Chereads / BAYANG KENANGAN / Chapter 31 - bab bonus 1

Chapter 31 - bab bonus 1

Hilang adalah sesuatu yang pasti, namun mengikhlaskan itu adalah jalan yang terbaik.

Januari.

Awal bulan ditahun baru, berharap tahun ini akan membawa kebaikan, baginya.

Semua tak berubah sejak saat itu, seperti biasa di bulan januari hujan masih melanda walau hujan hanya berisentitas sedang.

Dengan memegangi payung, ia berjalan di tengah beceknya jalan.

"permisi apa boleh saya ikut berteduh?". Ucap bayu kepada-nya.

Lalu ia geserkan tubuhnya memberi ruang untuk bayu.

Mentapi air hunjan yang jatuh dari cucuran atap genting.

Ia terus melihat hujan, merasakan dingin-nya air hujan menusuk kulit tubuh.

Suara air hujan terasa menenangkan jiwa dalam kesunyian.

"Kamu sedang apa?" tanya ia kepada bayu, bayu tolehkan muka, lalu tersenyum kepada-nya.

Dan kemudian melanjutkan kegiatannya.

"Sebuah cerita" jawab bayu singkat, sambil tetap menulis.

"Sebuah cerita?" tanya ia lagi kepada bayu, dan dibalas angukan oleh bayu.

Lalu ia alihkan pandangan-nya kearah depan dan kemudian menatap lagi air hujan yang turun dari cucuran atap genting.

"krek...!".

Suara ia membuka tutup minuman kaleng, lalu meminum-nya, sebanarnya meninum, minuman kaleng diwaktu hujan begini tak lah tepat, harusnya ia meminum kopi atau pun teh hangat, agar tubuh tak kedinginan karena hujan.

"Hari ini hujan menyayat hati, tetesnya berbekas di hati. Memikir kehadiran-nya yang tak kunjung datang, kadang pikiran menjadi begitu rumit". Sebuah puisi yang tak tau arti di ucap oleh-nya.

Lalu ia membuka payungnya dan berlalu meninggal kan bayu yang tengah asik menulis cerita itu.

"Perkiraan cuaca hari ini, hujan berisentitas sedang melanda sebagian kota Tanjung Pandan".

"anda lagi".

Lalu bayu duduk disebelahnya, menatapi hujan.

Kemudian ia membuka tasnya dan mengambil beberapa alat tulis dan mulai membuat sebuah cerita.

Rosa hanya sesekali melihat kearah-nya dan kemudian berpaling lagi kearah lain dengan memegangi minuman kaleng yang ada ditangan-nya.

"Katakan kepada-nya, langit mendung cahaya matahari terkurung, bagai mana bisa aku berjalan dalam kegelapan, tanpa dirinya".

Lagi-lagi sebuah puisi ia ucapkan, lalu pergi meningalkan bayu yang sedang asik menulis itu.

"Perkiraan cuaca hari ini, hujan lebat menguyur sebagain kota Tanjung Pandan".

"Jika kamu terus duduk disini, aku rasa tak kan ada yang berarti untuk dilihat".

Kemudian bayu duduk di samping nya, dan membuka tasnya lalu mengambil alat-alat tulisnya, menulis sebuah cerita untuk dijadikan sebuah karya novel.

Rosa hanya sesekali melirik ke arahnya, dengan tetap memegang minuman kaleng ditangan-nya.

"Kamu tau? Jika sesuatu yang hilang itu sukar untuk digantikan maka kita harus mengikhlaskan-nya agar hati menjadi tenang, namun jika hati tak tenang mungkin jalan yang terbaik adalah tetap mencari yang hilang itu walau kita tau bahwa kita tak akan bisa menemukan-nya".

lalu ia berdiri dan melangkah pergi dari gazebo itu dengan payung terpegang tangan.

Hujan masih menguyur kota tanjung pandan, dalam suhu yang begitu dingin orang-orang engan keluar rumah, kebanyakan dari mereka akan berbaring di tempat tidur dan menyelimuti diri dengan kain, atau ada juga bermalas-malasan dengan menonton film.

Namun lain hal nya dengan bayu, saat hujan ia begegas ketaman, berteduh di sebuah gazebo, dan menulis sebuah cerita.

Baginya dimusim hujan ini ide-ide untuk menulis sebuah cerita bayak bermunculan di kepalanya. Sebuah cerita yang indah untuk dibaca.

Walau pun ada beberapa karyanya di jadikan novel dan diterbitkan, dan salah satu-nya meledak dipasaran.