•
•
•
•
•
•
Pukul 8.30 pagi jihyun sudah berada di kantornya ia sedang bersiap untuk melakukan pertemuan dengan klien nya dari 𝙈𝙄𝙉 𝙀𝙉𝙏𝙀𝙍𝙏𝘼𝙄𝙉𝙈𝙀𝙉𝙏.
Jihyun pun berangkat dengan sekertaris nya Kang Daniel. Di dalam mobil jihyun memeriksa kembali proposal dari klien nya itu.
"Daniel-ah kau sudah memeriksa latar belakang perusahaan itu dengan teliti bukan? Aku tak ingin terjadi hal-hal yang merugikan perusahaan nantinya." Ucap jihyun sambil membaca kertas yang ada di tangannya.
"Sudah tuan, saya sudah memeriksa semuanya dari asal mula berdirinya perusahaan itu sampai siapa saja investor-investor nya. Dan semuanya menyatakan perusahaan itu bersih dari segala masalah." Jelas Daniel.
"Baguslah kalau begitu." Ucap jihyun sambil membereskan kertas-kertas yang ia pegang dan mengembalikannya ke dalam satu map yang berada di sampingnya.
Seperti itu lah jihyun, selalu teliti dengan suatu hal, ia akan mencari tahu semua nya, hingga yang tersembunyi pun ia akan mencoba menggali segala informasinya sampai mendapatkan hasil yang ia inginkan, dan sang ayah tak salah memilih putranya yang satu ini untuk menjadikannya seorang CEO di perusahaannya. Namjoon sangat tahu bahwa jihyun, putranya itu mampu untuk melakukannya.
"Tuan kita sudah sampai." Ucap Daniel pada jihyun yang duduk di kursi penumpang.
"Ne terima kasih." Jihyun pun mengambil proposal nya dan tas yang berisi beberapa dokumen penting untuk kerja sama mereka nantinya.
"Mari tuan biar saya yang membawanya." Daniel mengambil semua yang ada di kedua tangan jihyun tak ingin atasannya nanti kerepotan.
"Tidak apa-apa Daniel-ssi, kau itu sekertaris bukan asisten."
"Tidak apa-apa tuan saya tak ingin anda kesulitan nanti."
"Astaga, memang aku membawa apa sampai kesulitan?!" Gerutu jihyun yang sedikit kesal bukannya apa-apa, hanya saja jihyun tak ingin merepotkan orang lain.
Kini jihyun dan sekertaris nya sudah masuk ke dalam restoran itu dan Daniel pun berjalan ke arah salah satu pelayan untuk menanyakan tempat yang sudah di pesan oleh klien mereka untuk pertemuan itu.
"Permisi!" Ucap Daniel pada pelayan itu.
"Ne tuan, ada yang bisa saya bantu?" Ucap pelayan itu.
"Bisa tunjukan tempat yang sudah di pesan oleh tuan Min untuk pertemuan?"
"Oh, anda tuan Kim?"
"Beliau tuan Kim." Daniel pun menunjuk ke arah jihyun yang berada di belakangnya.
"Ah, tentu tuan. Mari saya antarkan." Ucap pelayan itu dan mulai melangkah ke arah tempat yang di maksud. Pelayan itu membawa jihyun dan sekertarisnya naik ke lantai 2 dimana ruang VIP berada.
"Silahkan tuan, tuan Min sudah menunggu. Kalau begitu saya permisi."
"Ne, terima kasih." Ucap Daniel dan jihyun pun tersenyum pada pelayan itu.
𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠
Pintu ruangan itu pun di buka oleh Daniel kemudian jihyun masuk terlebih dulu.
"Maaf tuan Min atas keterlambatan kami." Ucap jihyun sambil sedikit membungkukkan badannya.
"Ne tidak apa-apa. Silahkan duduk." Ucap pria itu. Jihyun pun duduk ke salah satu kursi yang berada di ruangan itu.
"Sebelumnya perkenalkan saya Min Yoongi." ucap pria berkulit pucat itu.
"Saya Jihyun, Kim jihyun."
"Ne, baiklah, kalau begitu kita mulai saja." Jihyun dan yoongi mulai dengan presentasi kemudian di lanjutkan dengan pembahasan tentang kerja sama antar perusahaan.
Setelah 2 jam berlalu kontrak kerja sama pun mereka sepakati dan setelah urusan pekerjaan selesai, kini jihyun dan yoongi pun menikmati beberapa dessert yang di hidangkan dengan beberapa soju. Jika kalian bertanya di mana sekertaris jihyun dan yoongi? Kalau sekertaris jihyun, dia sudah undur diri kembali ke perusahaan karena harus menyiapkan beberapa berkas untuk jadwal meeting jihyun selanjutnya pukul 4 sore. Dan yoongi tak mengikut sertakan sekertaris nya.
"Maaf tuan Min saya tidak suka minuman beralkohol." Tolak jihyun saat yoongi menawarkan segelas soju pada jihyun.
"Ah, benarkah? Sayang sekali dan jangan terlalu formal panggil saja yoongi di saat kita sudah tidak membahas tentang pekerjaan."
"Ne yoongi-ssi."
"Ck! Hanya Yoongi tanpa embel-embel di belakang namaku, jihyun."
"N-ne maaf."
"Jadi,.. —yoongi menumpu tangannya ke dagu nya dengan menatap jihyun lekat—
...sudah punya kekasih?"
"Uhuk.. Uhuk.. N-nde?" jihyun pun tersedak minumannya sendiri saat mendengar pertanyaan dari klien nya itu.
"Ah, kau seperti anak kecil." Ucap yoongi kemudian mengambil tisu yang ada di meja dan membersihkan bekas cipratan minuman jimin yang berada di sudut bibir jihyun. Jihyun yang di perlakukan seperti itu pun gugup dan menepis tangan yoongi dan membersihkan sudut bibirnya sendiri. 'Astaga agresif sekali klien ku satu ini, baru kali ini aku mendapat klien seperti nya.' batin jihyun yang merasa kesal dengan tingkah kliennya ini. Tapi, jihyun tak menyangkal jika orang yang ada di depannya ini sangatlah tampan.
"Baiklah, aku harus pergi sekarang." Ucap jihyun yang kini mulai beranjak membereskan berkas-berkasnya. Jihyun yang tengah sibuk membereskan berkas miliknya tak sadar bahwa yoongi telah berpindah di belakangnya. Yoongi pun entah mengapa merasa tertarik pada partner bisnisnya kali ini. Sebenarnya sudah dari awal dia jatuh pada pesona pria manis itu namun demi kelancaran proses kerja sama mereka ia pun menahan diri untuk tak mendekatinya. karena bagaimana pun ia harus mendapatkan kerja sama itu karena perusahaan Kim mempunyai reputasi yang sangat Bagus dalam segala hal dan juga jangan lupakan dengan pemimpin yang baru Kim Jihyun yang berada di depannya ini. Kim jihyun memiliki otak yang cerdas dan mempunyai ketelitian yang tinggi dalam hal pekerjaan. Maka dari itu ia tak akan berbuat ceroboh untuk kelangsungan perusahaannya jika ia melakukan satu kali kesalahan jihyun akan memberi black list pada perusahaannya. Karena ia beberapa kali mendengar jika banyak perusahaan yang sudah menjadi black list di daftar nama perusahaan yang tak akan pernah lagi di toleh oleh perusahaan itu. Meskipun sudah menanam saham jika partnernya terbukti membuat kesalahan, jihyun tak akan segan-segan untuk mencabutnya dan membuat perusahaan itu merugi bahkan bisa gulung tikar dalam sekejap mata. Bahkan jihyun berani menanamkan saham pada perusahaan yang menginginkan kerja sama sebesar 60%-75% karena tanpa mereka tahu jihyun dengan otak cemerlangnya telah memberikan peti mati pada mereka untuk bersiap kehilangan perusahaan itu. Namun jangan salah jihyun melakukannya dengan bersih tanpa akal licik atau apa pun itu. Namun meski begitu masih banyak juga yang ingin mengajukan kerja sama pada perusahaan Kim Group tanpa takut perusahaannya akan bangkrut di tangan jihyun.
𝙂𝙧𝙚𝙚𝙥
Jihyun tersentak saat yoongi memeluknya dari belakang. Yoongi pun mendekatkan kearah belakang telinga jihyun, mengirup aroma manis dan lembut floral dan fruity yang menguar dari tubuh jihyun.
"Kau sungguh wangi, aku menyukainya." Ucap yoongi sambil berbisik dan sedikit mengecup cuping telinga jimin.
"Y-yoongi-ssi.. A-apa yang kau l-lakukan?" Jihyun gugup karena baru pertama kalinya ia merasa terintimidasi seperti ini. Seketika tubuhnya lemah di hadapan pria berkulit pucat itu.
"Aku sangat menyukaimu sejak pertemuan pertama kita beberapa jam yang lalu. Dan aku sudah tak sanggup menahan lagi untuk tak mendekatimu."
"M-maaf yoongi tapi ini t-terlalu cepat, bahkan k-kita juga baru saja bertemu."
"Baiklah, kalau begitu apa aku boleh mendekatimu perlahan? Hingga kau menerimaku nantinya?"
"A-aku tidak yakin yoongi." Setelah mendengar ucapan jihyun, yoongi pun membalik tubuh jihyun untuk bertatap muka dengannya.
"Aku akan meyakinkan mu." Ucap yoongi sambil mengecup kedua punggung tangan jihyun dengan lembut. Jihyun pun di buat merona atas perlakuan yoongi padanya dan tak dapat di sangkal dalam hati jihyun merasa tersentuh atas tindakan pria pucat itu padanya.
𝙏𝘽𝘾