Apa kamu selalu menulis saja setiap berada disini?". tanya rosa kepada bayu.
Bayu hanya tersenyum, lalu menoleh ke setumpukan kaleng minuman yang ada disamping rosa.
"dan kamu?"
Lalu kembali menulis sebuah cerita.
Hujan masih saja menguyur tak ada tanda-tanda akan redah.
"Huh... Waktu terasa cepat berlalu" ucap rosa.
dan menoleh kearah bayu.
"rasanya baru kemarin malam aku melihat kembang api".
sambungnya.
lalu tersenyum kearah bayu.
Mendengar ucapan rosa itu, bayu seperti mengigat tentang sesuatu.
namum ia tak tahu pasti.
"Kembang api itu indah kan?"
"Namun saat ia hilang, rasa-nya ada yang lain didalam diri".
"Namun kenangan akan itu, maksudku kenangan tentang kita pernah melihat kembang api dimalam ini akan terus melekat dalam ingatan".
Kemudian bayu pegangi kepala-nya.
kepala-nya terasa sakit saat ia mengigat tentang itu, entah apa maksudnya dari kenangan yang ia ingat itu, dan siapa yang berbicara pada-nya dalam ingatan itu
Melihat bayu yang memegangi kepala-nya rosa menjadi sedikit khawatir lalu ia dekati bayu dan bertanya apakah bayu baik-baik saja.
"Aku hanya sedikit tak enak badan".
Ucap-nya kepada rosa, lalu ia pandangi wajah rosa.
dengan tersenyum kearah rosa.
"jangan membuat senyum seperti itu, senyum-mu itu penuh dengan kebohongan".
"kau selalu tersenyum dalam kebohongan".
sepertinya ia pernah mendengarkan kalimat ini namun entah dimana.
lalu tiba-tiba ia melihat kearah pergelangan tangan rosa dan melihat sebuah gelang yang rosa kenakan.
"Gelang ini...?" ucapnya.
Lalu menyamakan gelang yang dipakai-nya dengan gelang rosa.
"Kembang api itu indah kan rosa?"
"iya"
"Namun saat ia hilang, rasa-nya ada yang lain didalam diri".
"Seperti ada suatu yang hilang".
"Namun kenangan akan itu, maksudku kenangan tentang kita pernah melihat kembang api dimalam ini akan terus melekat dalam ingatan".
"ROSA!"
tiba-tiba ia memeluk tubuh rosa.
"Maaf selama ini aku tak mengingat mu, maaf!" ucapnya.
Rosa hanya diam lalu ikut memeluk tubuh bayu, air mata dari kedua-nya mengalir melewati pipi, pelukan erat begitu erat dari kedua-nya.
"Aku, a...ku pikir kamu tak akan mengingat nya lagi" lalu ia pelukannya makin kencang ditubuh bayu.
"maaf, maafkan aku" .
dalam tangis bahagia ia terus memeluk tubuh bayu, ia tak menyangka bahwa bayu masih mengingat nya.
dan...
di lain tempat, maksudnya di tempat yang tak jauh dari mereka, rival dan intan mengintai dan menguping pembicaraan mereka.
mampak kedua-nya turut bahagia atas semua ini.
mereka begitu senang mendengarkan semua ini.
ditengah menguping pembicaran bayu dan rosa itu. mereka berdua tiba-tiba tertegun (terdiam) saat mendengar perkataan dari bayu dan rosa.
"jadi apakah aku bisa melamar mu?"
"ya. aku juga berharap" ucap rosa.
"tentu, aku sangat menantikannya".
lalu bayu, ambil cincin yang rosa kenakan sebelumnya dan mengantikannya dengan cincin emas bermata batu permata.
"kok kamu udah beli cincin sih padahal kan kamu tak ingat tentang ini?".
"aku tak tau sebabnya, namun hati ku terus berkata untuk membeli sebuah cincin".
ucapnya, lalu ia menoleh kearah depan dari kejahuan nampak samar-samar ia melihat dua orang tengah mengintai mereka, ia pandangi kedua orang itu dengan seksama.
"owh...! rupanya mereka berdua" kata bayu dalam hati lalu ia memberi kode kepada rosa untuk mengarahkan pandangan-nya kesisi yang ia tunjuk dengan memancungkan mulutnya.
"aku spertinya punya pirasat, bahwa mereka (rival dan intan) menguping pembicaran kita" bisik rosa ketelinga bayu.
bayu menganguk dan hanya dengan tatapan mata rosa dan bayu bisa membuat sebuah ide.
"kamu tau intan?" tanya bayu.
"ya. yang memendam rasa kepada anak angkatnya bukan?".
"aku rasa sebenarnya rival juga mencintai nya namun mereka sama-sama takut untuk mengungkapkan-nya".
mendengar perkataan bayu dan rosa membuat rival dan intan menjadi diam dan salah tingkah.
wajah kedua-nya menjadi memerah.
entah dari mana datangnya mereka saling bertatap-tapan dengan waktu yang cukup lama.
dan kemudian...
"cup"
ciuman pertama dari kedua-nya memulai awal dari hubungan kedua-nya.
TAMAT...