Kehidupan di rumah tua terus berjalan seperti biasa, semua penghuni tidak merasa bosan tinggal di sana. Sesekali mereka keluar dari rumah tua itu pun atas seijin dari mbok Siyem dan semua mematuhinya demi keselamatan mereka senditi.
Seperti telah dijelaskan ternyata di dunia astral juga berlaku yang lemah dan kuat, bisa dalam arti kekuasaan atau juga memakan mahluk lain, bila memohon ampun maka mau tidak mau akan menjadi budak dari si kuat. Mahluk astral itu bermacam bentuknya, ada berbentuk siluman, tuyul, raksasa, dan lain sebagainya. Dari yang biasa seperti pocong, kuntilanak sampai mahluk yang sangat seram dan berbahaya.
Rata-rata yang mahluk astral yang paling lemah di antara sejenis lainnya adalah arwah dari asalnya manusia ! dengan berbagai macam bagaimana ia meninggal. Mereka akan menjadi sasaran empuk untuk menghisap energinya sampai tak bersisa yang di lakukan mahluk astral lainnya.
Bukan hanya oleh bangsa mahluk lainnya, para mahluk astral ini juga di gunakan oleh manusia juga dengan berbagai kepentingan yang paling banyak tentu saja sebagai alat kejahatan. Manusia yang mempunyai ilmu tinggi bisa menaklukan mahluk astral.
Mbah Jambrong adalah salah satunya, ia mempunyai banyak koleksi mahluk astral dari berbagai jenis dan bentuknya sesuai dengan tujuannya. Dari yang paling ringan sampai terjahat. Ada saja berbagai orang datang dengan berbagai tujuan. Mbah Jambrong sendiri spesialis ilmu hitam yang paling ke sohor ke seluruh pelosok baik desa maupun kota.
Sebagai penganut ilmu hitam mbah Jambrong maka tak heran banyak yang datang untuk balas dendam, pelet, dan mencari kekayaan. Baik laki-laki maupun perempuan dari muda sampai tua. Bahkan dari miskin serta kaya mbah Jambrong tidak perduli, sampai saat ini tak ada yang menandinginya.
Sudah banyak dukun putih yang melawan dari ilmu kirimannya tapi tidak ada yang berhasil benar-benat mengusirnya atau menghilangkannya. Walau sudah kaya tapi mbah Jambrong tetap tinggal di gubugnya di atas bukit di tengah hutan. Istrinya ada 3 semua mempunyai rumah masing-masing di deaa tempat tnggalnya semua juga tahu rumah paling besar dan mewah diantara rumah dari kayu atau bambu dari warga desa. Tak ada yang berani mengusiknya siapa pun itu.
----------
Saat ini ia sedang marah sekaligus kesal, dia tidak tahu siapa yang melakukan, menghalangi atau mengagalkan ilmunya itu. Walau sudah bertapa mencari dengan ilmu batinnya tetap saja tidak ketemu. Ia menduga bukan manusia tapi mahluk astral tapi siapa ? setahu dia selama menjadi dukun sudah banyak melawan mahluk yang paling berbahaya sekalipun.
Tapi dia tahu, mungkin saja masih ada yang ia belum ketahui. Dan yang jadi masalah apa sebabnya ia melakukan itu, apa dia kiriman seseorang yang ilmunya lebih tinggi darinya, tapi tidak mungkin ada mahluk astral yang memakan ilmunya karena akan mati.
Tanpa di duga seseorang mahluk astral mengerahui sesuatu dan memberitahunya. bahwa ia adalah seorang nenek berusia 70 tahun bernama mbok Siyem dia tidak tahu sia sebenarnya nenek itu apakah mahluk astral atau manusia. Mbah Jambrong tersenyum kalau itu akan mudah mencarinya.
Di malam jum'at mbah mempersiapkan segala sesuatunya dan tak lama ia menemukannya di rumah tua. hanya saja samar-samar tidak terlihat jelas dan seperti ada yang menghalanginya. Mbah Jambrong sedang mengukur kekuatan si nenek itu, untuk itu ia mengutus kunti untuk datang ke sana.
Sementara itu di rumah tua, para penghuni seperti biasa sedang bersantai, tiba--tiba si nenek berdiri dan berjalan ke arah jendela.
"Sepertinya seseorang yang ku makan ilmunya waktu itu tahu tentang diriku dan marah ! bersiap dirilah kalian !"
"Baik nek !" seru semuanya. Si mbok melihat ada yang melayang turun dari pohon satu ke pohon depan rumah, sosok itu bergaun putih berambut hitam panjang.
Mata si kunti menatap rumah tua, matanya merah menyala ! si mbok merapal sesuatu dan matanya menatap tajam ke arah si kuntilanak. tiba-tiba tubuh kunti bergetar sebentar setelah itu terdiam tapi ada senyum di bibirnya.
Sementara itu mbah Jambrong mengawasi rumah tua melalui mata si kuntilanak, dia tidak mengetahui kalau tubuh si kunti sudah di ambil alih oleh mbok Siyem. Kini justru terbalik malah mbah Jambronglah yang di awasi. Setelah cukup puas si mbah memanggil kembali si kunti ke pondoknya.
Tenyata mbah Jambrong mempunyai tempat khusus agar si kunti tidak kabur. Setelah masuk kedalam tempat itu. Mbah Jambrong sedang mengatur rencana untuk menyerang si mbok Siyem karena telah menghalanginya. Tak perduli siapa pun dia.
Mbah Jambrong pulang ke rumah sebenarnya yang bagus dan mewah, sementara pondok itu hanya pondok kerjanya. Tengah malam botol khusus tempat si kunti di simpan terbuka sendiri.
"hi ... hi .. hi ... !" suara si kuntilanak terdengar menyeramkan. Kemudian terbang dan melesat ke desa tempat tinggal mbah Jambrong.
Si kuntilanak kini nongkrong di pohon mangga salah satu warga desa, selama ini penduduk desa aman-aman saja karena ada mbah Jambrong dari serangan atau yang mengganggu dari mahluk astral makanya para penduduk desa meronda bila ada maling saja tapi itu tidak selalu dilakukan lagi-lagi pada takut.
Malam itu ada dua warga lelaki yang hendak pulang. yang satu sudah berumur sekitar 40 tahunan dan satunya 30 tahun. Mereka sedang mengobrol tiba-tiba keduanya melihat seorang perempuan memakai kebaya agak lusuh berjalan mendekati mereka, keduanya tentu saja heran kok malam-malam gini ada perempuan jalan sendiri.
"Eh, Ujang lihat ada perempuan yang berjalan kemari !" ujar yang tua kepada temannya yang bernama Ujang.
"Iya kang, kayak aneh masa malam-malam gini ada perempuan jalan kesini !"
"Tunggu Jang, dia teh seperti si Euis ?"
"Euis siapa kang Udin ?"
"Itu anaknya mang Karta !"
"Yang bener ! bukannya lagi kerja di Jakarta ?"
"Ya engga tahu, mungkin dia pulang !"
Perempuan itu pun mendekat ke arah mereka berdua, mereka melihat perempuan muda sekitar 24 tahun sambil membawa tas,
"Euis ini teh !" tanya seseorang. Perempuan itu menatap kedua lelaki seperti tidak kenal.
"Siapa ya ?" tanya perempuan itu.
"Masa tidak ingat, ini teh kang Udin dan ini si Ujang !" jawab lelaki bernama Udin.
"Oh iya kang, maaf saya lupa !" si perempuan tersenyum.
"Dari mana Euis malam-malang gini ?"
"Ya mau pulang atuh, tadi teh macet di jalan ! selain itu harus nunggu angkot penuh ! jadinya lama !"
"Oh gitu, ya udah kita anter sampai rumah atuh !"
"Terima kasih kang, nanti ngerepotin !" jawab gadis itu tersenyum.
"Ah engga atuh, sekalian kami teh pulang jadi deket !"
Akhirnya mereka mengantar perempuan bernama Euis ke rumahnya ! sesampainya di tempat tujuan, mereka pun pamit dan perempuan itu berterima kasih.
"Kang ! aku teh tadi merasa aneh dengan si Euis !"
"Maksud kamu teh apa ?"
"Entah lah kang bulu kuduk teh asa berdiri semua !"
"Tunggu, maksud kamu teh si Euis hantu ?"
"Engga tahu ah kang !"
"Ih kamu teh, sudah lama tidak ada yang seperti itu disini karena ada mbah Jambrong ! masa kamu engga tahu !"
"Iya kang saya juga tahu !"
"Udah, akang duluan !" Ujang pun juga pamitan karena rumah mereka bersebelahan.
Bersambung ...