.
.
.
Seorang pemuda manis melangkahkan kakinya kedalam gedung kampusnya dengan senyum manis dengan mendapatkan decak kagum dari para pria dan wanita yang melihatnya.
Park jimin, pagi ini dia merasa sangat senang mungkin karena moodnya hari ini sedang bagus.
"Tae!!" Orang yang merasa disebut namanya menolehkan kepalanya dan tersenyum lebar melihat sahabatnya kemudian taehyung pun menghampiri jimin.
"Eoh.. Kemana Hyung mu, biasanya kalian ke kampus bersama?"
"Hari ini hyunie hyung tidak ikut ke kampus karena tak ada kelas jadi dia hanya mengantarku."
"Hm, begitu.. Oh ya kuperhatikan hari ini kau terlihat senang sekali. Apa terjadi sesuatu eoh?"
"T-tidak.. Tidak terjadi apa-apa kog."
"Hmm benarkah?! Hum.."
Tahyung senang sekali menggoda jimin yang mulai tersipu dan tak berapa lama seseorang sudah berdiri di belakang jimin dan memeluknya.
"Selamat pagi sayang!" Ucap wonho pada kekasih mungilnya.
"Astaga!! Kau mengagetkanku."
"Hmm benarkah?" Ucap wonho sambil menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher jimin dan mengecupnya.
"Ish.. Wonho-ah kita di tempat umum kalau kau lupa."
"Ekhem.." Taehyung yang melihat adegan romantis di pagi hari hanya bisa memutar bola matanya malas.
"Hey, masih ada aku disini. Jim, sejak kapan? Dan siapa dia kenapa bisa ada disini?"
"Oh iya, tae kenalkan dia jeon wonho maba disini dia masuk hari ini."
"Dan kekasih jimin. Salam kenal." Sela wonho dan mendapat pukulan sayang dari jimin di bahunya.
"Ish.. Kau ini.."
"Hmm.. Begitu baguslah biar para seme tak menggangunya lagi."
"Yak! Mulutmu tae ada-ada saja." Ucap jimin dengan tatapan tak percaya sahabat satu-satunya mulutnya terlalu bocor.
"Benarkah? Wah aku tak percaya ternyata sainganku banyak juga."
๐๐๐๐๐๐๐๐ฃ๐..
"Wonho-ah aku ke kelas dulu ne.."
"Oke baby, aku juga akan ke ruangan rektor dulu. Bye baby.. Cup.." Wonho pun beranjak dari sana sebelumnya memberikan kecupan di pipi jimin.
Kelas pun di mulai jimin dan taehyung sudah duduk ditempatnya dan memperhatikan pelajarannya.
Tak beberapa lama lee-saem seorang Dekan di kampus ini dengan seseorang pemuda di belakangnya masuk ke kelas itu.
Taeyung menyenggol lengan jimin yang duduk di sebelahnya .
"Jim, bukannya itu wonho kekasihmu."
Jimin yang menatap buku dengan tanganya yang sibuk menulis pun mendongakkan kepalanya menatap ke depan sana.
"Astaga benar tae, apa dia sekelas dengan kita?!"
"Semuanya tolong perhatiannya! Di kelas kita mendapat mahasiswa baru pindahan dari paris. Silahkan perkenalkan dirimu."
"Ne terima kasih, annyeonghaseo
Jeon wonho imnida." Ucap wonho memperkenalkan diri dengan senyuman lebarnya.
Semua yang ada di dalam kelas mulai berbisik-bisik riuh. Kecuali jimin yang dari awal tersenyum senang karena bisa satu kelas dengan kekasihnya.
"Hey, kalian tak perlu berbisik lebih baik kalian tanyakan kalau ada yang ingin kalian tanyakan."
Salah satu gadis yang bernama irene mengangkat tangannya.
"Ya kau, apa yang mau kau tanyakan.." Ucap min-saem menunjuk irene yang mengangkat tangannya.
"Wonho-sshi apa kau punya kekasih?" Riuh suara para gadis setelah pertanyaan itu di lontarkan.
"Sudah, dia juga kuliah disini dan berada di kelas ini." Ucap wonho dengan mantap dan membuat jimin merona dan menunduk malu.
"Wah chim..eoh lihat wajahmu merona.." Bisik taehyung yang menggoda jimin.
"Siapa?" Tanya irene kembali. Dan wonho pun menunjuk kearah jimin yang menunduk.
"Dia." Semua di kelas itu pun menoleh pada orang yang ditunjuk wonho "pria yang sedang menunduk Itu adalah kekasihku, park jimin." Lanjut wonho. Mereka semua pun ricuh dengan jawaban wonho dan jimin semakin menundukkan kepalanya malu.
"Tenang semuanya kembali ke pelajaran kita. Dan kau wonho-sshi duduklah di tempat yang kosong di belakang jimin."
"Ne terima kasih saem"
Wonho pun berjalan ke arah meja tepat di belakang jimin.
"Hey, baby! Aku senang sekali bisa memandangmu setiap saat.." Ucap wonho menggoda kekasihnya.
"Aish.. Kau ini, sudah perhatikan depan sana."
"Aku sudah memperhatikan dirimu yang ada di depanku."
"Ishh.. Terserah." Wonho pun terkekeh melihat kekasihnya yang sedang kesal.
โขโขโข
Di tempat lain, seokjin yang berada di basecamp yang biasa dia dan sahabatnya berkumpul sedang sendiri termenung mengingat kejadian kemarin malam.
๐๐ก๐๐จ๐๐๐๐๐
๐๐ฆ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ค๐ข๐ง๐ฆ ๐ซ๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ข๐ณ๐ข ๐ด๐ข๐ฉ๐ข๐ฃ๐ข๐ต๐ฏ๐บ๐ข ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐จ๐ช ๐ฌ๐ฆ ๐ค๐ญ๐ถ๐ฃ ๐ฎ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ด๐ฆ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ต๐ช ๐ฃ๐ช๐ข๐ด๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ช๐ฌ๐ฎ๐ข๐ต๐ช ๐ฎ๐ช๐ฏ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ญ๐ฌ๐ฐ๐ฉ๐ฐ๐ญ.
๐๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ถ๐ด๐ช๐ฌ ๐ฌ๐ฆ๐ณ๐ข๐ด ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ญ๐ช๐ฎ๐ข ๐ด๐ข๐ข๐ต ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ด๐ถ๐ฌ๐ช ๐ค๐ญ๐ถ๐ฃ ๐ช๐ต๐ถ.
๐๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ฃ๐ข๐ฏ๐บ๐ข๐ฌ ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ข๐ช ๐ฑ๐ข๐ฌ๐ข๐ช๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ถ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ถ๐ญ๐ข๐ช ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ต๐ช ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข. ๐๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ข๐ณ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐จ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐จ๐ฐ๐ฅ๐ข.
"๐๐ข๐บ, ๐ฎ๐ข๐ถ ๐ต๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ช๐ฏ๐ถ๐ฎ ๐ข๐ต๐ข๐ถ ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฎ๐ข๐ช๐ฏ?" ๐๐ค๐ข๐ฑ ๐ธ๐ข๐ฏ๐ช๐ต๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฏ๐ข๐ฎ๐ข ๐ญ๐ช๐ด๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ต๐ช ๐ซ๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ.
"๐๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ, ๐ต๐ฆ๐ณ๐ช๐ฎ๐ข ๐ฌ๐ข๐ด๐ช๐ฉ" ๐๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ถ๐ค๐ข๐ฑ ๐ฅ๐ช๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ญ๐ข๐ญ๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐จ๐ช๐ต๐ถ ๐ด๐ข๐ซ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ช๐ฏ๐จ๐จ๐ข๐ญ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ญ๐ช๐ด๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฅ๐ฆ๐ค๐ข๐ฌ ๐ฌ๐ฆ๐ด๐ข๐ญ.
๐๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฉ๐ข๐ฎ๐ฑ๐ช๐ณ๐ช ๐ฎ๐ฆ๐ซ๐ข ๐ฃ๐ข๐ณ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฆ๐ด๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ช๐ฏ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฃ๐ข๐ณ๐ต๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ณ.
"๐ ๐ถ๐ฏ๐ฉ๐ฐ-๐ข๐ฉ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ณ๐ฆ๐ฅ ๐ธ๐ช๐ฏ๐ฆ"
"๐๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฑ๐ข ๐ต๐ข๐ฌ ๐ฑ๐ฆ๐ด๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ต๐ช ๐ฃ๐ช๐ข๐ด๐ข?"
"๐๐ฌ๐ถ ๐ด๐ฆ๐ฅ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ข๐ฌ ๐ช๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ญ๐ข๐ญ๐ถ ๐ฎ๐ข๐ฃ๐ถ๐ฌ."
"๐๐ฌ ๐ต๐ถ๐ฏ๐จ๐จ๐ถ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ณ."
๐๐ฆ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐บ๐ถ๐ฏ๐ฉ๐ฐ ๐ด๐ช ๐ฃ๐ข๐ณ๐ต๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ณ ๐ช๐ต๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ด๐ข๐ฏ๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฅ๐ช๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ช๐ฏ๐ถ๐ฎ๐ฏ๐บ๐ข.
"๐๐ช๐ฏ๐จ๐บ๐ถ-๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ช๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ฑ๐ณ๐ช๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฏ๐ข๐ฎ๐ข ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฏ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ถ๐ค๐ฆ๐ณ๐ช๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข๐ฎ๐ถ?"
"๐๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข?"
"๐๐ข๐ณ๐ฌ ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฎ ๐ด๐ช ๐ฑ๐ณ๐ช๐ข ๐ค๐ข๐ฏ๐ต๐ช๐ฌ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐น๐บ ๐ช๐ต๐ถ.."
๐๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ณ ๐ด๐ฆ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ต ๐ฏ๐ข๐ฎ๐ข ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ, ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ซ๐ข๐ฎ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข.
"๐๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฏ๐จ๐ฏ๐บ๐ข?"
"๐๐ฆ๐ฌ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช ๐ญ๐ช๐ฑ๐ข๐ต ๐ด๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ค๐ข๐ฏ๐ต๐ช๐ฌ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ช๐ด ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ด๐ข๐ฎ๐ข๐ข๐ฏ. ๐๐ฑ๐ข๐ญ๐ข๐จ๐ช ๐ฑ๐ข๐ฏ๐ต๐ข๐ต ๐ด๐ฆ๐น๐บ๐ฏ๐บ๐ข ๐ช๐ต๐ถ ๐ฐ๐ธ.. ๐๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ด๐ฏ๐บ๐ข.
"๐๐ช๐ด๐ฉ.. ๐๐ช๐ข๐ญ๐ข๐ฏ! ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ข๐ต๐ฌ๐ถ ๐ต๐ฆ๐จ๐ข๐ฏ๐จ" ๐๐ฆ๐ฅ๐ถ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ต๐ข๐ธ๐ข. ๐๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฅ๐ช ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฆ๐ณ๐ข๐ด๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ณ๐ข๐ฉ๐ข๐ฏ๐จ๐ฏ๐บ๐ข ๐ข๐ฎ๐ข๐ณ๐ข๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ-๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ถ๐ญ๐ถ๐ต ๐ข๐ฌ๐ช๐ฃ๐ข๐ต ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฅ๐ถ๐ข.๐ซ๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ต๐ถ๐ณ๐ถ๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ฌ๐ถ๐ณ๐ด๐ช๐ฏ๐บ๐ข๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ต๐ข๐ฏ๐ฑ๐ข ๐ข๐ฃ๐ข-๐ข๐ฃ๐ข ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฉ๐ข๐ซ๐ข๐ณ๐ฏ๐บ๐ข.
"๐๐ฆ๐ณ๐ข๐ฏ๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ช๐ค๐ข๐ณ๐ข๐ฌ๐ข ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ธ๐ข๐ซ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ด๐ถ๐ฎ ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ถ๐ฉ.."
๐ฝ๐ช๐๐๐.. ๐ฝ๐ช๐๐๐..
๐ฝ๐ง๐๐ ๐
๐๐ง๐๐๐๐ฃ๐..
๐๐ฆ๐ฌ๐ข๐ค๐ข๐ถ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ฌ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ถ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ซ๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ-๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ ๐ต๐ข๐ฌ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ญ๐ช. ๐๐ฆ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ต๐ช ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ข๐ฌ ๐ธ๐ข๐ณ๐ข๐ด ๐ซ๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ ๐ฎ๐ข๐ด๐ช๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ญ๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ด๐ฌ๐ช๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ฃ๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ค๐ฐ๐ฃ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ช๐ฌ ๐ต๐ถ๐ฃ๐ถ๐ฉ ๐ซ๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ฐ๐ฐ๐ฌ ๐ต๐ฆ๐ต๐ข๐ฑ ๐ต๐ข๐ฌ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ด๐ช๐ญ.
๐๐ฏ๐ต๐ข๐ฉ ๐ช๐ฃ๐ญ๐ช๐ด ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ญ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข.
๐๐ก๐๐จ๐๐๐๐๐ ๐ค๐๐
"Jin.. Seokjin.. Hey jin-ah!"
"E-eoh.. hobi kau tidak kuliah?"
"Aku tidak ada kelas hari ini, kau tidak kerja?"
"Hey.. Apa kau lupa kalau aku pemilik toko itu, terserah aku mau datang atau tidak." Ucap jin dengan malas. Yah, jin pemilik sebuah toko pakaian dan aksesoris merk ternama bertempat pada pertokoan di kawasan gangnam.
"Terus kenapa kau melamun seperti itu?"
"Aku masih memikirkan kejadian semalam hobi-ah, aku tak menyangka jungkook akan berubah seperti itu. Benar-benar menyeramkan."
"Benar hyung, aku juga tak pernah melihatnya seperti itu. Ternyata pengaruh pria bernama jimin itu sangat besar pada jungkook."
"Aku takut kalau jungkook tak bisa mendapatkan jimin akan lebih parah dari yang semalam."
"Ne, aku juga berpikiran sama denganmu."
"Bagaimana kalau kita membantu jungkook untuk mendapatkan jimin?"
"Caranya?"
"Kau ingat kata-kata jungkook di cafe beberapa hari yang lalu?"
"Yang mana hyung? Jangan main tebak-tebakan hyung langsung saja! Aish.. Kau ini hyung."
"Waktu itu jungkook pernah berkata kalau mendapatkan jimin dengan lembut tak bisa, maka akan menggunakan cara kasar."
"Jadi, maksudmu."
"Ya.. Bagaimana kalau kita...."
โขโขโข
"Baby, ayo kekantin.."
"Ne, tunggu sebentar." Jimin membereskan buku-bukunya dan setelah beranjak ke kantin bersama wonho. Taehyung? Dia sudah keluar kelas lebih dulu karena mendapat telepon dari kekasihnya.
"Oh ya sayang, nanti malam appa mengundangmu makan malam dirumah."
"Hm.. Ne..MWO? Ap-appa park?" Wonho terkejut dengan ucapan jimin karena tuan park mengundangnya makan malam.
"Iya sayang, kenapa kau terkejut seperti itu eoh??"
"Karena appa park yang mengundang jadi aku sangat terkejut sayang" Ucap wonho sambil meletakkan salah satu tangannya pada pinggang ramping jimin.
"Jadi, kau datang?" Tanya jimin dengan puppy eyesnya.
"Ya tentu saja!"
"Yeeeyy..!!"
"Astaga sayang jangan tunjukan keimutanmu itu di tempat umum."
Ucap wonho yang menangkup wajah jimin dengan kedua tangannya.
"Aish.. Apa sih.. " Jimin menepis tangan wonho dan segera berlalu ke kantin mendahului wonho.
๐๐ ๐๐ฅ 04.00๐ฅ๐ข
Para mahasiswa dan mahasiswi telah keluar dari kampus. Jimin dan wonho pun keluar dan menuju tempat parkir. Keduanya belum beranjak untuk pulang kerumah wonho masih menemani jimin yang menunggu hyungnya.
~ ๐๐ข๐ถ๐จ๐ฉ๐ต ๐ช๐ฏ ๐ข ๐ญ๐ช๐ฆ
๐๐ถ๐ฏ๐จ๐บ๐ฆ๐ฐ๐ญ๐ฉ๐ข๐ฆ๐ต๐ฅ๐ฆ๐ฐ๐ฏ ๐ฏ๐ข๐ญ ๐ค๐ฉ๐ข๐ซ๐ข๐ซ๐ธ๐ฐ
๐ ๐จ๐ฆ๐ฐ๐ซ๐ช๐ต ๐ด๐ฐ๐จ๐ฆ ๐ฉ๐ฆ๐ฆ๐ฐ๐ฏ๐ข๐ญ ๐ด๐ถ ๐ฆ๐ฐ๐ฃ๐ฆ๐ด๐ฐ
๐๐ข๐ฆ ๐ถ๐ด๐ฆ๐ถ๐ฎ๐ฆ๐ถ๐ญ ๐ฅ๐ฐ๐ญ๐ญ๐บ๐ฆ๐ฐ๐ฏ๐ธ๐ข๐ซ๐ธ๐ฐ ~
Ponsel jimin pun berdering ada panggilan masuk pada ponselnya. namun bukan nomor hyungnya akan tetapi nomor tak dikenal. Jimin pun mengangkat panggilan masuk mungkin penting pikirnya.
"Annyeong!"
"๐๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ข๐ณ๐ฌ ๐ซ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ?" Tanya seseorang yang berada di seberang sana pada jimin.
"Ya benar, anda siapa?"
"๐๐ข๐บ๐ข ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฐ๐ญ๐ฐ๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ข๐ฌ๐ข๐ฌ๐ฎ๐ถ?"
"Menolong? Maksud anda?"
"๐๐ข๐ฅ๐ช ๐ต๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ฌ๐ฆ๐ค๐ฆ๐ญ๐ข๐ฌ๐ข๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ ๐น๐น๐น๐น๐น. ๐๐ฑ๐ข ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฃ๐ช๐ด๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ต ๐ฅ๐ช๐ณ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฉ๐ฌ๐ถ?"
"Tentu bisa, tolong kirimkan alamatmu."
"๐๐ข๐ช๐ฌ๐ญ๐ข๐ฉ, ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ช๐ณ๐ช๐ฎ๐ฌ๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข."
"Ne terima kasih"
Setelah menerima panggilan itu jimin pun panik dan meminta wonho untuk mengantarnya.
"Wonho-ah tolong antar aku untuk menjemput hyunie hyung." Dengan panik jimin menarik-narik lengan wonho.
"Ada apa dengan hyunie hyung?"
"Penelpon tadi bilang kalau hyung mendapat kecelakaan. Dan dia membawa hyung kerumahnya."
"Apa kau tahu alamatnya..?"
"Belum. tapi, sebentar lagi dia.."
๐๐๐ฃ๐
Tanda pesan masuk pada ponsel jimin
"Ah ini.."
Jimin pun menunjukan alamat itu pada wonho dan kemudian bergegas pergi dari kampus dan segera menuju ke alamat itu.
Setelah dua puluh menit mobil wonho sampai pada alamat itu.
"Baby, apa benar disini?"
"Ya.. Benar ini alamatnya." Ucap jimin sambil menatap pada ponselnya.
Mereka berdua sampai pada pintu rumah tersebut dan mebunyikan bel pintu. Tak berapa lama pintu itu terbuka menampilkan seorang pria yang bertubuh tinggi dan tampan.
"Kau park jimin?"
"Ne. Apa kau yang menghubungiku tadi?"
"Benar. Mari silahkan masuk" Ucap pria itu mempersilahkan masuk jimin dan wonho.
"Di mana hyungku?"
"Dia ada di kamarku di lantai atas."
"Ah..baiklah tolong biarkan aku melihatnya."
"Ne mari.."
Mereka bertiga pun berjalan menuju lantai atas namun saat menaiki tangga hal tak terduga terjadi.
Seseorang berpakaian hitam dengan wajah yang tertutup masker memukul kepala wonho dari belakang. Menimbulkan teriakan dari wonho.
"Akhhh.."
Wonho pun jatuh tak sadarkan diri sedangkan jimin membalikan badan kearah wonho dan terkejut dengan apa yang menimpa kekasihnya.
"Wonho-ah!.. Apa yang kau lakukan?" Jimin memekik melihat tubuh kekasihnya yang sudah berada dilantai tak sadarkan diri.
Saat jimin akan turun untuk melihat keadaan wonho, dari belakang pria yang tadi yang membukakan pintu untuknya membekap mulut dan hidung jimin dengan sapu tangan yamg sebelummya di beri obat bius.
"Emmmpht. Mmmph..!" Dan setelah beberapa saat kemudian jimin pun jatuh tak sadarkan diri.
Pria itu pun segera membawa tubuh jimin yang berada dalam gendongannya kedalam sebuah kamar yang berada di lantai atas dan ternyata disana sudah ada yang menunggunya.
"Bos aku sudah mendapatkannya!"
"Bagus chanyeol-sshi bawa dia ke ranjang itu biar ku urus sisanya. Uangmu akan segera ku transfer ke rekeningmu." Ucap orang itu pada orang suruhannya yang bernama chanyeol.
"Terima kasih bos!" Pria itu pun segera pergi dari sana dengan membawa tubuh wonho untuk mengurusnya.
"Ah, akhirnya kita mendapatkannya hobi-ah.. Tolong kau ikat tangan dan kakinya dan tutup juga mulutnya dengan lakban yang ada di atas nakas itu aku akan menghubunginya."
"Ne jin hyung, aku akan mengurusnya." Setelah seokjin keluar hoseok pun segera melakukan pekerjaannya mulai dari mengikat kedua tangan jimin ke belakang dan kemudian kakinya setelah itu mengambil lakban yang berada diatas nakas dan merekatkannya pada mulut jimin.
"Selesai. Maaf ya manis kau harus seperti ini karena temanku benar-benar menjadi tak waras karena menginginkanmu. Jadi kami hanya mempermudah usahanya mendapatkanmu meski dengan cara seperti ini." Ucap hoseok pada jimin yang masih tak sadarkan diri.
Sedikit merasa bersalah atas tindakannya namun demi sahabatnya mereka rela melakukan dengan cara apapun itu.
Setelah beberapa lama seokjin pun masuk kembali ke dalam kamar itu.
"Kau sudah selesai?"
"Ne hyung, bagaimana?"
"Sebentar lagi dia akan datang. Mari kita turun."
Mereka pun turun kebawah dan menunggu diruang tengah. Sampai beberapa menit kemudian bel pintu berbunyi.
๐๐๐ฃ๐ ๐ฉ๐ค๐ฃ๐ ๐ฉ๐๐ฃ๐ ๐ฉ๐ค๐ฃ๐..
๐พ๐๐ ๐ก๐๐
"Ah.. Kau sudah datang. Masuklah..?
Seokjin pun masuk diikuti pria tampan bergigi kelinci itu dibelakangnya.
"Yo.. Jungkook!"
"Eoh.. Ada hobi hyung juga. Oh ya.. Kejutan apa yang mau kau berikan padaku hyung?"
"Lihat sendiri dikamar atas pintu pertama. Kau pasti akan menyukainya." Ucap seokjin yang sudah kembali duduk disofa sambil meminum tehnya.
"Ah.. Kalian ini benar-benar. Baiklah aku akan ke atas."
Jungkook pun berjalan menuju tangga dan menaikinya. Dan jungkook pun sampai pada pintu kamar yang dimaksud seokjin tadi. Dia pun segera membuka pintunya dan alangkah terkejutnya saat melihat siapa yang ada di atas ranjang itu.
Setelah menutup pintunya kembali jungkook tak yakin dengan apa yang dia lihat, jungkook mendekat memastikan kalau yang dilihatnya benar. jimin yang tak sadarkan diri dengan kaki dan tanganya terikat juga mulutnya yang tertutup lakban.
Benar-benar pemandangan yang sangat indah.
"Sayang, akhirnya sekarang kau akan menjadi milikku." Ucap jungkook sambil mengusap surai pink jimin
Dan turun kearah pipinya.
"Emmmh.." Terdengar lenguhan jimin yang mulai sadar keningnya berkerut merasakan pening dan kemudian mengerjap matanya beberapa kali untuk menormalkan cahaya yang masuk kematanya.
"Kau sudah bangun sayang?"
Jimin pun menolehkan pandanganya pada jungkook dan kemudian matanya melebar terkejut dengan adanya jungkook di depannya.
"Eemmmmph.. Emmmmh"
Jimin memberontak ingin melepaskan diri namun sayangnya ikatan itu sungguh kuat tangan dan kakinya terasa sakit. Jimin mulai meneteskan air matanya saat ini dia merasa takut. Benar-benar takut.
"Hey, jangan bergerak seperti itu nanti tali yang mengikatmu menyakiti kulit indahmu." Ucap jungkuk dengan tanganya yang tak bisa diam. Dia mulai meraba dari wajah jimin mengusap air matanya kemudian turun kelehernya dan turun lagi kearah dada jimin yang sedikit berisi dan mengusapnya membuat dua tonjolan kecil disana mengeras jungkook pun memainkannya mengusapnya dan memilinnya. Membuat jimin melenguh tertahan akibat lakban di bibirnya.
"Emmmh..emmh.."
"Kau benar-benar indah sayang aku sudah tak sabar lagi." Dia pun beranjak kearah nakas dan kemudian membuka lacinya. Dan lihat apa yang ia temukan sepasang borgol dan vibrator berbentuk penis berukuran sedang juga sebotol cairan perangsang yang bisa digunakan sebagai pelumas.
Jungkook pun membawanya ke ranjang dan meletakkannya disamping jimin.
"Lihat apa yang ku dapatkan?"
Jimin yang melihat itu memberontak pikirannya kalut entah apa yang akan terjadi padanya nanti.
Jungkook mulai membuka tali yang mengikat tangan jimin setelah terlepas jimin mencoba memberontak mencoba memukul jungkook dan benar saja jimin memukul rahang jungkook sangat keras yang membuat jimin terkejut karena apa yang dilakukannya.
"Kau melakukan kesalahan jimin, kau akan mendapat hukuman untuk itu."
Jimin menggelengkan kepalanya dengan air mata yang mulai deras mengalir dari matanya dia kembali memberontak mendorong tubuh jungkook dan jungkook yang merasa kewalahan meraih tangan kanan jimin ia tahan dengan menginjaknya. Jimin memekik sakit atas apa yang di lakukan jungkook pada tangannya..
"EEMMMMMH!! hiks.."
Dengan cepat jungkook memborgol tangan kiri jimin dikepala ranjangย dan kemudian beralih ke tangan yang satunya. Setelah itu dia beralih pada kaki jimin dan membuka ikatannya.
Dan dengan cepat jungkook meraih kaki kanan jimin dan mengambil tali kemudian mengikatnya dikaki ranjang. Dan melakukan hal yang sama pada kaki yang satunya. Posisi jimin sekarang membentuk pola X diatas ranjang itu masih dengan lakban yang menutup mulutnya.
"Lihat sayang kau sangat indah diposisi ini. Aku benar-benar tak sabar untuk menghukummu karena apa yang kau lakukan tadi padaku." Ucap jungkook dengan seringai yang tercetak jelas di bibir tipisnya.
๐๐๐