aku dan aldo sudah berada di bandara, hafiz dan nisa tergesa- gesa menghampiri kami.
"aisyah...aldo...ini dokumen- dokumen yang kalian butuhkan juga buku rekening dan kartu atm, aku sudah membayar gaji kalian selama tiga bulan dimuka, jadi nanti selama tiga bulan kalian hanya menerima bonus saja." hafiz menyerahkan sebuah koper kecil berisi aneka dokumen yang dibutuhkan aldo dan aisyah.
" terima kasih hafiz...kamu menyelamatkan kami dari orang gila yang mengejar aisyah...tanpa bantuanmu kami harus terus menghadapinya." aldo memeluk hafiz, aku memeluk nisa, kamipun kemudian menaiki pesawat pribadi milik hafiz yang akan mengantarkan kami ketempat yang baru,hafiz juga sudah memberitahu bawahannya yang berada di australia untuk membantuku dan aldo.
" selamat jalan,aisyah,aldo....semoga kalian betah dan bahagia..." hafiz melambaikan tangannya dengan nisa berada didalam gendongannya.
"sekali lagi terima kasih..." kami melambaikan tangan pada hafiz dan nisa juga.
aku dan aldo akan hidup di australia untuk sementara waktu,dengan bantuan hafiz aku dan aldo menggunakan identitas saudara hafiz,itu untuk menghindari dylan menemukan kami.bukannya aku takut padanya, hanya saja dylan seperti orang yang sakit jiwa, dia benar- benar menakutkan.
malam hari kami tiba di australia, anak buah hafiz sudah menjemput kami dan mengantarkan kami ke apartemen tang disediakan hafiz,satu lokasi dengan apartemen hafiz, setelah pengobatan nisa selesai hafiz akan menyusul kami disini, jadi yang akan bekerja diperusahaan hafiz hanya aldo, dan sebagai rasa terima kasihku aku akan mengasuh nisa selama hafiz bekerja.
" aisyah...lihatlah...apakah kau menyukai apartemen ini?" tanya aldo, aku melihat sekeliling rumah baruku, semua sangat moderen, kamar tidur yang luas dengan kamar mandi yang bersih lengkap dengan bathub, dapur minimalis yang bersih dan rapi,ruang tamu yang hangat dan balkon yang menyajikan keindahan kota membuatku langsung jatuh cinta dengan rumah baruku.
" sangat...aku sangat menyukai tempat ini." aku pun kebalkon dan melihat pemandangan negeri ini dengan takjub,aldo memelukku dari belakang,dia meletakkan dagunya di pundakku, kami berdua menikmati sesaat keindahan ini.
" sungguh- sungguh indah..." aldo membalik tubuhku hingga kami berhadapan sekarang,,dia mencium lembut bibirku,aku pun membalasnya, kami berciuman cukup lama, dan dia melepaskan ciumannya saat kami sama- sama akan kehabisan nafas.
" aku mencintaimu aisyah.." aldo mencium pipiku.
" aku juga mencintaimu mas..." aldo menggendongku dan membaringkanku di tempat tidur yang besar dan lembut. kami kembali berciuman dan akhirnya kami melakukan hubungan suami istri, aldo menumpahkan benihnya di rahimku, berharap kami bisa segera memiliki seorang anak lagi, semenjak kepergian faris menurut dokter pikiranku terlalu terbebani dengan rasa kehilangan yang dalam hingga membuat otakku terlalu bekerja keras pada akhirnya aku menderita stres ringan dan itu menganggu program hamil yang sedang kami jalani, tetapi semenjak bertemu nisa, pikiranku agak rilex,aku sudah mengikhlaskan kepergian faris aku yakin faris sudah bahagia disyurga.
" sayang...terima kasih..." aldo terkulai disampingku setelah aktivitas kami,dia mencium pipiku dan tersenyum puas.
" aisyah...kau benar- benar bisa membuatku bahagia sayang..." aldo merasa puas setiap kali menggauli istrinya.
"alhamdulillah bila aku bisa membahagiakanmu...apakah mas aldo senang?" tanyaku membalas senyumnya.
" tentu saja aku sangat senang..." katanya sambil memeluk tubuh polosku.
" kenapa ...?" tanyaku, meski aku tahu jawaban aldo tetapi aku senang mendengarnya memujiku.
" karena aku baru saja bercinta dengan bidadari ku..." aldo membenamkan wajahku yang memerah didada bidangnya,tempat yang paling nyaman menurutku, kamipun akhirnya memutuskan untuk tidur, besok pagi aldo sudah mulai bekerja dikantor hafiz,selama hafiz dan nisa belum datang aku akan menemani aldo di kantor.
pukul setengah empat pagi aku terbangun,rasanya tubuhku terasa pegal, aku hendak ke kamar mandi saat aldo mengeratkan pelukannya padaku.
" mas..aku mau mandi dulu...sebentar lagi subuh...aku ingin sholat sunah sambil menunggu subuh." kataku pada aldo yang langsung menciumku dan kembali mencumbuku.
" sekali lagi ya sayang...biar dia segera tumbuh..." katanya sambil mengelus perutku.
akupun hanya bisa mengangguk dan kami melakukannya sekali lagi,setelah beristirahat sebentar aku mandi dan sholat bersama dengan aldo sebagai imamku hingga subuh dan kami pun segera sholat subuh, setelah membaca do'a,aku membuat sarapan untuk kami berdua, hafiz sudah memenuhi kulkas dengan aneka bahan makanan, dia benar- benar sahabat terbaikku,, sayangnya nasib percintaannya dengan marwah harus selesai secepat ini,,,aku harap kelak dia menemukan pendamping yang baik yang mencintainya sepenuh hati, juga bisa menerima dan memperlakukan nisa seperti putri kandungnya sendiri.