Chereads / Dibatas Senja / Chapter 52 - Bab 52

Chapter 52 - Bab 52

Pesta pernikahan pun berlangsung di rumah ardan, para tamu sudah memenuhi kursi undangan, mulai temen temen dan tetanggaan bapak muhammad yasin, temen bisnis bapak, ibu ibu kelompok yasinan, dan yang utama tentu temen sekolah ardan dan paling banyak temen kuliah kedua mempelai.

Acara sudah dimulai dipandu dengan mc atau pranoto coro dengan memakai bahasa jawa kuno, yang entah para pendengar ngerti apa endak dengan yang disampaikan, yang jelas pihak pengatur jalannya prosesi cukup paham yang dimaksud.

Pengantin sudah berada di panggung, dengan di dampingi kedua orang tua ardan dan ibunda lusi beserta adik laki lakinya, setelah melalui prosesi yang panjang, mulai adegan menginjak telur oleh pengantin pria yang kemudian dibasuh kakinya sama mempelai wanita, kemudian prosesi berlanjut dengan sindur kedua mempelai berjalan dengan kain sindur ( kain panjang yang berwana merah ) yang ditarik sama pak yasin ayah ardan sampai ke tempat duduk pelaminan, mempelai beserta keluarga dengan memakai pakaian adat jawa tengah dengan warna senada. semula usulan dari pihak perias pengantin menggunakan Baju Basahan dimana pengantin pria tidak mengenakan pakaian alias bertelanjang dada hanya jarit saja yang ditarik melengkung agak keatas dan Pengantin wanita memakai kemben dengan kain hanya sampai dadanya lengan dan leher dibiarkan terbuka tentu saja arkan langsung menolak gimana endak bagian tubuh dirinya serta istri tercintanya bisa dilihat para undangan so dia langsung mencak mencak, sangat tidak dianjurkan !!!! murkanya. Akhirnya mereka menggunakan pakaian adat yang di sebut dengan baju jawi jangkep dimana pria memakai baju beskap hitam dari kain bludru, yang dipadukan dengan kain batik atau jarit sebagai bawahan, ada hiasan bros atau jam rantai di bagian saku. Untuk melengkapi penampilan pria Jawa Tengah, mereka mengenakan blangkon, sandal selop serta keris dan roncean melati yang indah. Sedang penganten wanita mengenakana baju kebaya tertutup panjang hingga dibawah lutut dengan bahan yang sama beludru hitam. Aksesoris yang digunakan untuk menghiasi diantaranya adalah konde dengan melati hidup yang dironce hingga menghias ke depan sampai dada, tak lupa perhiasan komplet mulai anting anting kalung dan gelang besar terpasang disana, dan sendal selopnya juga digunakan.

Sepasang suami istri baru tampak lelah, "lelah dek," ardan memandang kasihan sama istrinya diikutin anggukan lemah lusi. "nanti aku pijitin, boleh milih di bagian mana, " ardan berbisik pada istrinya saat selesai acara dulang dulangan, "boleh asal mijit tok, dak mrembet lainnya," ardan menggegam tangan istrinya. "lho kalo itu bagian dari service pijat plus plus, pasti dijamin memuaskan," lanjut ardan mencium tangan mesra lusi, " omes," lusi mencubit perut ardan gemes, aaauuuk, jeritan ardan sedikit lebai, hingga para undangan menoleh ke arah mereka. Setelah itu undangan banyak yang berbisik bisik membicarakan kedua mempelai yang beruntung, satunya cuantik dan pasangannya gantengnya waw bikin ngiri yang lihat, apalagi ardan incaran para ibu untuk dijadikan menantu bagi anak perempuannya di komplek kampung.

Prosesi masih banyak lagi yang diikuti secara runtun oleh kedua pengantin dengan nurut, hari ini keduanya bak boneka yang mengikuti alur cerita sang dalang.

Di tengah acara ada ganti kostum dengan setelan baju pengantin yang disepakati warna putih dengan bahan agak tipis dan kebaya perempuan di mode sedikit modern dengan ekor yang agak panjang dan lebar.

Si pengantin membawa kumpulan bunga mawar putih, mawar adalah bunga yang bisa mewakili perasaan hati seseorang. Putih, sederhana dan ketulusan cinta adalah yang tersirat. Dalam genggaman dan hati, perasaan tulus yang tersirat dilambangkan dalam buket bunga, kalo ini permintaan lusi karna tidak ada dalam adat jawa untuk melempar bunga dalam prosesi pernikahan, sehingga ditambahkan.

Rombongan berlima, dua wanita cantik dan tiga orang lagi pria ganteng, membuat para undangan berdecak kagum, kelihatan dari aura mereka yang terpancar berbeda. Mereka adalah Hanafi memakai batik bersama Zahra istrinya yang berbalut pakaian sar'i yang terlihat longgar, Janggan bersama jihan yang menggandeng mesra suaminya dengan baju batik couple yang berwarna merah maroon, dan yang sendiri tentu si Yoyok karna istrinya yang hamil muda dak sanggup perjalanan jauh dikit.

Ardan langsung berdiri menarik istrinya untuk ikutan menyambut sahabatnya, dia merangkul pinggang lusi memberi kekuatan, ardan cukup tahu bagaimana bergemuruhnya batin istrinya akan bertemu jarak dekat dengan seseorang setelah beberapa tahun lamanya dan mungkin masih belum terlupakan.

Hanafi merangkul ardan memberikan selamat, " selamat dan, alhamdulillah kalian ternyata berjodoh," sedang zahra bersalaman dengan lusi " makasih mbak dah datang," lusi memeluk istri hanafi dengan memberikan cipika cipiki. "terima kasih fi, eh aku rencana mau nitip istriku ke yayasanmu," ucap ardan teringat hal penting untuk istrinya bisa ngajar dekat kerjaannya biar dak LDR an.

" hoi broo, bahas kerjaan nanti aja," suara Janggan melepas salaman ardan dan Hanafi, " Hai Shobat, sama Jihan," ardan memeluk Janggan serperti layaknya sahabat yang lama dak bertemu dan menoleh ke samping dimana lusi mematung tanpa suara. "selamat mas ardan, aku memenuhi undanganmu datang sama mas Janggan," Jihan menarik tangan lusi untuk bersalaman karna pengantin wanita ini hanya membisu. "terima kasih," hanya itu kalimat yang keluar, dia memandang suami dan istri di depannya dengan hati yang masih ngilu, kenapa dia sudah punya ardan. Sedang Janggan tak berkedip memandang pengantin wanita.