๐๐๐ค๐ช๐ก, ๐๐ค๐ง๐๐.
"Baby, aku sudah tahu di mana jimin." Ucap Danielย pada Seungwoon yang saat ini tengah menatap layar televisi tanpa minat sambil menekuk kedua lututnya di depan dadanya.
"Jangan membual, Nil. Aku tak ingin kecewa lagi seperti waktu itu." Ucap Seungwoon sambil menumpukan dagunya pada lututnya.
Daniel pun mendekat ke arah Seungwoon dan duduk di sampingnya. Mengulurkan tangannya untuk mengusap lembut rambut kekasih manisnya.
"Kali ini tidak baby, aku tahu di mana dia." Ucap Daniel dengan yakin. Seungwoon pun menoleh ke arah Daniel dengan tatapan penuh selidik.
"Kau tidak bohong padaku kan? Aku tak ingin seperti dulu." Daniel menggelengkan kepalanya dengan senyuman yang bertengger tampak sangat tulus.
"Tidak baby, aku janji akan mempertemukan kalian. Ah... Ya kau bertemu kapan? Em.. Bagaimana kalau besok?" Seungwoon menaikkan kedua alisnya.
"Besok?!" Daniel kembali mengangguk.
"Uhum.. Besok jadi sekarang kau berkemas lah."
"Berkemas? Untuk apa?" Tanya Seungwoon heran. Daniel pun terkekeh dan kemudian mencubit gemas pipi chubby Seungwoon.
"Tentu saja kita akan bertemu dengan jimin baby."
"Tapi,...
"Kita ke Thailand."
"APA? THAILAND?" Pekik Seungwoon saat mendengar bahwa mereka akan pergi ke Thailand.
"Ne, jimin ada di sana bersama teman ku. Jangan tanyakan kenapa jimin bisa bersamanya. Kau akan tahu nanti. Jadi, sekarang berkemas lah."ย Mata Seungwoon pun berkaca-kaca tak menyangka akan bertemu dengan adiknya yang hilang beberapa bulan yang lalu.
"Terima kasih Niel, Terima kasih telah menemukan jimin. Ah ya.. Bagaimana kandungan jimin apa bayinya tidak apa-apa?" Ucap Seungwoon yang tampak khawatir. Daniel pun mengusap air mata kekasihnya yang sudah membasahi wajah manis itu.
"Tenang saja baby, jimin dan bayinya baik-baik saja. Temanku telah menjaganya dengan baik selama ini."
"Syukurlah. Baiklah aku akan berkemas sekarang." Ucap Seungwoon terlihat antusias dan tak sabar bertemu dengan adiknya untuk melepas rindu.
"Ne, bersiaplah. Aku juga akan bersiap. Aku pulang pulang dulu ya baby. Setelah aku siap aku akan datang lagi, kita akan berangkat bersama dari sini, oke!"
"Ne." Daniel pun memberikan kecupan pada kening pria manisnya dan beranjak pergi.
"Aku pergi by." Seungwoon pun mengangguk kemudian Daniel pun pergi dari sana untuk pulang ke rumah menyiapkan segala keperluan selama ke Thailand. Begitu pun Seungwoon yang kini menuju kamarnya untuk bersiap.
***
Di tempat lain seorang pria tampan duduk di meja kerja nya tengah menunduk dengan kedua tangan menopang di kedua sisi kepalanya. Merasa pusing di kepalanya namun ada perasaan lega di hatinya karena ia dapat melihat foto pujaan hatinya tampak baik-baik saja dengan perut yang sedikit mulai membuncit.
Senyum tipis terpatri di bibir tipisnya. Akhirnya ia dapat menemukan kekasih hatinya dengan mengerahkan seluruh anak buahnya ke penjuru negeri dan kiniย ia telah mendapatkan hasil yang memuaskan namun juga kabar yang mungkin buruk. Nyatanya pujaan hatinya tidaklah sendiri namun bersama dengan musuhnya, musuh lama yang sudah bertahun-tahun tak menampakkan diri kini tengah berada di dekat seseorang yang sangat ia cintai.
"Bagaimana bisa bersama si brengsek itu?" Tanya nya pada orang suruhannya yang bernama Jackson.
"Maaf tuan Jeon, informasi yang saya dapat, tuan Jimin saat itu tengah di culik oleh tuan Kwon. Karena ia berfikir jika tuan Jimin adalah nona Jinan." Jelas Jackson.
"Ck, kita harus segera mendapatkan Jimin kembali. Jackson kerahkan anak buah mu untuk terus memantau mereka dan besok kita akan segera pergi ke Thailand."
"Baik tuan, saya akan memerintahkan mereka untuk tetap berjaga di dekat apartemen mereka."
"Bagus, sekarang pergilah." Jackson pun menunduk hormat pada jungkook kemudian segera keluar dari ruangan jungkook.
"Baiklah baby, aku akan mendapatkan mu kembali. Tak perduli dengan cara apapun itu." Jungkook pun terkekeh kemudian mengangkat sebuah foto jimin yang berada di sebuah taman dan tengah tersenyum lebar.
"Tunggu saja baby."
***
๐พ๐๐๐๐ฃ๐ ๐ข๐๐, ๐๐๐๐๐ก๐๐ฃ๐.
"Hyung, masih belum selesai mengerjakannya?" Ucap jimin yang kini mendudukkan dirinya di samping Jiyong. Saat ini jimin dan jiyong berada di ruang tamu apertemen itu dengan jiyong mengerjakan pekerjaannya.
"Hum? Iya jimin, sebentar lagi selesai. Waeyo? Kau ingin pergi keluar dengan hyung?" Jimin pun mengangguk.
"Baiklah, tunggu sebentar lagi ne."
"Nde hyungie.."
Setelah itu jimin pun menyibukkan diri menonton televisi dengan sebungkus keripik kentang di tangannya dan jiyong pun kembali fokus pada lembaran-lembaran berkas di depannya.
Setelah satu jam lama nya dan waktu menunjukkan pukul 4 sore, jiyong meregangkan tubuhnya kemudian membereskan berkas-berkas itu dan menutup laptopnya.
"Eh, sudah selesai hyung?" Tanya jimin sambil menegakkan tubuhnya dari bersandar pada sofa.
"Ne, kita pergi sekarang?" Jimin menaikkan kedua alisnya.
"Ayo hyung! Baiklah aku akan berganti pakaian dulu." Ucap jimin kemudian beranjak ke kamarnya untuk berganti pakaian.
๐๐ ๐๐ฅ
Setelah 15 menit perjalanan, jiyong dan jimin sudah sampai pada National Park Doi pui di distrik Mueang, Ciang mai.
***
Tempat itu masih dekat dengan gedung apartemen yang mereka tinggali. Jiyong memilih untuk berjalan-jalan di tempat dekat bertujuan agar jimin tak terlalu lelah karena mengingat pemuda mungil itu tengah hamil dan tempat itu pun terdapat berbagai stan makanan dan juga penginapan.
Sesaat mereka tiba, jimin tak henti-hentinya berdecak kagum pada apa yang ia lihat saat ini. Suasana indah dari berbagai macam bunga yang tumbuh di tempat itu.
"Bagaimana? Apa kau suka tempat ini?" Tanya Jiyong pada jimin yang masih menganga menatap ke sekelilingnya.
"I-ini sungguh indah hyung, aku sangat menyukai tempat ini dan wah.. Lihat di sana ada stan makanan hyung!" Ucap jimin dengan pandangan bebinar saat melihat banyak penjual makanan di sana.
Jiyong menggelengkan kepalanya heran, "kau ini kalau sudah melihat makanan senang nya seperti mendapat undian lotre." Jimin pun tertawa lebar.
"Hyungie~ ayo!" Ajak jimin pada jiyong yang masih tak bergerak di tempatnya.
"Ne.. Ne.. Kita kesana. Makan lah sepuasmu."
"Yeayyy..." Pekik jimin sambil menarik jiyong untuk mengikutinya.
๐พ๐๐ ๐ง๐๐ ย ๐พ๐๐ ๐ง๐๐
Sebuah Pocket camera tengah membidik objek nya beberapa kali. Si pemotret masih tetap pada tempatnya mengamati dari jauh dan sedikit demi sedikit mendekat ke arah objek nya di balik semak bunga yang cukup tinggi dan kembali beberapa kali memotret objeknya yang berada di sebuah stan makanan. Setelah lama mengintai, pria yang berpakaian santai dengan jaket denim navy dan memakai kaca mata hitam itu perlahan mundur dan mulai melangkah menjauh dengan langkah tenang. Di rasa ia telah menjauh dari objek pengintaian nya, pria itu pun meraih ponselnya yang berada pada saku celana ripped jeans nya.
"Bos, aku mendapatkannya."
"....."
"Aku sekarang berada di National Park Doi pui."
"..."
"Baik bos, aku akan melakukannya." Setelah mematikan teleponnya pria ber surai blonde itu pun kembali berjalan ke arah objek intaian nya dan saat ia sampai ia menemukan suatu hal yang harus ia informasikan pada bosnya kemudian ia pun berinisiatif untuk mengirimkan pesan pada bosnya.
/"๐๐ฐ๐ด, ๐ฌ๐ข๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ต๐ถ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ด๐ข๐ณ ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ธ๐ข ๐ต๐ถ๐ข๐ฏ ๐๐ช๐ฎ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฅ๐ช ๐ด๐ช๐ฏ๐ช ๐ซ๐ถ๐จ๐ข. ๐๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ช๐ฏ ๐ญ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ฉ ๐ต๐ฆ๐ฑ๐ข๐ต๐ฏ๐บ๐ข ๐ต๐ถ๐ข๐ฏ ๐๐ช๐ฎ ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ต๐ถ๐ข๐ฏ ๐๐ข๐ณ๐ฌ ๐ญ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ฉ ๐ฅ๐ถ๐ญ๐ถ./
"Wah.. Wah.. Wah.. Aku yakin akan terjadi perang Dunia setelah ini." Ucap pria itu dengan menampakkan seringainya.
๐๐ฝ๐พ