Chereads / Dibatas Senja / Chapter 25 - Bab 25

Chapter 25 - Bab 25

Wisuda tingkat universitas, diadakan di Gedung Prof Soedarto SH Kampus Undip Tembalang. dengan wisudawan sebanyak lebih dari 2300 orang, baik paska sarjana, profesi, sarjana maupun diploma.

Tepat pukul 10 pagi proses wisuda dimulai, diawali dengan mempersilahkan para orang tua wisudawan memasuki ruangan wisuda. Kemudian disusul oleh wisudawan. Khusus wisudawan cumlaude, mereka mendapat kesempatan untuk masuk terlebih dahulu dan duduk dibarisan depan.

kemudian masuknya Rektor dan 3 wakil rektor, yaitu Wakil Rektor 1 Bidang Akademik, Wakil Rektor 2 Bidang Keuangan, dan Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan memasuki gedung.

Lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan dengan hikmad seluruh yang hadir diminta berdiri, tak terasa ada sebagian wisudawan yang menitikkan airmata bahagia mereka, salah satunya adalah mahasiswi FEB, Lusi Aryanti yang lulus dengan predikat comlaude dengan IPK 3,83 maka dia duduk di barisan depan diantara wisudawan cumlaude lain.

Setelah sambutan Rektor dilanjutkan dengan acara pemindahan tali toga oleh Rektor dan pembagian ijazah oleh wakil Rektor 3 kemahasiswaan.

Makna Pemindahan Tali Toga Saat Wisuda, Tali Toga merupakan simbol yang menyatakan bahwa mahasiswa telah lulus dan siap untuk terjun ke masyarakat. Tali toga wisudawan yanh awalnya disampirkan di kepala sebelah kiri lalu kemudian oleh rektor dipindah ke bagian kanan, maksudnya adalah selama menjadi mahasiswa, bagian otak yang dipakai kebanyakan adalah otak kiri yang hanya berhubungan dengan bahasa atau hafalan. Nah, dipindahkannya tali toga dari kiri ke kanan itu dimaksudkan agar setelah lulus para sarjana tidak hanya menggunakan otak kiri, tetapi harus lebih banyak menggunakan otak kanan yang berhubungan dengan daya imajinasi, kreativitas, dan inovasi seseorang, dimana diharapkan mampu menciptakan lapangan usaha sendiri.

Ibu Ratnawati ibunda lusi, adik dan neneknya ikut dalam undangan keluarga wisudawan, mereka begitu terharu akhirnya anak sulungnya berhasil sebagai sarjana tidak sia sia ibu ke negeri Jiran untuk mencari ringgit demi keluarganya.

Selesai acara prosesi wisuda semua dilalui mereka mengambil beberapa foto sebagai kenangan nantinya.

Setelah ini aku akan meninggalkan kota penuh kenangan, bahagia, kesedihan, akan ku mulai kehidupanku di babak baru.

"ibu mau pulang atau jalan jalan dulu mumpung di kota, tapi sebelumnya kita ke kostan dulu, ganti baju dan istirahat sebentar, "

"ya kita ke kostan kakak dulu, nanti jalan jalan ke mall, " jawab adik laki laki lusi yang ikut bahagia dengan kelulusan kakaknya.

"Kakak, rencana cari kerja dimana, "

"Aku sudah ditawari di Astra cabang Surabaya, kebetulan sudah lulus tesnya pas lagi skripsi," jawab lusi membuat keluarganya senang, " tapi pingin juga ikutan tes sebagai ASN ( dulu istilahnya PNS ) katanya ada penerimaan tahun ini untuk BPK ( Badan Pemeriksa Keuangan ) temen teman pada ikutan tes bulan depan, " Bu Ratna begitu bangga dengan anak perempuannya, disudut matanya menitikkan airmata bening, dirangkulnya anak gadisnya yang masih memakai baju wisuda dan topi toganya.

"ibu bangga sama kamu, bisa menjadi contoh adikmu nduk, " si mbah yang daritadi diam juga ikutan memeluk lusi mencium pipi kanan kirinya.

"ayo bu aku sudah pesan taksi, agak jauh ke kostan dari sini, " mereka manaiki taksi online untuk ke kostan lusi.

Setelah istirahat sebentar mereka ke mall kota Semarang, jalan jalan mumpung di kota, kalo di tempat asal lusi yang ada pasar tradisional, bisa bercampur jadi satu, mana penjual sayur buah, dan mana penjual pakaian bisa bersebelahan, tapi enaknya bisa ditawar harganya, tentu saja dengan kualitas yang entah berantah.

Saat masuk di mall citraland simpanglima, si mbah pengin beli daster batik, sebelum pintu masuk sebelah barat ada toko batik seingat lusi, mbah diajak masuk ke sana, mbah tanya tanya harga sama si mbak penjaga toko, diikuti ibu Ratna di belakangnya, sedang lusi dan adiknya melihat lihat model yang ada siapa tahu ada yang pas.

Sepasang laki laki dan perempuan dengan gaya busana orang kantoran, sedang menunjukkan contoh batik pada pelayan toko sepertinya yang diinginkan si perempuan. dia menggandeng tangan lelakinya dengan mesra, serasi, laki lakinya dengan postur tinggi, badan yang atletis perempuannya dak terlalu tinggi tapi di tutupi dengan high heels 12 cm dengan tubuh semampai dan kulit putih mulus. Tiba tiba laki laki itu menatap lusi dengan intens seperti mengingat seseorang, lusi jadi kikuk dipandang seperti itu mesti dengan jarak yang tidak terlalu dekat. deg

"mas," panggil lusi dengan suara paling pelan karena tersangkut di tenggorokan, laki laki itu mendekatinya, melepaskan gandengan pasangannya, lusi mengalihkan pandangan pura pura memilih batik di depannya menutupi kegugupannya, kenapa setelah dua tahunan harus ketemu lagi dengan laki laki yang paling ingin dibencinya.

"apa kabar lus," tanyanya singkat

"Baik, " lusi menjawab dengan singkat pula, sebelum mereka kembali ingin saling bertanya. karena memang begitu banyak yang ingin saling diketahui, tapi di waktu yang tidak tepat.

"mas sini, ini cocok dak buat ibu, " perempuan pasangan lelaki itu memanggilnya, laki laki itu tidak mendengarkannya kemudian perempuannya mendekat, lusi berjalan menjauh menuju ke tempat ibu dan mbah memilih baju.

Laki laki itu menurut kembali mengikuti perempuannya ke tempat pembayaran. mereka berjalan keluar, tapi kemudian lelaki itu berbalik mendekati lusi, " aku masih mengingat nomor hp mu, " katanya, dengan wajah tepat dibelakang tengkuk lusi, membuat lusi merinding, " sial, " batin lusi, tidak berani menoleh takut terjadi hal yang tidak diinginkan.

Kemudian dia pergi begitu saja meninggalkan lusi yang diserang hawa dingin mendadak.

Oh Tuhan kenapa harus ketemu lagi dengannya dan apa dia tunangannya atau mungkin sudah jadi istrinya. apa peduliku, aku benci kamu Janggan Pringgohadi, kamu melecehkanku.