Chereads / Impossible wish / Chapter 40 - Wishing

Chapter 40 - Wishing

𝙏𝙖π™₯

𝙏𝙖π™₯

𝙏𝙖π™₯

Terdengar suara langkah yang sedang memasuki sebuah lorong di sebuah rumah mewah bernuansa minimalis dengan dinding yang di penuhi lukisan-lukisan alam. Seorang pria itu membuka sebuah pintu besar berwarna putih dengan ukiran-ukiran yang bercat warna gold.

Setelah membuka pintu itu dapat iaΒ  lihat di depan sana tengah duduk seorang pria paruh baya yang sedang menyesap kopi paginya.

"Ah.. Selamat datang dan selamat atas kebebasan mu Kim Taehyung." Ucap pria itu dengan senyum lebarnya.

Taehyung pun membungkuk hormat pada pria itu, "Nde terima kasih tuan Jeon Yunho." Ya.. Dia adalah Jeon yunho, kakak dari Jeon Namjoon paman dari Jeon Jungkook.

"Bagaimana? Apa kau sudah siap melaksanakan perintahku?" Ucap pria itu sambil menatap taehyung dengan seringainya.

"Perintah mu akan ku laksanakan dengan baik tuan."

"Kau yakin?"

"Nde tuan, saya yakin."

"Laksanakan dengan otakmu bukan perasaanmu Kim."

"Nde tuan, maafkan saya tuan tidak akan terjadi lagi."

"Bagus! Aku ingin kau membawa cucu manis kesayangannya Lee Heo seop itu. Bawa dia padaku."

"Tapi, tuan jimin selalu di jaga oleh keluarganya bahkan ada satu orang yang selalu berada di dekatnya dan tak pernah meninggalkannya. Mungkin ini akan sedikit sulit untuk membawanya pergi."

"Hum? Benarkah?"

"Nde tuan, mungkin anda akan terkejut jika anda mengetahui siapa orang itu."

"Katakan siapa?"

"Keponakan anda sendiri, Jeon Jungkook." Pria itu pun terkejut dengan membelalakkan matanya dan menatap geram ke arah taehyung.

"Berkhianat hum? Singkirkan semua yang menghalangi rencana ku."

"Meski itu keponakanmu sendiri tuan?"

"Ya tanpa terkecuali."

"Baik tuan." Taehyung pun membungkuk memberi hormat dan pergi dari sana meninggalkan Yunho tertawa sinis.

"Lihat saja Lee heo seop aku akan membalaskan kematian ayah. Dan aku akan melenyapkan cucu kesayanganmu itu sebagai gantinya." Yunho tertawa keras mengangkat cangkir yang berisi kopi itu kembali kemudian melangkahkan kakinya ke arah balkon menatap pemandangan yang begitu indah di depannya.

***

Sudah sejak dua jam yang lalu jimin kembali ke Mansion Lee bersama keluarganya dan kekasihnya, Jungkook. Saat ini jimin tengah menggendong jungmin dan menciumi wajah sang putra dengan rasa gemas menyalurkan rasa rindunya yang selama 1 bulan ini tak bertemu dengan putra tampannya. Jungkook pun yang melihat itu melangkahkan kakinya menuju ke arah dua orang yang sedang menyalurkan rasa rindunya.

"Aegiya.. Mommy merindukanmu sayang." Ucap jimin sambil menimang putranya.

π™Žπ™§π™šπ™šπ™©

π™‚π™§π™šπ™₯

𝘾π™ͺπ™₯

Jungkook memeluk jimin dan mengecup bahu sempit prianya. Ia begituΒ menikmati kebersamaan mereka saat ini seakan tak ingin jauh lagi dari dua sosok yang paling berharga baginya.

"Sayang, aku ingin segera menikahi mu." Ucap jungkook sambil menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher jimin mengirup aroma vanila yang begitu menenangkan.Β  Jimin terdiam kaku ia bingung bukan karena menolak tapi, ia takut jika kakeknya tak merestuinya karena yang ia tahu kakeknya mempunyai masalah dengan kakek jungkook. Ia takut jika kakeknya menjauhkan jungkook darinya.

"Aku dengan senang hati menerimanya kookie tapi, aku tidak tahu bagaimana respon kakek tentang hal ini. Aku...

"Minggu depan." Jungkook dan jimin pun sontak menoleh ke arah pintu kamar jimin dan jungmin. Jungkook dengan cepat menarik tangannya dari pinggang ramping jimin dan keduanya pun menunduk dengan gugup.

"Minggu depan kalian akan menikah." UcapΒ  tuan lee yang mana membuat keduanya menatapnya tak percaya padanya.

"K-kek?" Jimin menatap sang kakek sendu membuat tuan Lee berjalan ke arahnya dan mengusap kepala jimin lembut dengan senyum yang masih terukir di bibir tuan Lee.

"Nde jimin-ah. Kakek mengijinkan jungkook untuk menikahi mu. Kakek ingin kau bahagia nak. Maaf selama ini kakek telah egois tanpa memikirkan kebahagiaanmu." Jimin yang tadinya berkaca-kaca kini air matanya telah mengalir dan berhamburan memeluk sang kakek dengan sebelah tangannya karena tangan yang satunya tengah membawa jungmin.

"Jungkook aku berharap kau bisa menjaga jimin menggantikan orang tua yang sudah mendekati ajalnya ini." Setelahnya jimin merenggangkan kakeknya dan menatapnya tajam.

"Ish! Kakek ucapan mu menakutkan. Jangan mengatakan itu lagi jimin tidak suka." Jimin mencebik kesal dan tuan Lee yang melihatnya terkekeh gemas melihat sang cucu yang sedang merajuk.

"Memang benar sayang, apa kau lupa jika kakek ini sudah tua. Suatu saat waktu yang ku punya akan berakhir."

"Jimin tahu, tapi jimin tidak suka jika berkata seperti itu. Apa kakek tak ingin melihat jungmin besar eoh?"

"Nde, tentu saja. Yah... Kakek harap masih punya waktu sebanyak itu."

"Ah.. Sudahlah ucapan kakek membuatku kesal." Mereka yang ada di kamar itu pun tertawa geli melihat jimin yang merajuk. Hingga suara jungkook mengalihkan perhatian tuan Lee.

"Nde, tuan Lee saya berjanji akan menjaga jimin dan jungmin dengan nyawaku sekalipun. Tuan Lee pun pun tersenyum dan menepuk bahu jungkook.

"Nde, aku percaya padamu dan satu lagi panggil aku kakek seperti jimin memanggilku.

Jungkook mengangguk, "nde kek."

"Baiklah kakek pergi dulu. Kakek akan mengurus semua keperluan pernikahan kalian dengan seung gi dan jongsuk. Jimin-ah kau istirahatlah dan jungkook katakan pada orang tuamu untuk datang ke sini untuk membicarakan pernikahan kalian."

"Nde kek, aku akan menghubungi mereka."

"Bagus, kakek pergi dulu. Tolong jaga jimin untukku." Jungkook pun mengangguk dan membungkukkan badan setelahnya.

"Nde."

Tuan Lee pun pergi dari kamar jimin meninggalkan jungkook dan jimin disana jangan lupakan jungmin yang kini sedang merengek.

"Kenapa baby?"

"Entahlah kookie, aku akan periksa popoknya dulu." Jimin dengan cekatan memeriksa popok jungmin jika saja ingin diganti namun nyatanya tidak bahkan popoknya pun masih kering sepertinya baru di ganti.

"Mungkin dia lapar sayang. Coba berikan asi mu."

"Tapi apa masih keluar? Karena sudah beberapa minggu aku tak menyusui jungmin."

"Coba saja dulu. Mungkin saja masih bisa keluar. Apa mau ku bantu untuk mengeluarkannya hum?" Ucap jungkook sambil menaik turunkan alisnya.

"Yak! Dasar mesum! Sudah sana keluar aku ingin menyusui jungmin." Usir jimin.

"Tidak mau, aku ingin melihat bagaimana kau menyusui jungmin."

"Aish.. Terserah!"

Jimin pun mulai membuka kancing kemejanya kemudian jimin membuka sebelah kain kemeja yang menutupi dadanya hingga terlihat dadanya yang mulus dan berisi dengan putingnya yang agak besar berwarna merah kecoklatan. Jungkook yang melihat pemandangan itu meneguk ludahnya susah payah. "Ya tuhan.. Hanya melihat putingnya saja aku sebegini nya. Apalagi kalau aku yang melahapnya. Astaga!Β  Dia terbangun..." Batin jungkook sambil menatap bagian bawahnya yang tampak menggembung.

"Jungmin lapar hum? Sini mommy akan mencoba menyusui mu semoga masih biaa keluar ne.. " Ucap jimin sambil mengarahkan mulut jungmin ke arah putingnya dan jungmin yang sudah sangat lapar dengan rakus melahap puting jimin hingga sang Mommy pun terpekik karena ulahnya.

"Akhh.. Ish! Jungmin.. Sakit sayang. Pelan-pelan saja ne.." Jungmin menghisap puting jimin kuat karena begitu senang saat merasakan asi dari Mommy nya yang begitu melimpah. Sedang jungkook saat ini menatap pada jimin dengan pandangan mesumnya kemudian ia pun beranjak dari sofanya menuju ke tepi ranjang dimana jimin sedang menyusui jungmin yang kini terlihat sudah terlelap namun masih terus menghisap asi dari dada jimin.

π™Žπ™§π™šπ™šπ™©

"Eh?"

𝙃𝙖π™₯

Jimin terkejut saat jungkook menyingkap kain kemejanya yang masih menutupi dadanya dan membuatnya terbuka hingga dadanya yang sebelah tak tertutupi apapun dan dengan cepat jungkook menjilat dan menghisap puting jimin.

"Akhhh.. K-kookhh.."

"Sssttt.. Aku sudah tak tahan baby. Kuharap kau tak berisik agar jungmin tak terbangun." Jimin pun mengangguk dan menggigit bibir bawahnya saat jungkook kembali memainkan putingnya menghisap dengan rakus seperti saat jungmin menyusu tadi.

π™π˜½π˜Ύ