memastikan penglihatannya tidak salah, bahkan ada yang langsung pingsan di tempat.
Hampir semua siswi yang tadinya sibuk sendiri dan bersikap acuh tak acuh kini berebut untuk menghampiri Leo, berharap bisa menyapa dan melihat ketampanan Leo lebih dekat.
Sementara Karin yang juga sedikit terkejut ikut menoleh ke arah Leny seperti siswi lainnya, ia melihat Leny menghadap kearah di belakang dirinya.
Spontan membuat menghadap ke arah itu, Leo yang tidak peduli dengan keadaan tersebut hanya diam dan menghadap depan tepat ke arah Karin.
Karin yang spontan membalikkan badan ke belakang sangat terkejut melihat Leo dan langsung diam seperti patung dan terbengong tidak percaya dengan yang dilihatnya.
Leo yang melihat ekspresi Karin tersenyum sinis dan melambaikan tangan kemudian memajukan wajahnya kearah Karin.
"Hay gadis Aneh, kamu masih punya muka untuk muncul di depanku" Karin yang mendengar ucapan Leo langsung tersadar dan berdiri dengan wajah yang merah dan jelek.
Karin sudah beranjak dari tempat duduknya dan ingin keluar meninggalkan ruang kelas itu, tapi guru tiba-tiba masuk, Karin pun mengurungkan niatnya untuk keluar, dan semua murid kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.
Kini Karin menjadi gelisah karena mengetahui Leo berada di belakangnya, Leo menendang kaki bangku tempat duduk Karin dari belakang, "Apakah ada duri di bangkumu, kenapa kamu seperti ulat bulu?" Tanya Leo dengan dingin melihat Karin yang terus bergerak karena gelisah.
Karin masih diam dan mulai menarik napas dalam dan perlahan mulai tenang, "Dasar es batu kenapa dia terus menggangguku" Jawab Karin mencibir dalam hati sambil tersenyum tipis.
Karena jauh di lubuk hatinya iya merasa senang karena melihat Leo, terlebih lagi Leo berada di dekatnya sekarang dan barusan di sapa olehnya, ya walaupun dengan cara yang dingin dan menusuk.
Disisi lain para siswi di kelas itu kini tidak hanya memperhatikan Leo tapi juga Karin , karena Karin adalah satu-satunya siswi yang di sapa oleh Leo.
Kelas pertama berlalu dengan tenang dan nyaman, "Leo kamu mau makan apa? aku akan menraktirmu sebagai bentuk pertemanan kita" Tanya sandi dengan ringan.
"Aku akan pergi ke perpustakaan sekolah", Jawab Leo dengan santai, "Tidak! Kamu harus ikut bersama ku, hari ini kita akan merayakan pertemanan kita, Ajak sandi coba memaksa Leo, kamu bisa pergi ke perpustakaan besok, masih banyak waktu untuk ke sana".
Sambungnya coba meyakinkan Leo lagi, tanpa menunggu jawaban dari Leo, sandi langsung menarik tangan Leo, "Sudah ikut saja, kamu tidak kasihan melihat teman baikmu ini akan makan sendirian" Sambung sandi lagi dengan ringan sambil tersenyum manja.
"Baiklah,Tapi kamu tidak perlu menyeretku, aku memiliki kaki untuk berjalan sendiri" Jawab Leo dengan melepas tangan sandi, "Okey-okey aku tidak akan menyeretmu, tapi ..." Kata sandi yang langsung merangkul pundak Leo.
Melihat tingkah Sandi seperti itu, Leo sudah merasa sedikit terbiasa dengan itu, jadi dia hanya diam saja menuruti tingkah Sandi dan berjalan bersama ke kantin sekolah.
"Hay apakah kamu berteman dengannya" Tanya Leny kepada Karin tiba-tiba dengan penasaran, ia sudah berada di dekatnya bersama dengan Clara, "Ahh, dia siapa maksudmu?" Tanya Karina dengan sengaja untuk menghindari pertanyaan, karena sebenarnya dia sudah tahu maksud kedua gadis itu.
"Itu lho ... Si Leo tampan yang barusan menyapamu" Timbal Clara dengan cepat sambil tersenyum tipis dan mengedipkan kedua matanya menempelkan telapak tangan di dagunya coba menggoda Karin.
"Nggak-gak, aku hanya kebetulan bertemu dengannya di bus tadi pagi" Jawab Karin sambil melambaikan kedua tangannya, "Apa terjadi sesuatu di antara kalian di bus" Tanya Clara semakin penasaran, "Ya pasti terjadi sesuatu, kalau tidak mana mungkin Leo sampai menyebutmu gadis aneh" Ucap Leny sambung pertanyaan Clara dengan semangat.
Mendengar hal itu sentak membuat Karin teringat saat bertatapan dengan Leo begitu dekat di dalam bus, "Gak ada yang spesial kok, hanya terjadi sedikit ke salah pahaman" Jawab Karin dengan wajah merah sambil melamun.
Mendengar jawaban Karin seperti itu dan terlihat sedikit melamun, Leny dan Clara saling menatap sambil tertawa kecil dan serentak berkata, "Cie yang ngarepin momen spesial".
Mendengar hal itu Karin kembali tersadar, wajahnya semakin memerah kemudian langsung berdiri, "Udah jangan berpikir yang aneh-aneh, aku mau ke kantin" Ucap Karin membantah pikiran Leny dan Clara.