Chereads / Sisi Gelap Rani / Chapter 4 - 4. Kado dari kak Alin

Chapter 4 - 4. Kado dari kak Alin

Tidak terasa sekarang aku kelas 11 atau kelas 2 SMA, sahabat dekatku masih tetap sama Laras, kami terus bersaing dalam pencapaian prestasi, namun persainganku dengan Laras persaingan yang sehat, kami selalu bertukar pikiran, dan mengerjakan tugas-tugas sekolah berdua.

kami seperti amplop dan prangko, dimana ada Rani disitu ada Laras, hubunganku dengan keluarga Laras juga semakin baik, terkadang bunda Laras memberi bekal makan siang, kadang juga memberi hadiah kecil berupa buku agama, buku praktek sholat, sebab secara jujur bacaan sholat aku nggak hafal,aku sholat kalau ada Laras, kalau nggak ada Laras dengan santai meninggalkan kewajibanku.

Meski berkali bahkan ribuan kali Laras menasehati tentang sholat, entah kenapa masih sangat berat untuk melakukannya, padahal Laras pernah bilang, hidayah itu wajib kita jemput Ran, jangan tunggu dia datang, kalaupun hidayah datang terus kamu nggak berusaha meraih ya hidayah itu akan terlepas lagi.

Hubunganku dengan kak Alin semakin hari juga semakin dekat, apalagi sejak kejadian di pantai Ancol waktu itu, sekarang kak Alin benar-benar menjaga layaknya menjaga seorang putri, sungguh aku makin merasa tersanjung dan bahagia dengan perlakuan kak Alin, kak Alin sering bercerita bahwa laki-laki di dunia ini nggak ada yang baik, dulu kak Alin pernah punya pacar, namun setelah kak Alin mendapat musibah besar pacarnya meninggalkan tanpa pamit, entah musibah apa akupun tak tau.

Pekerjaan di kafe juga nggak ada masalah, aku semakin pandai bergaul dengan para pelanggan, dulu kalau ada laki-laki miang menggoda aku ketakutan, sekarang semua itu b sudah jadi makanan sehari-hari, jadi aku bisa bersikap cuek, masalah uang tip dari mereka masih tetap aku dapatkan, lumayanlah uang itu bisa jadi tabungan, sebab masih punya impian untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, ya aku ingin kuliah mengambil jurusan PGSD.

Sore ini aku berangkat ke kafe, jarak mes ke kafe tidak jauh, kami semua dianter pake mobil fasilitas kafe, nyampe di kafe ternyata bang Rio sudah menunggu.

"Assalamualaikum Rani?, Gemana kabar, sudah agak lama kita nggak berjumpa ya?"

"Waalaykummussalam, Alhamdulillah baik bang? Sudah lama Abang disini?."

"Lumayan, sekitar 30 menit lah, Rani bisa bang Rio minta waktumu sebentar saja sebelum kamu masuk shift kerja"

"Oh, bisa bang, kebetulan Rani masih ada waktu 5 menit"

"Begini Rani, bang Rio cuma mau pamit, kebetulan bang Rio mau pindah tugas ke Bandung, dan ini hari terakhir bang Rio tugas di Jakarta, emmm .., jadi Abang berpamitan dan sekalian mau minta no WA Rani, bolehkan Abang meminta no WA Rani?, siapa tau nanti kita bisa saling bertukar kabar"

"Boleh bang, ini no wa Rani"

Setelah bang Rio menyimpan no wa, bang Rio berpamitan untuk pulang, sebelum pulang bang Rio berkata.

"jaga dirimu baik-baik ya Rani, jangan lupakan pesan bang Rio kemaren ya?"

"Eemmmm .., pesan yang mana bang"

"Bahwa buah manis pasti berulat" ucap bang Rio sambil berdiri dan mengucapkan salam lalu pergi.

Aku menatap punggung bang Rio, sambil memikirkan kata-kata yang bang Rio ucapkan tadi, sebenarnya ada apa dengan bang Rio, kenapa aku harus hati-hati, dan kenapa bang Rio selalu bilang buah manis pasti berulat?, Ah sudahlah sekarang waktunya aku kerja.

Waktu begitu cepat berlalu, nggak terasa sekarang waktunya aku pulang, aku harus buru-buru pulang untuk istirahat sebab besok ada ulangan harian, beruntung tadi kafe agak sepi jadi aku bisa menyempatkan diri untuk belajar, aku harus bisa meraih peringkat pertama agar kak Alin semakin bangga kepadaku, pas lagi beberes mau pulang kak Alin datang.

"Hai Rani ... sudah selesai kerjanya kan? Ayo pulang bareng kakak, tadi kakak udah bilang ke supir kafe kalau kamu pulangnya bareng kakak"

"Tumben kak, kok kakak jemput"

"Iya sayang? kakak punya surprise buat mu,"

ucap kak altin sambil membetulkan anak

rambut yang jatuh di keningku, dan kamipun pulang, namun kak Alin tidak membawaku pulang ke mes, akan tetapi kak Alin membawaku ke arah apartemen elit yang ada di kota ini.

"Kita mau kemana kak, kok ini kayaknya apartemen"

"Kita mampir sebentar ke apartemen kakak ya?, Ada sesuatu yang mau kakak tunjukan kepadamu"

Jawab kak Alin sambil menggenggam hangat jemariku, kak alin menatapku dengan intens, lalu dia mengusap lembut pipiku, dan mencium tanganku.

Lucunya aku hanya diam saja seakan terhipnotis dengan tatapan kak Alin, lalu kak alin membukakan pintu mobil untukku, perlakuan kak alin sungguh sangat manis, sepanjang perjalanan menuju apartemen kak Alin, tangan kak Alin tak pernah lepas menggenggam erat jemariku, aku diam dan hanya menurut tanpa perlawanan.

sesampai di depan pintu apartemen kak Alin menutup mataku dengan sapu tangan, dan dia membimbingku masuk, lalu kak Alin menyuruh duduk di sofa yang sangat empuk, alunan musik lembut mendayu, aroma pengharum ruangan menyapa Indra penciuman ku, lalu kak alin membuka penutup mataku.

"Kejutaaaaannn ... happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday to you ...."

Aku membelalakkan mata dengan sempurna, sungguh ini adalah kejutan yang luar biasa, seumur hidupku belum pernah merayakan ulang tahun, aku tatap mata kak alin, mataku berkabut, aku bahagia namun juga terharu, secara refleks aku memeluk kak alin, sungguh benar-benar terharu dengan semua ini, kak alin mengurai pelukanku, menatap mataku di remang cahaya lampu ruangan ini, kak alin menghapus air mataku, lalu kak alin mengecup keningku, aku menikmatinya, dan aku merasa bahagia dengan keadaan ini.

"Selamat ulang tahun Rani, selamat ulang tahun yang ke 17, semoga hidupmu selalu bahagia, lalu kak alin menyerahkan satu tangkai mawar merah dan bingkisan kado bergambar hati"

"Ayo sayang .., buka kadonya"

"Aku menurut, aku buka kado itu dan .., ya Tuhan kak Alin ... aku berlari mendekp kak Alin, ini bagus banget kak, ini kalung bermata merah delima sangat bagus kak, tapi ..?, kayaknya ini nggak cocok buat Rani"

"Itu batu berlian pantas buat gadis secantik kamu Rani, sini kakak pakekan, pasti kamu makin cantik bila memakai kalung ini"

"Lihat Rani, lihat kamu di pantulan cermin ini, bagaimana apakah kamu merasa kamu benar-benar cantik hari ini"

Kak alin meraba leherku dengan lembut, lalu memeluk pinggang dari belakang, dagu kak alin berada di pundakku, lalu kak Alin mencium leher, dan aku tidak bisa berkutik lagi saat kak alin mendaratkan ciuman di bibirku, sungguh perutku terasa geli, dadaku berdegup sangat kencang, hatiku merasa dipenuhi bunga-bunga mawar, namun aku cepat tersadar bahwa kak alin itu perempuan, dan aku juga perempuan, ini nggak normal ya nggak normal.

"Kenapa ... kenapa kamu menghindar Rani, apa kamu nggak suka dengan permainan tadi"

"M ... maaf kak Alin, tapi kita sama-sama perempuan"

"Rani .., apakah menurut mu perempuan ber ciuman dengan perempuan itu hal tabu dan salah?"

"I..iya kak"

Aku menjawab dengan intonasi nada penuh getaran.

"Baiklah .., bila menurut mu salah kakak minta maaf, okey .., kita jangan kacaukan suasana malam ini dengan sikap tegang dan sorot ketakutan dimatamu, kak Alin minta maaf"

Aku menatap jam di dinding yang sudah menunjukan angka setengah 2 pagi, aku teringat besok pagi aku ada ulangan harian, aku harus pulang, aku takut besok berangkat kesiangan.

"Maaf kak Alin, Rani harus pulang, ini sudah jam 2 pagi, besok Rani harus sekolah, dan besok juga Rani ada ulangan"

"Kamu tidur disini saja Rani, besok kakak Anter kamu ke mes, dan anter kamu ke skolah juga, kamu tidur di kamar biar kakak tidur di sofa, ow iya, itu banyak baju tidur kakak bisa kamu pake"

Saking capek dan ngantuk nya, aku menurut saja apa yang kak alin ucap, dan akupun langsung tidur dengan lelap.

Aku terbangun sebab hidungku mencium aroma masakan yang sangat lezat dari dapur, ku usap mataku, lalu aku berjalan ke arah aroma masakan, aku lihat kak Alin dengan lincahnya sedang memasak nasi goreng seafood .., eemmmm .., kak alin tau aja selera, ku lihat jam dinding masih menunjukan jam 6 kurang 15 menit.

"Hallo Rani, kamu sudah bangun, mandi dulu sana lalu sarapan, ini kak Alin masak nasi goreng buatmu, dan ini nasi goreng spesial kesukaanmu kan?"

Aku menatap kak alin dengan perasaan malu, aku teringat kejadian memalukan tadi malam, kenapa aku bisa seperti itu, kenapa aku bisa membalas semua yang kak Alin lakukan terhadapku.

"Haiiii ... kok melamun?" tangan kak Alin melambai di depan mata, lalu kak alin membawa ku kekamar mandi.

"cepat mandi keburu siang nanti kamu telat".

Aku bergegas mandi lalu sarapan, dan setelah semua selesai kak Alin mengantarkan aku ke mes untuk ganti baju dan mengambil peralatan sekolah, kamipun langsung meluncur ke sekolah.

"Rani ini hari Sabtu, nanti kamu libur kerja aja ya, masalah ijin nanti aku yang ijinkan, kak Alin mau ngajak kamu jalan-jalan, menghabiskan akhir pekan"

"Kita mau jalan-jalan kemana kak, Rani capek dan ngantuk lho"

"Heeeemmmm .., kamu ini, baru aja begadang sampai jam setengah 2 udah bilang capek dan ngantuk"

kak alin bicara sambil mengacak-acak rambutku,.

"okey sudah sampai .., jangan lupa nanti kita jalan-jalan ya? nanti kakak jemput kamu tepat waktu"

Dan akupun keluar dari mobil kak alin, untuk masuk ke kelas.

Didalam kelas Laras sudah menungguku,.

"Tumben kamu lama banget datangnya Rin?, Terus kenapa matamu merah gitu, kamu kurang tidur ya, wajahmu juga kuyu nggak seperti biasanya?"

"Iya Laras aku ngantuk banget nich, aku kurang tidur"

"Kok bisa kurang tidur?, Bukannya jam 12 biasanya kamu udah selesai kerja dan udah nyampe ke mes"

"Iya ... tadi malam di kafe aku dapat kejutan dari teman-teman" aku menjawab berbohong.

"Waaah ... kejutan apaan itu ran"

"Kejutan ulang tahun, hari ini hari ulang tahunku" aku menjawab sambil berbisik,

Saat laras mau menjawab perkataan ku tiba-tiba bel masuk berbunyi, kami semua duduk temang di bangku masing-masing sambil menunggu guru datang, akhirnya mata pelajaran dimulai, aku senang sebab aku bisa menyelesaikan soal-soal ulangan harian dengan sempurna.

Jam pelajaran berlalu, jam istirahat juga berlalu, sekarang waktunya jam pulang sudah tiba, aku berjalan beriringan dengan Laras menuju pintu gerbang sekolah, Laras langsung pulang sebab mobil jemputan Laras sudah datang, saat mobil Laras berlalu, aku melihat mobil kak alin mendekat ke arahku, kak alin membukakan pintu mobil untukku,.

Didalam mobil kak Alin memberikan aku paper bag, aku buka ternyata isinya baju ganti, dan aku disuruh kak alin ganti didalam mobil saja, aku menurut, setelah aku ganti baju di dalam mobil, lalu kak alin menyuruhku makan siang, ternyata kak alin sudah menyiapkan semua keperluan ku, beberapa menit setelah makan siang kak Alin menyuruhku tidur, katanya nanti kalau sudah sampai aku akan dibangunkan, karena aku lelah, capek, dan ngantuk, akhirnya akupun tertidur.