Ada yang harus disampaikan lusi sebelum hubungan mereka lebih jauh. Meskipun terasa pahit tapi sebuah kebenaran harus disampaikan, kejujuran memang kadang tidak menguntungkan.
Ardan terlalu baik, dia pantas mendapat wanita yg lebih baik darinya. Wanita yang bisa menjaga kesuciannya yang menunjukkan ahlak seseorang. Lusi merasa tak pantas mendampingi Ardan, dia tidak bisa memenuhi kriteria menjadi istri seorang ardan.
Sore ini Ardan akan datang, dia milih naik bis bisa istirahat, daripada bawa mobil sendiri harus konsentrasi di jalan yang ada capek perjalanan. Lusi nyusul di terminal kota bawa motor metik dengan dua helm, yg satu persiapan buat Ardan. Lusi jadi teringat 4 tahun lalu dia juga menunggu seseorang di terminal, perasaan yang ada berbeda, artinya lusi lebih mencintai laki laki masa lalunya, sudah tidak pantas lusi memikirkannya. Gimana kabarnya apa dia bahagia dengan istrinya mungkin bahkan sudah punya anak. Kenapa jadi mikirin tuh orang yang jelas udah gak ada hubungan sama aku, masih ada kak ardan yang selalu ada untukku. Tapi gimana setelah nanti dia tahu kebenaranku apa dia akan meninggalkan aku. lusi memikirkan hal terburuk jika ardan meninggalkannya. "laki laki selalu menginginkan jadi yang pertama", kata lusi dalam hatinya.
" Hai kak, " dari jauh lusi berteriak memanggil ardan di pintu keluar bis, " Ardan melambai tanda mengerti dan mendekati lusi yang berdiri disamping motornya, " kamu tambah cantik, bisa gila aku lama lama kalo dak nikahin kamu," ucap ardan menatap lusi dengan rasa kangennya.
" salam kek, ngomong nglantur, " lusi sewot dengan godaan ardan.
" iya, gitu aja marah,"
"Assalamualaikum cantik, " Goda ardan dia suka lihat wajah lusi yang merona. " walaikum salam, dak terima embel embel gombalan," ucap lusi.
" Tadi di perjalanan lancar, " tanya lusi.
" Nanti aja ceritanya, dak diajak ke rumah nih, atau mau langsung ke hotel, boleh" Ardan semakin senang melihat lusi cemberut, gemesin. pingin dia colek pipinya, tapi dak berani.
" Apaan sih, kak ardan mau aku yang bonceng ? " tanya lusi karna dak tega lihat wajah lelah ardan.
" Wau seneng banget, ngerti juga kamu beib, kalo pacarmu capek, " jawab ardan jahil. lusi mendelik mendengar panggilan beib dari ardan.
Ardan menerima helm dari lusi kemudian mbonceng motor yang dikendarainya, " asyik bisa pegangan, " celoteh ardan membuat lusi jadi grogi, kenapa tadi dak diajak naik angkot desa bisa dibuli aku sama dia selama perjalanan. Lusi berhenti disebuah bangunan tempat penjual rujak dan dawet siwalan ( terbuat dari santan dan buah siwalan ), " berhenti dulu ya kak, kita minum dan makan rujak buah enak disini, " kata lusi sambil membelokkan motornya dan memarkirkan disebelah penjual rujak, ada beberapa bangku yang disediakan penjual." rujak buah, kebetulan aku pingin yang pedes, lagi gemes sama seseorang, " ardan tersenyum jahil. Lusi memanyunkan bibirnya, " Awas nanti .." belum selesai kalimat lusi dipotong ucapannya sama " Awas nanti kalo udah jadi istri, dak akan kuberi ampun, " ha ha ha, ardan tergelak.
Tempat penjual rujak bagus untuk bersantai, di depan langsung nampak pantai laut utara jawa. Rambut Lusi yang sedikit panjang melambai indah dimainkan angin laut, ardan menatapnya kagum.
".Kak ardan, aku sebenarnya mau nyampekan sesuatu yang penting untuk hubungan kita, " ucap lusi sambil melihat sekeliling, pegunjung lagi sepi.
" Just say, when, I agree with U, " ardan menampilkan senyum menggodanya, " Kak, seriously, " lusi kesel, dicubitnya perut ardan sampai meringis, " aku dua rius sama kamu, gimana sih ?" jawab ardan memasang wajah serius dengan menahan tawanya.
" Aku bukan wanita yang baik buatmu kak, " ucap lusi, " kak ardan tahu, aku pernah berhubungan sama mas Janggan, " kata lusi sambil menarik beban beratnya, " aku tahu dik, kenapa memang, belum bisa lupain dia, itu lagi yang kau bahas," ardan sedikit murung.
" Bukan sekedar hubungan biasa, kami pernah lupa diri kak, " lusi menarik nafas panjang atas penyesalan peristiwa itu.
" Mas Janggan ingin bertanggung jawab, tapi aku menolaknya, kami melakukannya setelah mas Janggan bertunangan, " lusi menundukkan kepala, tiba tiba terasa sesak dadanya, air bening merembes disudut matanya, Janggan menggeser duduk mendekati gadisnya. " aku sudah tahu, " disibakkan rambut lusi yg di depan keningnya, Ardan menghapus airmata yang terus menetes dari mata indah gadis yang disayangnya. Ardan ingin menghibur gadisnya, dari luka hatinya. Terbuat dari apa hati laki laki ini, menerima kenyataan dia tidak menjadi yang pertama, tapi masih tetap menjaga hatinya, mungkinkah dia bisa menerima lusi dengan kondisinya.
" aku ingin kau tahu, aku menyayangimu dan ingin menjagamu, kejadian itu sebelum aku bersamamu, lupakan, berjanjilah menjaga hatimu jika ingin bersamaku, " ardan menggertakkan giginya dia ingat waktu itu, Janggan menceritakan penyesalan telah menodai lusi, tapi dia tidak tahu kalo ada laki laki yang lain yang lebih hancur hatinya.