Chereads / The sweet triplet / Chapter 8 - TST 8

Chapter 8 - TST 8

.

.

.

.

Sudah tiga hari sejak kepindahannya ke agensi Min Entertainment, jimin di sibukkan dengan jadwal barunya. Saat ini ia sedang melakukan syuting film untuk pertama kalinya. Jimin berperan sebagai seorang pemuda biasa yang bekerja sebagai sekertaris di suatu perusahaan. Ia berlakon menjadi sosok Park Minji yang sabar dan tekun dalam bekerja. Dan jimin di pasangkan dengan artis terkenal Lee minho yang berperan sebagai Jung jungwoon CEO di perusahaan tempat Park Minji bekerja.

***

Pukul 1 siang jimin dan artis yang lainnya sedang break selama 1jam untuk makan siang. Kru pun juga menikmati makan siang mereka sambil mengobrol tentang jalannya syuting bahkan ada juga yang bergosip.

"Hei kalian lihat tadi interaksi antara Kim jimin dan Lee minho, bukannya mereka sangat serasi?" Ucap salah satu kru wanita.

"Benar sekali! Lihatlah Kim jimin yang cantik meski dia seorang pria tapi kecantikannya mengalahkan Park shin hye yang berperan menjadi rival nya." Ucap kru wanita yang lain.

Seperti itulah gosip para kru saat ini. Mereka tak bohong tentang hal itu bahkan sang aktor Lee minho mengaku sangat tertarik pada jimin. Di setiap kesempatan minho selalu mencuri pandang pada jimin yang tengah berada di kursi santainya. 'Ternyata dia benar-benar cantik di lihat dari dekat seperti ini.' batin Minho yang kini memandangi jimin dari jauh di tempatnya duduk saat ini.

Di sisi lain jimin tengah gugup karena membalas pesan dari jungkook yang mencecarnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya merasa bersalah pada pemuda pemilik senyum kelinci itu.

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

Jimin

Jimin-ssi

Yak! Kim Jimin! kau mengabaikan pesanku!

๐— ๐—ฒ:

Aish! Jungkook aku masih sibuk!

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

Sibuk?! sampai kau tak mau menjelaskannya?!

๐— ๐—ฒ:

Menjelaskan apa?

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

Aish!๐Ÿ˜ก

๐— ๐—ฒ:

๐Ÿ˜ฎ

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

Yak!

๐— ๐—ฒ:

Apa sih kook? menjelaskan apa maksudmu?

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

Kenapa kau pindah agensi?!

kenapa kau tak memberitahuku?!

Dan kenapa aku baru tahu setelah 3 hari kau mengundurkan diri?!!!!๐Ÿ˜ก๐Ÿ˜ค

๐— ๐—ฒ:

Oke, aku minta maaf Kook. maaf tak memberi tahumu.

Aku pindah agensi karena aku merasa tertarik.๐Ÿค”

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

๐Ÿ˜•๐Ÿ˜’

๐— ๐—ฒ:

Hahaha..๐Ÿ˜… oke, itu memang tak lucu

Jadi begini, aku ingin melebarkan sayap karirku untuk menjamah sesuatu yang lain di dunia hiburan.

Aku sekarang mengikuti syuting film Kook.

Sudah 3 hari aku mengikuti syuting itu. mianhe.. baru memberitahumu.

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

Siapa lawan mainnya?

๐— ๐—ฒ:

Le Minho dan Park Shin-hye๐Ÿ˜

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

Jadi, kau berperan sebagai apa di film itu?

๐— ๐—ฒ:

Aku menjadi Sekertaris Lee Minho di Film itu.

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

Jadi, Pemeran utamanya adalah Lee Minho dan Park Shin-hye?

๐— ๐—ฒ:

Kkk๐Ÿ˜„ Untuk Lee Minho, ya dia pemeran utamanya dan berperan sebagai CEO dan untuk Park Shin-hye dia menjadi rival ku di film itu.

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

Rival? maksudmu, Park Shin-hye tidak di pasangkan dengan Lee Minho?

๐— ๐—ฒ:

Aniyo Kook.l

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

Oh!๐Ÿ˜ฑ

Jangan bilang kalau....

๐— ๐—ฒ:

Um ne, aku yang di pasangkan dengan Lee Minho๐Ÿ˜โœŒ๐Ÿป

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

Yak! aki baru ingat menghubungi untuk apa!

๐— ๐—ฒ:

Apa sih?!!

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

Kau belum memberikan jawaban padaku๐Ÿ˜’

Kau lupa atau sengaja menghindar?!

๐— ๐—ฒ:

Omona!! tentu saja tidak. oke aki jawab sekarang.โ˜บ

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

Jadi?

๐— ๐—ฒ:

Ne, aku menerima mu Kook!๐Ÿ˜Š

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

YESSSSSSS๐Ÿ’˜๐Ÿฅณ

Karena sekarang kau kekasihku, jaga jarak dengan Lee Minho itu๐Ÿ˜ 

๐— ๐—ฒ:

Astaga Kook, kau tenang saja. di sini ada Jaehyun yang menjagaku.

ya sudah Kook, aku harus kembali syuting. wakti break sudah selesai.

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

Baiklah sayang, kau hati-hati saat bekerja

๐— ๐—ฒ:

Ne, Kookie sayang๐Ÿ˜˜

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

K-Kookie?๐Ÿ˜ฒ

๐— ๐—ฒ:

Ne, panggilan sayang khusus untukmu๐Ÿฅฐ๐Ÿ˜˜

baiklah aku kembali syuting Kook, paipai๐Ÿ‘‹๐Ÿป

SARANGHAE KOOKIE!!๐Ÿ˜˜๐Ÿ’‹โค

๐—๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ธ:

NADO SARANGHAE BABY!!!!๐Ÿ˜˜โคโคโคโคโค๐Ÿ’ž

Setelah berkirim pesan dengan jungkook, jimin pun melanjutkan syutingnya.

"Baiklah jimin-ssi sebentar lagi giliran mu, sekarang kau baca script mu dulu di bagian ini dan setelahnya kau baca yang ini. Nanti ada 2 kali pengambilan gambar di dua tempat yang berbeda nanti di tempat kedua blablabla...." Jelas salah satu kru yang bertugas mengarahkan dan mengawasi para artisnya saat jalannya syuting.

Jimin pun kembali membaca script bagiannya dengan seorang make up artist yang memberikan polesan riasan pada jimin yang terlihat luntur. Setelah beberapa menit, kini gilirannya untuk berakting.

"Baiklah jimin-ssi, minho-ssi ambil posisi kalian dan tolong tumbuhkan kembali chemistry di antara kalian seperti sebelumnya. Aku tahu untuk jimin-ssi ini masih baru dan sedikitnya menyulitkan mu namun ku harap kalian bisa melakukannya secara profesional."

"Ne kami mengerti." Ucap Lee minho sambil melirik pada jimin yang kini tersenyum.

"Baiklah kita mulai." Kru itu pun menyingkir dari sana setelah memberikan arahan dan kini giliran sutradara untuk memberikan aba-aba nya.

"Oke, kita mulai! Siap di posisi. Kamera siap! And action!"

๐™Ž๐™ ๐™ž๐™ฅ

Pukul 1 dini hari syuting telah usai dan kini jimin dan managernya jaehyun sedang berkemas untuk pulang ke rumah. "Jimin, kau perlu sesuatu?" Tanya jaehyun pada jimin yang kini tengah duduk memegang ponselnya.

"Aku hanya ingin cokelat panas. Tapi, biar aku yang membelinya kau juga lelah hyung." Ucap jimin yang kini siap melangkah pergi.

"Hey kau dari tadi sudah bekerja keras, aku yang hanya menonton syuting."

"Jangan lupakan tugas yang kau lakukan hari ini. Kita sama-sama bekerja hyung. Sudah biar aku pergi sebentar. Aku tak akan lama." Ucap jimin sambil melangkah pergi.

"Aish! Terserah! Beruntung sekali aku punya artis yang baik hati sepertinya. Hah.. Jadi ingat jimin yang manja dulu." Ucapnya sambil mengingat artisnya yang sangat manja di awal karirnya. Jaehyun pun akhirnya melanjutkan berkemas nya.

***

Di tempat lain minho tengah mengistirahatkan tubuhnya yang lelah di samping sofa loby gedung yang mereka pakai untuk syuting. Ia sendiri di sana sedangkan manager nya masih pergi untuk suatu hal. Saat ia sedang menikmati waktu santainya, minho melihat jimin yang akan keluar dari tempat itu sendiri entah akan kemana sambil memainkan ponselnya.

"Jimin-ssi?!" Panggil minho sambil berdiri dari duduknya.

"Oh? Ne minho-ssi?" Ucap jimin sambil membungkukkan kepalanya sedikit.

"Kau akan kemana? Dan kenapa sendiri? Dimana manager mu? Ini sudah malam."

"Aku mau ke supermarket untuk membeli minuman. Manager ku sedang berkemas aku tak ingin merepotkan nya jadi aku pergi sendiri."

"Mau ku temani?"

"Ah tidak perlu aku.... "Chagiya!!" Jimin dan minho pun menoleh ke arah pintu itu. Jimin tersenyum lebar saat melihat jungkook datang memakai coat hitam panjang dengan memakai topi dan maskernya.

"Ah.. Sudah datang rupanya!" Ucap jimin sambil melangkah mendekati jungkook. Jungkook pun memakaikan jimin coat lain yang sengaja ia bawa untuk kekasih mungilnya itu.

"Bagaimana? Sudah merasa hangat?"

"Um ne terima kasih." Jimin pun tersenyum dengan memperlihatkan senyum bulan sabitnya.

๐˜พ๐™ช๐™ฅ

Jungkook yang gemas, tanpa basa basi mengecup pipi jimin dan minho yang masih melihat interaksi keduanya, merasa geram karena nyatanya jimin telah memiliki kekasih. 'Sialan! Aku akan buat jimin menjadi milik ku.' batin minho.

***

Pukul 2 pagi, Jiheon terbangun saat mendengar suara tapak kaki seseorang dari luar kamarnya. Jiheon yang merasa penasaran pun akhirnya keluar dari kamarnya dan memeriksa siapa yang masih terbangun di pagi buta seperti ini.

๐™๐™–๐™ฅ

๐™๐™–๐™ฅ

๐™๐™–๐™ฅ

Jiheon pun tersenyum jahil saat tahu siapa yang masih terjaga di pagi buta ini. Ia masih mengikutinya sampai ke dapur dan berhenti dengan melipat tangannya ke dada saat melihat seseorang itu tengah membuka lemari es dan meraih botol air minum dan mengambil gelas kaca yang ada di dalam kabinet. Kemudian menuangkan air itu ke dalam gelas dan meminumnya.

Setelah orang itu selesai membersihkan gelas dan memasukkan kembali botol air minum ke lemari es, ia pun bersiap untuk pergi dari dapur namun saat akan melangkah menjauhi dapur sepasang tangan melingkari kedua lengannya dan perutnya.

"Boo!"

"Kamjagiya!!! Hyung~" Jiheon tertawa melihat jimin yang terkejut sampai terperanjat akibat ulahnya.

"Oke maaf.. Hufft.. Maaf sayang, oh lihat adik hyung cemberut eoh?!"

Jimin yang marah karena ulah jiheon pun segera menepis tangan hyung nya dari tubuhnya. Jimin pun berjalan menjauh di ikuti jiheon yang masih saja menggodanya.

"Jiminie, jangan marah eoh, kau jadi jelek kalau marah."

"Apa hubungannya coba orang marah dengan jadi jelek?" Gerutu jimin yang masih bisa di dengar jiheon.

"Ya ada sayang, bercermin lah biar tahu jika orang marah itu bisa buat wajahnya jadi jelek." Jimin pun menatap tajam pada jiheon namun jiheon yang melihat itu membalas tatapan jimin dengan menaikkan dagunya seperti orang yang menantang.

Tanpa di duga, jimin menarik lengan jiheon ke dalam kamarnya dan menjatuhkannya ke ranjang miliknya.

"Aww! Sakit jimin.. Yak! Yak! Jangan mendekat! Menyingkir!"

"Kau yang memulai hyung, jadi jangan harap aku berhenti." Ucap jimin sambil menaiki ranjangnya merangkak naik mendekati jiheon.

"Yak! Kau terlihat menakutkan! Menyingkir lah jiminie..Sudah cukup oke.. Hyung minta maaf ne.." Ucap jiheon sambil menarik mundur tubuhnya.

"No.. Hyung harus di hukum dulu karena sudah membuat jiminie marah, kesini hyung.." ucap jimin sambil menggapai lengan jiheon. (Ambigu banget ya.. Jangan berpikiran ke sana pleaseโœŒ๐Ÿ˜)

๐™‚๐™ง๐™š๐™ฅ

๐™Ž๐™ง๐™š๐™ฉ

๐˜ฝ๐™ง๐™ช๐™ 

Jimin menarik lengan jiheon dan menjatuhkan tubuh hyungnya didekat lututnya.

"Yak!!!"

"Terima hukumanmu hyung!!!"

"Aaaaaaarrgghh!!! Jimiiin!! Geliiii ahahaha... Sudaaahh.. Ahahaha..."

"Rasakan!!" Jimin menggelitiki tubuh jiheon sampai tertawa keras tak perduli hari masih gelap.

"S-sudah.. Ahaha.. Akuhh.. Lelah.. Haha.. Jimin!!! Aduuh~" Jimin berhenti dan Merebahkan tubuhnya di samping tubuh lemas jiheon yang sedang bernafas terengah-engah.

"Astaga.. Hyung apa kau habis lari maraton eoh? Lihat nafas mu." Ejek jimin sambil terkekeh.

๐™‹๐™ก๐™š๐™ฉ๐™–๐™ 

"Aww!!" Sebuah pukulan dari tangan mungil jiheon menyapa kening jimin. Jimin pun meringis dan mengusap usap keningnya yang terasa panas akibat pukulan dari jiheon.

"Kalian sedang mengadakan pesta tanpa ku eoh?!" Jimin dan jiheon pun menoleh ke arah pintu yang sedari tadi terbuka. Di Sana jihyun sedang berkacak pinggang menatap kedua adiknya yang berada di atas ranjang.

"Masuklah hyung!" Ucap jimin sambil mendudukkan diri di atas ranjang king size nya.

Jihyun pun masuk dan menutup pintu. Ia pun berjalan mendekat ke arah ke dua adiknya.

"Ji kau kenapa?" Tanya jihyun pada jiheon tergeletak lemas di atas ranjang jimin.

"Ah.. Tidak apa hyung! Aduh.. Aku lelah." Jiheon yang masih lemas memilih tak menjelaskannya karena kelelahan.

"Jim?"

"Aku habis menghukumnya!" Ucap jimin acuh sambil menaikkan bahunya.

"Yah.. Kenapa sikap kalian jadi tertukar begini.."

"Entahlah!" Ucap jimin dan jiheon bersamaan.

"Tuh.. Tuh.. Kan kalian jadi sama persis! Aku jadi berpikir kenapa aku yang juga kembaran kalian merasa berbeda ya?! Malah kalian yang lebih terlihat identik." Ujar jihyun sedih merasa berbeda dari kedua adik kembarnya.

"Hyung jangan begitu kita bertiga sama. Lihat wujud kita yang sangat mirip seperti pinang di belah tiga." Ucap jiheon sambil terkikik. Jimin pun membenarkan.

"Um, kita sama hyung. Sama seperspermaan, seperzigotan. Eh tidak.. Tidak! kalau sudah jadi zigot sudah bisa terbagi tiga terus jadi janin. Yang terpenting serahim!!" Ucap jimin sambil menerawang ke langit-langit kamarnya. Dan kedua hyung nya menatap datar jimin yang ucapannya yang sudah mulai ambigu.

"Eh? Kenapa hyung?" Ucap jimin saat melihat jihyun dan jiheon menatap datar dirinya.

"Siapa yang mengajari mu berkata ambigu seperti itu?" Jiheon mulai mengintrogasi jimin. Yang di tanya menelan ludahnya kasar. Hey! Jimin sudah tak sepolos dulu karena ia diam-diam pernah dua kali mencuri lihat video porno di tengah malam sambil onani setelah memastikan seluruh anggota rumah itu tertidur pulas.

"Em.. Aku harus mandi!!" Dengan cepat jimin kabur dari sana dan berlari ke arah kamar mandi dan menutup kencang pintunya.

๐˜ฝ๐™ง๐™–๐™ ๐™ 

"Yakk!" Teriak jiheon dan jihyun bersamaan melihat jimin kabur dari mereka. Sedangkan jimin di dalam kamar mandinya memukul mulutnya yang sudah kelepasan mengatakan hal-hal yang ambigu di depan kedua hyung nya.

๐™๐˜ฝ๐˜พ