Chereads / BAYANG KENANGAN / Chapter 5 - bab 5

Chapter 5 - bab 5

2 tahun yang lalu...

"Jika kamu terus duduk disini, aku rasa tak kan ada yang berarti untuk dilihat".

Kemudian ia duduk di samping Rosa, dan membuka tas-nya lalu mengambil alat-alat tulis-nya, menulis sebuah cerita untuk dijadikan sebuah karya novel.

Rosa hanya sesekali melirik ke arah-nya, dengan tetap memegang minuman kaleng ditangan-nya.

Ia tak memperdulikan apa yang dilakukan peria yang ada si sebelah-nya itu.

Mereka hanya diam selama itu tanpa ada kata yang memulai semua itu.

Hari pun berganti menjadi petang, Bayu berkemas-kemas dan hendak pulang, ia melihat gadis yang ada disebelah-nya itu seperti banyak pikiran dengan raut wajah yang murung.

Padahal mereka sudah beberapa kali bertemu di sini, maksud-nya tak ada kah peningkatan dalam pertemuan yang mereka lalui.

"Hari ini hujan menyayat hati, tetes-nya berbekas di hati. Memikir kehadiran-nya yang tak kunjung datang, kadang pikiran menjadi begitu rumit". Kata bayu tersenyum kepada- nya, lalu pergi dari tempat itu.

Hari-hari yang mereka lalui bersama ditaman itu, tak lah begitu megesankan, mereka hanya diam tanpa banyak bicara, walau kadang ada sapaan dari bayu kepada-nya, namun ia seperti tak menghiraukan sapaan bayu itu, bayu tak ambil pusing dari sapaan itu, ia seperti biasa, hanya menulis dan menulis cerita saja, bagi-nya itu yang terpenting.

Hari ini udara terasa dingin, Awan mendung dilangit, gemuruh terdengar ditelinga, tak lama hujan turun.

"kau benar, hujan menyayat hati, membuka kalbu lama ku. Adakah sebuah bahagia didalam hidup". Kata Rosa memulai membuka pembicaraan.

lalu bayu menaruh alat-alat tulis-nya, dan bediri melangkahkan kaki sedikit ke cucuran hujan yang ada di depan-nya, lalu ia tadahkan tangan-nya di cucuran air hujan.

"namun tampa hujan, mungkin kenangan itu tak lah ada arti-nya, jika hujan turun, kebanyakan orang akan termenung, merenungin kenangan di masa lalu, sekalian bernostalgia pada hari itu". Kata bayu lalu ia pejamkan matanya, dan merasakan dingi-nya air hujan.

"Jika hujan itu sebuah hal yang harus kau hindari, coba kau pejamkan mata bayangkan kenangan itu, apa kau ingin mengulangi-nya?. Aku rasa kalau kau mengulangi, kenangan yang ada mungkin kenangan itu akan terhapus, terganti dengan kenangan yang baru."

Dari pekataan Bayu itu ia sadar bahwa ia tak akan atau tak ingin mengulangi waktu dengan membuat kenangan yang nanti-nya belum tentu akan seindah kenangan yang telah ia buat.

Saat itu ia begitu senang bertemu dengan bayu, kini ia tak murung lagi, melainkan tersenyum dan tertawa karena bayu, tetawa bahagia.

Dalam pertemuan itu rasa cinta tumbuh diantara mereka, mereka saling mendam rasa, namun tak berani mengukapkan itu, baik Rosa atau pun Bayu sama-sama tak yakin akan perasaan mereka sendiri.

Namun karena perasaan yang mereka miliki lambat laun begitu terasa bersar.

Maka bayu beranikan diri untuk mengukapkan perasaan-nya.

"A... Aku juga sama seperti mu?" kata rosa malu-malu dan tertunduk.

Mengetahui perasaan rosa juga sama, bayu begitu senang, ia peluk rosa dan tak ingin melepaskan pelukan-nya.

namun kebahagian itu hanya sebentar saja bagi rosa.

"Tolong lah bayu, JANGAN TINGGAL KAN AKU!!!". Teriak rosa kepada-nya. namun, Bayu hanya tertunduk lesu dengan wajah pucat.

"Aku juga mau seperti apa yang kau kata kan pada ku, namun semua sudah takdir". Kata bayu, dan memeluk tubuh rosa.

"Aku tak ingin kehilangan orang yang kusayangi untuk kedua kali-nya". Kini rosa memeluk-nya dan menangis di pundak bayu, air mata-nya membasahi baju bayu.

Ia menangis tanpa henti, terisak-isak, dalam tangisan.

Kemudian ia lepaskan pelukan bayu, dan melihat bayu yang mulai menangis di depa-nya, ia sapu air mata dari kedua kelopak mata bayu.

"Selama ini kau pasti menyimpan tangisan mu". Dengan tetap menyapu air mata bayu.

"Kau selalu tertawa dalam kesedihan, kau selalu tersenyum, seyum kebohongan mu kini telah terbongkar bayu"

"Tapi kebohongan mu begitu baik, setiap kau menghembuskan nafas mu, kau selalu berbohong".

Kini bayu pun menangis sejadi-jadi-nya, ia menangis di depan rosa sambil berkata, "aku hanya berbohong untuk kebaikanmu". Kata bayu dengan tangisan menyertai perkataan-nya.