Chereads / BAYANG KENANGAN / Chapter 27 - bab 27

Chapter 27 - bab 27

Waktu itu kini hampir habis, apakah rosa telah melakukanya dengan baik?

Oktober pun kini sudah datang.

Padahal semua itu belum lah banyak berubah.

Apakah ia bisa?

"Huh...!" suara hembusan nafas, tak kala Rivaldo begitu terbebani akan hal ini.

Tak menyangka hati+nya tergerak akan hal ini.

Ia begitu tergerak saat mendengarkan setiap perkataan dari Rosa dan Bayu lewat alat sadap suara yang dipasang di handphone rosa.

"Mempunyai ingatan yang bahagia dan indah tidak selalu mendatangkan keselamatan. Semakin indah suatu ingatan, semakin menyakitkan. Bahkan bisa jadi menakutkan. Bagi kedua-nya, untuk seseorang yang pergi... dan seseorang yang ditinggalkan". Saat itu ia mendengarkan kalimat yang di ucapakan bayu, sebuah kalimat yang mengerakan hatinya.

"Jika aku... Suatu saat nanti melupakan semua ini, tak mengingat mu, tak menggingat kenangan ini. Aku harap kamu bisa membantu ku mengingat kembali kenangan ini, walau pun aku tak acuh pada mu".

Mendengar ucapan bayu itu, membuat air mata rivaldo mengalir tampa ia sadari.

Ia rivaldo hanya bisa berkata, "mengapa ini terjadi kepada mereka! Jika mereka berpisah kemungkinan mereka tak bisa mengingat nya lagi".

Lalu ia rasakan tangan seseorang meraih tubuh-nya, memeluk diri-nya, ia lihati orang itu, yang rupanya adalah manager nya.

Sebuah pelukan untuk menenangkan hati-nya.

"Aku juga berusaha agar mereka tak saling melupakan, aku tau efek samping obat itu sangat lah kuat, dan kamu pun juga tau kan? Tapi kamu terus memaksakan-nya, dan bersikeras untuk memberi obat itu kepada nya."

"jika aku tau efeknya sekuat itu, niscahya aku tak akan melakukan-nya". Ucapnya menyesali perbuatannya.

"efek itu seperti virus, namun bila virus dapat ditangkal dengan cara menjahui orang yang terkena virus itu, maka sebaliknya virus ini dapat ditangkal dengan cara selalu dekat dengan orang ini. Apakah yang ku katakan itu benar?".

Manager nya hanya bisa mengaguk lemah Menangapi perkataan-nya.

"namun untuk membuat mereka bersatu di waktu ini sangat lah sulit" jelas manger nya.

Rivaldo hanya bisa terdiam, ia begitu bersedih akan hal ini, menyikapi takdir dari rosa yang tak pernah bagus.

Simponi melodi, tentram di dengar, iringan lagu sahdu, menetramkan jiwa, mata terpejam, hati mengumam, dalam diri yang penuh akan hitam.

Daun-daun berjatuhan tertiup angin disaat hujan, langit mendung cahaya terkurung.

Tetesan hujan basahi bumi, membasuh debuh, menyuburkan tanah.

Dingin-nya hujan membasuh tubuh, mentram jiwa dalam kelabu.

Angin, hawa dingin menusuk kulit, menyentuh hati.

Sepi?

tak lah sepi, hanya hati yang merana.

"jika kita harus melawan diri sendiri, bukankah pada akhirnya akan ada permusuhan atara diri sendiri, bukankah lebih baik mengajak diri sendiri sebagai teman dan membangun raga dan jiwa menjadi lebih baik". Sebuah pesan dari seseorang kepada-nya, kepada rivaldo.

"Jangan keras akan diri, ingat diam memang baik. namun, selalu diam juga tak baik".

"Mencintai, dikala suka sama suka adalah hal yang wajar. Kau suka pada-nya, dan ia suka padamu, namun jika kamu di tinggal pergi dengan surat undangan pernikah-nya yang kau gengam. apakah kamu masih berharap akan hal itu?

memang bukan kehendaknya namun kehendak orang tua-nya, namun sebuah cerita di setiap ending nya tak lah seterusnya bahagia". Ucap manager nya kepada ia di waktu dulu.

"Apakah aku boleh ikut bersama mu?".

"Tentu" jawab managernya, dan sampai sekarang ia masih mengikuti langkah managernya itu, yang ia angap ibu angkat nya itu, walau umur hanya terpaut 3 tahun saja.