Chereads / Impossible wish / Chapter 46 - The time has come

Chapter 46 - The time has come

"Tuan jungkook, tuan jimin mengalami amnesia psikogenik."

π˜Ώπ™šπ™œ

"M-maksud dokter?"

"Tuan jimin mengalami gangguan pada mentalnya yang di sebabkan oleh suatu hal atau kejadian yang membuatnya kembali mendapat trauma dan depresi berat. Sehingga kinerja pada otak terganggu hingga ia melupakan ingatan kelam yang sebelumnya ia alami sebagai pertahanan diri."

"Apa bisa disembuhkan dok?"

"Bisa, dengan cara memperbaiki psikologis nya dengan menjalani psikoterapi,Terapi kognitif,Terapi keluarga,Terapi kreatif seperti memperdengarkan musik lembut padanya dan mungkin ini salah satu cara yang lebih baik karena dengan musik akan merilekskan tubuh dan kinerja otak secara perlahan."

"Ah... Begitu?! baik dokter saya akan melakukannya."

"Nde tuan, baiklah kalau begitu saya permisi."

"Nde, Terima kasih dok."

Setelah dokter pergi jungkook pun masuk ke ruangan jimin untuk menemuinya.

π˜Ύπ™šπ™ π™‘π™šπ™ 

Jimin menoleh ke arah pintu di sana jungkook masuk dengan senyum mengembangnya yang dapat menghangatkan hati jimin. Jimin pun merentangkan tangannya agar jungkook memeluknya. Jungkook yang mengerti pun segera meraih tubuh jimin dan membawanya kedalam pelukan hangatnya.

"Kenapa hum?" Tanya jungkook sambil mengusap belakang kepala jimin lembut.

"Apa aku sudah di ijinkan pulang? Aku merindukan jungmin kookie~" Rengek jimin.

"Tunggu dulu ne, dokter belum memperbolehkan nya baby. Tunggu dulu ne.."

"Tapi, aku sangat merindukannya kookie... Hiks.." Jungkook yang mendengar ia akan jimin pun melepas pelukannya dan menangkup wajah jimin dan menatapnya.

"Jangan menangis sayang, kau akan segera bertemu jungmin tapi, kau harus sembuh terlebih dulu,oke? Kau mengertikan sayang? Kesehatanmu jauh lebih penting sekarang ini." Jimin tertegun dan segera menganggukkan kepalanya saat itu juga jimin meyakinkan dirinya agar lebih memperhatikan kesehatannya agar ia bisa segera bertemu dengan jungmin.

***

π˜Ύπ™šπ™ π™‘π™šπ™ 

Pintu kamar ruang rawat jimin terbuka seung gi menyembulkan kepalanya kedalam. Ia dapat melihat di dalam sana jimin yang tengah terlelap dan jungkook yang masih setia menemani sang adik di sana. Seung gi pun akhirnya masuk ke dalam dan mendekat ke arah jungkook yang sedang duduk di kursi.

"Aish.. Dia tertidur rupanya." Ucap Seung gi saat mengintip wajah jungkook yang menunduk. Seung gi pun menepuk pelan bahu jungkook bermaksud untuk membangunkannya.

"Kook, jungkook!" Jungkook yang merasa terusik mulai merenggangkan tubuhnya kemudian menguap.

"Hoaam... Um.. Seung gi hyung? Waeyo?"

"Ambil ini. Aku yakin kau belum makan siang kan?"

"Ah.. Nde hyung Terima kasih." Ucap jungkook sambil tangannya menerima sebuah bungkusan yang Seung gi berikan padanya.

"Makanlah dulu biar aku yang menjaga jimin." Jungkook pun beranjak dari kursi yang ia duduki di samping ranjang jimin dan beralih ke sofa.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Seung gi sambil meraih tangan mungil jimin untuk ia genggam.

"Ah.. Sepertinya ini mungkin berita baik dan buruk." Seung gi pun menoleh pada jungkook yang ada di sofa dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Maksudmu?" Seung gi pun beranjak dari duduknya dan beralih duduk di sofa di samping jungkook.

"Maksudku dengan berita baik dan buruk.... ---Jungkook menjeda ucapannya untuk menatap pada jimin yang terlelap-- berita buruknya jimin mengalami amnesia psikogenik."

"Amnesia psikogenik?"

"Dari penjelasan dokter yang ku tangkap jimin mengalami hilang memori ingatannya pada periode tertentu yang di sebabkan oleh trauma yang kembali ia dapatkan dan ditambah depresi berat yang saat ini ia alami."

"D-depresi?" Seung gi membulatkan matanya terkejut. Jungkook pun menganggukkan kepala membenarkan.

"Nde hyung, dan untuk berita baiknya jimin tak mengingat kejadian saat penculikan yang di lakukan pria brengsek itu dan memori ingatan jimin kembali pada 3 hari yang lalu sebelum kejadian itu terjadi." Seung gi mengusap wajahnya kasar dan menunduk terdengar helaan nafas yang keluar dari bibirnya.

"Semoga saja ia tak pernah mengingatnya kembali."

"Nde hyung, aku juga berpikiran sama denganmu." Kemudian keduanya pun mengalihkan pandangannya kearah jimin yang tengah terlelap.

"Ah ya jungkook? Bagaimana pernikahan kalian? Apa kau akan tetap melakukannya atau membatalkannya?"

Jungkook tersentak dan melebarkan kedua bola matanya saat mendengar ucapan Seung gi. "Aku tak akan membatalkan rencana itu, tak ada alasan aku harus membatalkannya." Ucap jungkook tak terima. Heol... Membatalkannya? Tidak akan! Jungkook tak akan berhenti begitu saja karena ini adalah keinginan yang selama ini ingin ia wujudkan.

"Jangan berpikiran yang bukan-bukan hanya saja setelah kejadian itu mungkin saja kau...

"Hyung apapun yang terjadi pada jimin aku tak akan mengurungkan niatku untuk menikahinya. Biarpun keadaannya seperti itu bukan berarti aku akan mundur, tidak! Aku akan tetap menikahinya!" Ucap jungkook dengan menatap tajam pada Seung gi tak Terima dengan ucapannya itu. Seung gi tersenyum dan menepuk bahu jungkook.

"Aku percayakan jimin padamu jaga dan lindungi dia kook."

"Nde hyung pasti!" Ucap jungkook yakin.

***

2 π™’π™žπ™£π™œπ™œπ™ͺ π™ π™šπ™’π™ͺπ™™π™žπ™–π™£

Jimin sudah di perbolehkan pulang satu minggu yang lalu karena melihat kondisi jimin yang semakin membaik dokter memutuskan untuk mengijinkannya pulang dan menyarankan untuk 2 minggu sekali memeriksakan kesehatannya secara berkala. saat ini jimin tengah bersiap di depan kaca melihat penampilannya yang tampak anggun meski dengan balutan setelan jas berwarna putih dengan wajah yang telah di poles dengan riasan tipis.

𝙏𝙀𝙠 𝙏𝙀𝙠 𝙏𝙀𝙠

π˜Ύπ™šπ™ π™‘π™šπ™ 

"Jiminie? Kau sudah siap?" Ucap pria tampan berkulit pucat yang saat ini menyembulkan kepalanya.

"Eoh? Yoongi hyung? Nde aku sudah siap. Masuklah hyung!" Ucap jimin. Yoongi? Ya, itu Yoongi. Saat ini Yoongi menghadiri pernikahan jimin. Ya... Hari ini adalah hari dimana pesta pernikahan jimin dan jungkook di langsungkan. Setelah memastikan kesehatan jimin telah pulih, jungkook menanyakan kembali atas kesiapan jimin untuk naik ke altar. Dan tibalah saat nya dimana hari ini hari yang sudah satu bulan lamanya mereka tunggu dengan melalui serangkaian kejadian-kejadian yang menimpa beberapa waktu lalu. Rintangan bertubi-tubi menghampiri hubungan mereka hingga tiba waktunya mereka menjemput kebahagiaan yang sudah di depan mata.

"Bagaimana penampilanku hyung? Apa riasan ku tidak berlebihan?" Tanya jimin yang tampak khawatir.

"Tenang saja semuanya tampak sempurna jiminie. Kau terlihat sangat cantik." Puji Yoongi setelahnya ia memberikan kecupan sayang pada jimin.

Jimin pun tersenyum lebar,"Terima kasih hyung sudah mu datang ke acara pernikahanku ini."

"Tentu saja, hyung pasti datang. Bagaimana mungkin hyung melewatkan pernikahan adik hyung yang cantik ini." Keduanya pun tertawa dan jimin pun memeluk Yoongi dengan erat.

"Terima kasih sudah mau menjadi hyung ku lagi." Yoongi melonggarkan pelukannya dan bisa ia lihat wajah jimin kini memerah dengan wajah yang berkaca-kaca.

"Yak! Jangan menangis! Nanti riasanmu akan luntur! Ck!" Yoongi pun meraih tisu yang ada di atas meja rias.

"Aku sangat senang hyung."

"Oke, sekarang jika kau merasa senang ku harus tersenyum bukannya menangis seperti ini. Sudah saeng, sekarang kita keluar ne.. Jungkook sudah menunggumu di depan altar."

"Nde hyung!"

β€’

β€’

β€’

Jungkook sudah berada di depan altar di temani oleh taemin dan jihyun. Jungkook tampak gugup saat menunggu calon istrinya datang.

"Hey kau, jaga jimin dengan baik atau kau akan mengubur mu hidup-hidup!" Ucap taemin memperingatkan jungkook.

"Tenang saja taemin-ssi, aku akan menjaga jimin meski dengan nyawa sekali pun." Ucap jungkook dengan yakin. Jihyun yang mendengar penuturan jungkook tampak tersenyum.

Di dalam Gereja itu sudah sangat ramai, semua tamu undangan sudah memenuhi gereja itu bahkan kedua orang tua jungkook sudah berada di sana. Sung gi pun sudah duduk tenang bersama keluarga begitu pun jongsuk. Tuan Lee berada di samping nyonya Min yang menggendong jungmin mengenakan kursi roda. Tak berapa lama pintu utama pun terbuka. Menampakkan jimin yang mengenakan tudung putih berenda dengan hiasan bunga di kepalanya tengah melingkarkan tangan kirinya pada lengan Yoongi sedang tangan kanannya menggenggam sebuket bunga. Jungkook menghela nafasnya kecewa karena tak dapat melihat wajah cantik jimin yang tertutupi oleh tudung nya. Keduanya berjalan dengan perlahan menuju altar di iringi alunan musik klasik yang membuat suasana haru di dalam Gereja semakin terasa.

Jimin dan Yoongi pun telah sampai di depan altar. kemudian tangan Yoongi yang menggenggam tangan mungil jimin terulur ke arah jungkook.

"Jaga adik ku, buat dia selalu bahagia di setiap harinya."

"Nde, yoongi-ssi pasti." Ucap jungkook dengan yakin.

Jungkook berdecak dak menatap tak suka pada jimin hanya karena wajah cantik calon istrinya tertutup tudung hingga wajah jimin tampak tak begitu jelas, "Ck, kenapa memakai tudung aku tak bisa melihat wajahmu sayang." Bisik nya pada jimin yang kini tertawa geli di balik tudungnya.

"Ini perintah eomma jin, jungkook. Bersabarlah." Jungkook pun menghela nafasnya jengah.Setelah itu jungkook dan jimin menghadap sang pendeta untuk segera memulai upacara pernikahan itu.

"Baiklah kita mulai acara ini." Ucap sang pendeta kemudian di lanjutkan dengan mengajukan pertanyaan peneguhan kepada kedua mempelai.

"Apakah saudara Jeon Jungkook mengakui dihadapan Tuhan bahwa saudara bersedia dan mau menerima Saudara Lee Jimin sebagai istri saudara satu-satunya dan hidup bersamanya dalam pernikahan suci seumur hidup saudara?"

"Saya bersedia." Ucap jungkook dengan lantang. Sang pendeta pun beralih pada jimin.

"Apakah saudara Lee jimin mengakui dihadapan Tuhan bahwa saudara bersedia dan mau menerima Saudara Jeon jungkook sebagai suami saudara satu-satunya dan hidup bersamanya dalam pernikahan suci seumur hidup saudara?"

"Nde saya bersedia."

"Silahkan pakaikan cincin pada pasangan anda." Ucap pendeta.

Jihyun pun mendekat ke arah jungkook dan jimin untuk menyerahkan sepasang cincin yang ia bawa di dalam kotak berwarna biru tua yang ia bawa. Jungkook pun meraih salah satu cincin dan tangan satunya meraih tangan mungil itu.

"Terima kasih telah mau menerimaku yang pernah menyakitimu dan mengijinkan ku mengisi hati dan hari-harimu." Ucap jungkook sambil memasukkan cincin itu ke jari manis jimin dan setelahnya memberikan kecupan nya pada cincin yang telah melingkar cantik pada jari manis pemuda mungil itu. Jimin pun tersenyum dan terlihat kedua mata sipitnya tengah berkaca-kaca.

Setelah itu jimin meraih salah satu cincin lainnya pada sang adik dan tangan yang satunya meraih tangan besar jungkook.

"Terima kasih telah memilihku sebagai pendamping hidupmu dan selalu menjagaku juga selalu ada untukku di saat aku membutuhkanmu." Ucap jimin sambil memasukkan cincin pada jari manis jungkook. Jungkook pun tersenyum dan menatap jimin dengan perasaan bahagia yang baru kali ia rasakan.

"Dengan demikian, dalam nama Tuhan sebagai Hamba Tuhan menyatakan dihadapan Tuhan dan para tamu undangan sekalian bahwa Lee jimin telah berganti marga menjadi Jeon jimin dan sekarang saudara Jeon jungkook dan Jeon Jimin resmi dan sah sebagai suami istri di hadapan Tuhan. Di persilahkan membuka cadar dan mencium pasangan anda."

Jungkook pun mendekat pada jimin kemudian kedua tangannya membuka perlahan cadar yang di kenakan istrinya dan jungkook pun tertegun melihat ke arah jimin yang tersenyum manis begitu cantik, "Baby, kau sangat cantik." Puji nya membuat jimin merona. Jungkook meraih pinggang sempit jimin agar semakin mendekat kemudian jungkook mendekatkan wajah mengikis jarak hingga kedua bibir berbeda volume itu saling menempel dan mulai bergerak.

Suara riuh tepuk tangan dan sorakan terdengar riuh di dalam ruangan itu. Ciuman pun terlepas keduanya saling melempar senyum namun sedetik kemudian senyum yang terukir di bibir jungkook berubah menjadi seringai yang membuat jimin menelan ludahnya gugup.

Jungkook mendekatkan wajahnya ke samping, mendekat ke arah telinga jimin dan berbisik, "Berdo'a lah sayang semoga kau masih bisa berjalan esok pagi." Jimin membelalakkan kedua matanya. Dalam hatinya,

"ya Tuhan ku mohon selamatkan lubang ku.. Hu hu hu..."

π™π˜½π˜Ύ