Di sebuah kamar bernuansa hitam dan merah, pria tampan bertubuh bongsor itu tengah menggeliat di atas tempat tidurnya. Pagi ini entah mengapa suasana hatinya sedang baik sepertinya ia merasa akan mendapat berita baik.
"Ahh.. Aku tak sabar membawamu ke dalam dekapan ku jimin. " Ucap pria bernama jungkook itu sambil membuka ke dua matanya.
𝙏𝙞𝙣𝙜
Sebuah notifikasi masuk kedalam ponselnya. Ia dapat melihat bahwa wonwoo hyung nya mengirimkannya sebuah pesan.
/"𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬-𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘶. 𝘏𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘬𝘦 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘥𝘪𝘬 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘸𝘰𝘰𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘬𝘦 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵. 𝘌𝘰𝘮𝘮𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘱𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘯𝘦𝘯𝘦𝘬 𝘱𝘢𝘨𝘪 𝘵𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘬𝘦𝘬 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘮𝘪𝘯𝘨𝘨𝘶. 𝘐𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘣𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘶 𝘤𝘦𝘱𝘢𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘮𝘣𝘢𝘵 𝘬𝘦 𝘬𝘢𝘯𝘵𝘰𝘳"/
Jungkook menyeringai kemudian meletakkan ponselnya di atas nakas kemudian ia pun duduk di tepi ranjang.
"Maaf jimin mungkin karena ku suaminya menyakitimu dan mungkin akan membencimu. Hah... Tak ada cara lain untuk ku mendapatkan mu karena ku lihat taehyung sangat mencintaimu. Jadinya aku menggunakan cara ini untuk memisahkan kalian. Mungkin sebentar lagi rencana ku akan benar-benar berhasil." Jungkook tersenyum lebar mengingat tujuannya untuk mendapatkan pemuda mungil itu tinggal selangkah lagi. Cinta benar-benar membutakan mata jungkook hingga ia berani berbuat seperti ini.
***
Di rumah sakit, sungwoon di temani Daniel untuk menjaga sang adik. Ia menangis melihat kondisi adiknya yang begitu mengenaskan.
𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙤𝙣
𝘗𝘢𝘨𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘸𝘰𝘰𝘯 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘶𝘪 𝘢𝘥𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘪𝘴𝘬𝘶𝘴𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘤𝘢𝘧𝘦 & 𝘳𝘦𝘴𝘵𝘰 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢. 𝘐𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘶 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘢 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘰𝘴𝘢𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘥𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨𝘪 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘪𝘴𝘬𝘶𝘴𝘪𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢. 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘸𝘰𝘰𝘯 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘢𝘥𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘱𝘢𝘯𝘥𝘢𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘭 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘴𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘬𝘢𝘪 𝘬𝘳𝘦𝘢𝘴𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘳𝘶.
𝘚𝘶𝘯𝘨𝘸𝘰𝘰𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘦 𝘢𝘱𝘢𝘳𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘪𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘭 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘶 𝘢𝘱𝘢𝘳𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢𝘱𝘶𝘯 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘥𝘢𝘯 𝘪𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘶 𝘢𝘱𝘢𝘳𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘪𝘬 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘴𝘸𝘰𝘳𝘥 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘶 𝘢𝘱𝘢𝘳𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘬 𝘢𝘸𝘢𝘭 𝘬𝘦𝘱𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘪𝘵𝘶.
"𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯? 𝘛𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨?" 𝘚𝘶𝘯𝘨𝘸𝘰𝘰𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘵𝘶 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯, 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪.
"𝘈𝘱𝘢 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘶𝘳? " 𝘚𝘶𝘯𝘨𝘸𝘰𝘰𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘫𝘶 𝘬𝘦 𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘢𝘳 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨.
𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠
"𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯? 𝘠𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘶𝘳 𝘦𝘰𝘩? 𝘐𝘯𝘪 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘪𝘢𝘯𝘨." 𝘚𝘶𝘯𝘨𝘸𝘰𝘰𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘪𝘣𝘢𝘬 𝘵𝘪𝘳𝘢𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘢𝘳 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘬𝘦 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘢𝘮𝘢𝘳 𝘪𝘵𝘶.
"𝘏𝘦𝘪 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘫𝘪𝘮... 𝘜𝘤𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘸𝘰𝘰𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘪𝘣𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘮𝘶𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘵𝘶𝘱𝘪 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯. 𝘚𝘶𝘯𝘨𝘸𝘰𝘰𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭𝘢𝘭𝘢𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘵𝘶𝘱 𝘮𝘶𝘭𝘶𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘫𝘶𝘵.
𝘔𝘦𝘳𝘢𝘩, 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘮𝘶𝘵 𝘴𝘱𝘳𝘦𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘵𝘦𝘴 𝘬𝘦 𝘭𝘢𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘸𝘢𝘳𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘶 𝘢𝘯𝘺𝘪𝘳 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘥𝘪 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘸𝘰𝘰𝘯.
"𝘑-𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯... " 𝘔𝘢𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘤𝘢-𝘬𝘢𝘤𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘢𝘥𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯. 𝘋𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘦𝘵𝘢𝘳 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘪𝘩 𝘱𝘰𝘯𝘴𝘦𝘭𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘪 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨.
"𝘊𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦 𝘢𝘱𝘢𝘳𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯. 𝘒-𝘬𝘶𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘤𝘦𝘱𝘢𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨.. 𝘏𝘪𝘬𝘴.. 𝘏𝘪𝘬𝘴.. "
'𝘈𝘥𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘸𝘰𝘰𝘯-𝘢𝘩? 𝘒𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘬𝘶.'
"𝘒𝘶𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘤𝘦𝘱𝘢𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨!" 𝘚𝘶𝘯𝘨𝘸𝘰𝘰𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶. 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘦𝘮𝘢𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘬𝘦 𝘭𝘢𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘴𝘢𝘬 𝘱𝘪𝘭𝘶.
"𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘴-𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪? 𝘏𝘪𝘬𝘴.. 𝘈𝘱𝘢 𝘵-𝘵𝘢𝘦... 𝘛𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨! 𝘠𝘢.. 𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘪𝘯𝘺𝘢." 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘰𝘣𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘪 𝘵𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨, 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘸𝘰𝘰𝘯 𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪.
"𝘈𝘳𝘨𝘨𝘩𝘩𝘩.. 𝘚𝘪𝘢𝘭! 𝘒𝘦𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘴𝘪 𝘵𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘪𝘵𝘶. 𝘈𝘱𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢. 𝘈𝘪𝘴𝘩.. 𝘚𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘮𝘶𝘵 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘵𝘶𝘱𝘪 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢.
𝘚𝘶𝘯𝘨𝘸𝘰𝘰𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘮𝘶𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘭𝘦𝘮𝘢𝘳𝘪 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴 𝘴𝘳𝘮𝘶𝘢 𝘴𝘱𝘳𝘦𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘮𝘶𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘰𝘵𝘰𝘳 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘯𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯. 𝘒𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘵𝘶𝘱𝘪 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘪𝘮𝘶𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘪𝘩. 𝘛𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘋𝘢𝘯𝘪𝘦𝘭 𝘱𝘶𝘯 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘶𝘳𝘶-𝘣𝘶𝘳𝘶. 𝘋𝘢𝘯𝘪𝘦𝘭 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘫𝘶𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘢 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪.
𝘚𝘶𝘯𝘨𝘸𝘰𝘰𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘳𝘶𝘩 𝘋𝘢𝘯𝘪𝘦𝘭 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘱𝘶𝘤𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵.
𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙤𝙛𝙛
"Tenanglah sungwoon-ah, jimin akan baik-baik saja." Ucap Daniel mencoba menenangkan sungwoon.
"Aku tak menyangka akan menemukan jimin seperti itu niel-ah.. " Sungwoon masih terisak di dalam pelukan Daniel.
"Aku akan menghubungi taehyung. Mungkin ia belum tahu ke adaan istrinya seperti ini." Ucap Wonwoo kemudian keluar dari kamar rawat itu.
***
"Maaf.. Maaf.. Maafkan aku.. Tak seharusnya aku menyakitimu sampai seperti itu.. "
Saat ini taehyung tengah berada di taman kota masih berada di dalam mobil setelah menyakiti istrinya. Dengan rasa panik yang berlebihan taehyung meninggalkan jimin yang sedang tak sadarkan diri dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
Tapi, karena emosi yang merasuki hati dan pikirannya taehyung tega melakukan hal keji pada sang istri mungilnya. Taehyung yang masih berkecamuk dalam rasa bersalahnya, ponselnya berdering menandakan sebuah panggilan masuk menyambangi ponselnya.
"Yoboseo?" Ucap taehyung menormalkan suaranya agar tak terdengar bergetar.
"..."
"A-apa? Bagaimana bisa terjadi? "
"..."
"Ne, aku akan segera datang." Panggilan pun terputus. Taehyung mengusap wajahnya kasar. Setelahnya ia pun bergegas melajukan mobilnya pergi dari tempat itu.
***
𝙏𝙖𝙥.. 𝙏𝙖𝙥.. 𝙏𝙖𝙥..
Terdengar suara langkah kaki seseorang memasuki ruangan rawat bernuansa putih itu. Orang itu pun mendekat ke arah sebuah ranjang yang tengah terbaring seorang pemuda mungil yang masih memejamkan matanya.
"Kau sangat cantik meski kau memejamkan matamu seperti ini. Aku tak sabar untuk segera memilikimu jimin." Ucapnya seraya mengecup bibir yang kini berubah pucat itu.
"Maaf membuatmu kesakitan seperti ini tapi, jika aku tak melakukannya si sialan itu tak akan melepaskan mu. Yah.. Aku tahu dia adalah sahabatku tapi, untuk masalah Cinta aku tak peduli jika aku harus mengorbankan persahabatan ku." Ucapnya sambil menggenggam tangan mungil jimin dengan erat kemudian mengecup punggung tangan jimin.
"𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪.....
𝙏𝘽𝘾