aldo pov
hari ini adalah tujuh hari meninggalnya faris, aku dan aisyah menggelar pengajian untuk mendo'akan putraku, kami juga bersedekah kepada anak- anak yatim berharap semua bisa membantu membersihkan aku dan aisyah juga faris sedikit dosa kami.
banyak sekali yang datang ke kediaman kami untuk mendo'akan faris, acara pun berjalan dengan lancar, dan semua orang pun pulang termasuk ibu dan ayahku juga ibu dan ayah aisyah karena mereka sudah menginap disini selama tujuh hari, mereka harus kembali beraktifitas lagi, begitupun aku dan aisyah, kami harus segera bangkit kembali, aku yakin, faris tidak akan bahagia melihat kami terpuruk dengan kepergiannya.
"aisyah...." kupanggil istriku tetapi tidak ada jawaban, aku mencari keluar, dapur juga kamar kami tetapi aku belum menemukannya, lalu aku mencoba membuka kamar faris, aku melihat aisyah berada disana, dia menggunakan mukena, sepertinya dia baru selesai sholat, tatapan matanya kosong menyiratkan kehilangan yang sangat, dia kemudian mengaji untuk dihadiahkan kepada faris, tidak ada airmata yang keluar dari mata aisyah semenjak dokter menyatakan faris meninggal, aku tau aisyah mencoba mengikhlaskan kepergian faris, tetapi aku justru merasa khawatir,,aku pun menghampirinya.
" aisyah...sayang...jangan bersedih lagi ya...aku tau perasaanmu, tetapi kumohon jangan kau pendam perasaanmu, lepaskanlah...kau juga boleh menangis agar beban hatimu berkurang.." kataku sambil memeluknya, dia menatapku dan tersenyum, senyum yang penuh luka, dia mencoba menyembunyikannya tetapi aku tau...dia sangat terluka.
" mas...jangan khawatir,,,aku tidak selemah itu, aku sudah ikhlas, faris hanya titipan, begitupun kamu bagiku dan juga sama seperti aku bagimu,,kita semua ini milikNya,,,saat suatu hari nanti Dia ingin kita mengembalikannya kita harus melepaskannya dengan ikhlas." dia tersenyum, wajahnya sangat pucat, dia hanya sesekali minum air putih atau teh hangat, aku belum sama sekali melihat dia memakan sesuatu semenjak faris pergi, saat aku membujuknya dia selalu berkata tidak lapar.
" sayang...kita makan dulu yuk....mas akan suapi kamu, meski sedikit kamu harus makan." aku pun menggendongnya dan membawanya keruang makan, aku mengambilkan sepiring nasi dan sayur, kusuapi perlahan dan dia mau memakannya, tetapi pandangannya menerawang jauh, aku yakin dia memikirkan faris, bagaimanapun, seorang ibu memiliki ikatan bathin yang kuat dengan putra mereka, aku ingat saat aisyah koma, dia akan tiba- tiba bereaksi saat kudekatkan faris dengannya, bahkan sesekali mengalir air mata disudut matanya yang terpejam saat faris bercerita dan mencium pipinya, dia merasakan kehadiran putranya meskipun dalam keadaan koma.
"aisyah...mari kita tidur..." setelah aku membereskan meja makan aku membawanya ke kamar kami, kubaringkan tubuh kurusnya dan kuselimuti. aku kemudian sholat dan menyusul berbaring disisinya.
" sayang...apa kau besok mau ikut mas ke kantor?" tanyaku,,akupun melihat dia tersenyum.
" tidak mas, aku mau meminta ijin untuk bertemu bhita dan dokter adrian, aku kangen dengan mereka...apa boleh?" tanyanya, akupun memeluknya dan membisikkan sesuatu ditelinganya.
" boleh sayang...apapun yang ingin kau lakukan,,," dia tersenyum dan memelukku, wajahnya menyusup didadaku, beberapa saat kemudian kulihat aisyah sudah tertidur dalam dekapanku.
pov end
aku terbangun saat mendengar adzan subuh, kulihat aldo sudah bersimpuh di atas sajadahnya, dia melihatku dan memberikan senyuman padaku.
" aisyah...cepat ambil air wudhu..kita sholat berjama'ah..." pintanya, aku pun bergegas dan kini kami sholat bersama.
aku memasak untuk suamiku dan kami pun makan bersama, aldo kemudian pamit untuk pergi ke kantor.
" sayang..mas pergi dulu ya...kamu jadi bertemu dengan tabhita kan? tanyanya, aku pun mengangguk.
" jadi mas...tetapi nanti aku akan kekantormu untuk mengantar makan siang." kataku sambil tersenyum, aldo mengelus kepalaku dan menciumnya.
" oke...mas berangkat dulu.assalamu'alaikum..." katanya saat aku mencium tangannya, dia pergi dengan mobilnya.
aku bersiap-siap untuk bertemu bhita dan dr.adrian, aku sangat merindukan mereka, aku ingin memulai kembali hidupku seperti dulu...aku yakin putraku sudah bahagia saat ini.
***
" bhita..." aku melihat bhita berada di caffe dekat rumah sakit, dia melambai kearahku dan aku pun memeluknya saat kami bertemu.
" aisyah...kau semakin kurus..." katanya, tak berapa lama adrian datang, dia membelai kepalaku dengan sayang,,dia kakakku sekarang dan dia sangat menyayangiku.
" hai aisyah...kamu terlihat cantik dan segar...aku senang melihat adikku seperti ini" katanya dengan senyum menawan.
" bhita..adrian...ada yang bisa aku bantu dirumah sakit? " tanyaku pada mereka, keduanya saling memandang.
" aku bosan dirumah,aku ingin menjadi relawan untuk merawat orang- orang yang sakit, terutama anak- anak...aku ingin menghibur mereka." kataku memohon.
adrian kemudian menghela nafas .
"ada seorang pasienku, dia seorang anak perempuan berusia sepuluh tahun, dia menderita kebocoran jantung, tetapi dia sangat bersemangat, kalau kau mau aku akan memperkenalkanmu padanya..." kata adrian kemudian.
" aku mau...kapan kami akan bertemu?" tanyaku antusias
" besok pagi jam sepuluh ya,,kamu datang langsung kerumah sakit dan mencariku...oke" akupun mengangguk, kami bertiva mengobrol dan tak terasa sudah pukul sebelas siang.
" bitha,adrian, aku pamit dulu ya...aku mau ke kantor aldo, aku janji mengantar makan siang padanya..." aku memeluk bhita dan pamit pada keduanya, aku mengendarai mobilku menuju rumah, aku akan masak sebentar dan mengantarkan ke kantor aldo.