Teriakan keras Niza membuat semua mata tertuju padanya, "Niza yang begitu populer saja tidak ada apa-apanya di hadapan Murid tampan itu" ... "Siapa sebenarnya murid tampan pemberani itu?" ... "Dia sama kerennya dengan Geral, benar gak?" ... "Hah, kamu ngacau ya, Murid tampan itu bahkan 100 kali lebih keren dari Geral" Suara bisik-bisik dari beberapa siswi yang mulai mengagumi Leo.
Mendengarkan suara bisikan itu Niza dengan cepat mengalihkan pandangannya, melotot dengan wajah masam ke semua murid yang sedang membicarakan kekalahannya.
"Apa yang kalian lihat, kalian kira ini film yang bisa di tonton sesuka hati, kemari biarkan aku keluarkan bola mata kalian!" Ungkap Rena yang berada di samping kiri Niza dengan garang.
Semua murid segera diam dan kembali ke meja makan masing-masing, mereka tidak ingin membuat masalah dengan Niza dan teman-temannya.
Niza masih sangat marah, "Awas aja, aku pasti membalas mu" Ungkap Niza dalam hati menggigit bibir tipisnya yang seksi, Vera si gadis manja yang imut berada di samping Niza, "Udah Niz, dia belum tahu aja kamu siapa, entar juga kalau dah tahu pasti bakalan kayak kucing minta makan" Jelas Vera tersenyum lembut sambil merangkul tangan Niza untuk coba menenangkannya.
"Benar juga sih ngapain juga aku terlalu mikirin cowok nyebelin itu" Ungkap Niza dalam hati, yang sudah kehilangan mood sarapannya dan bergegas keluar dari kantin, "Ngomong-ngomong cowok tadi itu ganteng juga ya, walaupun lagi marah tetap terlihat manis" Ungkap Vera polos tanpa dosa yang masih merangkul tangan Niza.
Niza yang tadinya sudah sedikit tenang langsung mengerutkan kening ke arah Vera, kemudian meninggalkannya dengan cemberut tanpa mengucap sepatah kata.
"Kamu ini" Bentak Rena kepada Vera yang terlalu polos, "Ckckck, Ver ... Ver" Sahut lemah Intan menggelengkan kepala, Mereka sudah tahu Vera adalah gadis polos, dari semenjak SMP mereka memberi gelar Vera sebagai manusia ter polos sedunia, sedangkan Vera hanya terlihat bingung menggaruk kepala.
"Hahaha" Tawa keras meledak dari Leny sangat bahagia melihat kekalahan telak Niza, "Wah ini benar-benar sejarah harusnya aku mengabadikannya tadi, Leo benar-benar keren, baru kali ini aku melihat Niza sampai berteriak seperti itu" Sambung Leny dengan penuh tawa.
"Sepertinya dendam kamu yang berabad-abad lamanya sudah terbalaskan oleh Leo" Sahut Clara yang ikut menikmati kesenangan Leny, "Ya, aku benar-benar tidak menyangka Leo akan melakukan itu, bahkan dengar-dengar Geral ketua OSIS dari kelas elite, siswa paling populer di sekolah kita sudah lama ngemisi sama Niza" Ungkap Leny ringan dan sedikit mengecilkan volume suaranya.
"Berarti Geral dan Niza udah saling kenal?, Bukankah mereka baru akan bertemu sekarang?" Tanya Karin heran, "Mmmmm tentu saja tidak, mereka yang dari keluarga kaya raya selalu memiliki relasi yang besar dan kuat, perjodohan untuk anak-anak mereka juga sudah lumrah". Jawab Leny dengan ringan sambil memainkan sedotan di tangannya.
"Dan satu lagi sebentar lagi berita tentang penghinaan kepada Niza pasti akan segera menyebar di sekolah, dan perang dunia tidak bisa dihindari, Geral pastinya tidak akan diam saja" Sambung Leny dengan santai.
Mendengar perkataan Leny yang masuk akal membuat Karin merasa cemas, karena jauh di dalam hatinya ia sudah mengagumi Leo dan tidak ingin terjadi sesuatu terhadapnya.
Sandi dan Leo sudah berada di taman Sandi duduk dengan santai dan Leo di bawah pepohonan, "Huuuuu" Sandi menghela napas pelan, "Leo apa kamu sadar dengan yang kamu lakukan barusan" Ungkap sandi sedikit khawatir, Apa kamu tidak tahu siapa yang kamu hina?" Sambungnya lagi.
Leo menatap sandi dengan tajam, "Aku tidak perlu tahu siapa dia, yang aku tahu dia telah menghinamu" Ucap Leo ringan, "Aku sudah bilang sebelumnya jangan buat masalah dengan kelas elite, apa kamu belum bisa mengenali kelas elite" Balas Sandi dengan serius.
"Aku juga sudah bilang aku tidak peduli dengan aturan mereka" Suara Leo mulai dingin dan menekan, "Tapi Leo ... " Balas Sandi dengan suara berat, "Kamu hanya terlalu berlebihan menanggapi mereka, jika kamu memberikan mereka menghina mu dan tidak membalas kamu hanya akan terus mendapatkan hal yang sama di kemudian hari" Balas Leo dengan dingin menasihati Sandi.
Sandi termenung dengan kata-kata Leo, namun tetap saja ekspresi khawatirnya tidak berubah, ia hanya beranggapan bahwa Leo belum mengerti tentang bahaya yang akan mengancam Leo.
Sementara itu di ruangan khusus untuk murid kelas elite, "Geral apa kamu sudah dengar apa yang barusan terjadi dengan Niza di kantin sekolah" Ungkap Beni yang datang dengan Rian dengan berlari tergesa-gesa untuk melaporkan temuannya kepada Geral. "Hey-hey brather Apa maksud ucapanmu" Tanya Geral dengan santai kepada Beni.
Beni meminum air jeruk yang ada di atas meja, "Itu ... Ada siswa baru yang berani merendahkan Niza di depan semua murid" Ungkap Beni dengan napas yang masih ngos-ngosan, "Siswa baru mana yang berani merendahkan Niza?, Apa dia dari kelas elite?" Tanya Geral dengan mengerutkan kening sedikit terheran-heran.
"Aku masih belum tahu pasti, tapi sepertinya dia bukan dari kelas elite" Jawab Beni dengan nada berat, "Apa kamu yakin siapa yang memberitahumu?" Sambung Geral, "Beritanya sudah menyebar dan menjadi perbincangan hangat di semua kelas".
Geral yang mendengar berita itu mulai geram, "Kalian cari tahu semua tentang siswa baru itu, biar aku memberinya pelajaran" Perintah Geral Tegas dengan senyum licik, Geral mengambil kesempatan ini untuk lebih mendapatkan perhatian dari Niza.