Chereads / Impossible wish / Chapter 41 - Return of the psycho

Chapter 41 - Return of the psycho

Jimin, jungkook dan jungmin saat ini berada di taman kota untuk berjalan-jalan dan menikmati hari-hari bersama mereka. Jungkook sangat bersyukur karena harapannya untuk bersama pemuda mungil yang kini sangat ia cintai terwujud. Mendapat restu dari kakek jimin sangatlah sulit karena masalah yang berada di antara keluarga Lee dan Jeon. Dan kini jungkook bisa bernafas lega perjuangannya untuk menunjukkan bahwa ia layak untuk menjadi pendamping hidup dari cucu kesayangan keluarga Lee tak sia-sia. Tuan Lee sendiri telah memberikan restu pada hubungan jungkook dan jimin. Setelah melihat bagaimana jungkook menjaga jimin dengan sepenuh hati dan jangan lupakan pria itu sangat mencintai cucunya begitu pun sebaliknya hingga tuan Lee pun dapat melihat binar bahagia dalam mata cucu mungilnya itu.

"Kookie lihat jungmin sudah bisa tengkurap!" Pekikan gemas dari jimin mendapat kecupan sayang di pipi kirinya dari jungkook. Saat ini mereka tengah duduk di bawah rindangnya pohon dengan beralaskan tikar untuk mereka duduk.

"Wah... Hebat sekali anak Appa eoh.. Kau sangat menggemaskan seperti Eomma mu." Ucap jungkook sambil menangkup wajah jungmin yang kini tertawa sambil menendang-nendangkan ke dua kakinya dengan posisi tengkurap.

"Ta ta.. Bu bu.. blubrr." Oceh jungmin sambil menyemburkan air liurnya.

"Aish.. Jangan begitu Itu kotor jungmin sayang." Ucap jimin lembut sambil mengusap air liur disekitar bibir jungmin dengan tisu yang ada di dalam tas kecil milik jungmin. Sedang jungkook yang menatap interaksi ibu dan anak itu pun tersenyum haru. Tangannya terulur mengusap punggung jimin yang merunduk karena jimin saat ini sedang bermain dengan putranya.

"Sayang, sudah semakin siang kita pulang ya?!" Ajak jungkook pada dua kesayangannya yang asik bermain.

"Ne kookie. Baiklah kita pulang sayang matahari semakin terik. Ayo!" Ucap jimin sambil mengangkat tubuh jungmin untuk ia gendong.

Setelah membereskan semuanya, jungkook pun membawa jimin dan jungmin ke mobilnya dan segera pergi dari taman untuk pulang ke rumah.

"Baby, bagaimana kalau kita ke rumah ku bertemu dengan eomma dan appa?Β  Mereka pasti senang melihatmu dan jungmin."

"Boleh kookie, aku sangat merindukan seokjin eomma." Jungkook pun tersenyum dan mengusap kepala jimin dengan lembut.

"Baiklah kita ke sana sekarang." Jungkook pun memutar arah untuk pergi ke rumahnya. Ia tak sabar untuk mempertemukan jimin dan ibunya. Ibunya pasti akan senang melihat jimin datang ke rumahnya.

Saat ini jungkook dan jimin sudah sampai di mansion keluarga Jeon. Jungkook membawa jimin yang menggendong jungmin yang terlelap untuk masuk ke dalam mansion itu dan di sambut oleh maid yang sedang melakukan tugasnya.

"Selamat datang tuan muda. Eoh?" Salah satu maid yang sedang menyambut tuan mudanya di buat terkejut melihat seseorang yang ia kenal juga datang bersama tuan nya.

"Hai Lisa noona!" Sapa jimin pada maid itu.

"Kya! Jiminie!" Lisa pun segera memeluk jimin dengan perasaan senang karena bisa bertemu kembali dengan pemuda mungil itu.

"Apa kabar jimin? Aku sangat merindukanmu!"

"Aku baik noona. Bagaimana kabar noona yang lain?"

"Mereka juga baik."

"Ekhem." Jungkook berdehem keras untuk mendapat perhatian dari kedua orang itu dan segera menarik jimin kembali dengan merengkuh pinggang sempit jimin.

"Sopanlah lisa panggil dia tuan muda mulai sekarang. Jimin akan menjadi anggota jeon sebentar lagi." Ucap jungkook dengan menatap tajam pada lisa yang kini menunduk.

"Ne tuan m-maafkan saya."

"Kookie jangan seperti itu.. Lihat lisa noona jadi ketakutan." Ucap jimin sambil mencebikkan bibirnya.

"Baiklah terserah. Kita temui eomma sekarang ne." Jimin pun mengangguk dan keduanya pun segera mencari keberadaan sang ibu.

.

.

.

"Hummm.. Sekali kali bersantai. Aku sangat lelah beberapa hari ini. Maklum lah semakin tua umur semakin rentan untuk lelah." Ucap seorang wanita paruh baya cantik yang sedang menikmati waktu bersantai nya di taman belakang mansion nya dengan segelas jus melon di tangannya.

"Eomma!" Wanita itu pun menoleh ke arah belakangnya dan ia pun tersenyum melihat putranya yang kini menghampirinya tanpa tahu di belakang putranya ada pemuda mungil yang tubuhnya tertutup sempurna oleh tubuh besar jungkook.

"Hai son! Kau pulang eoh.. Ternyata masih ingat dengan rumah mu ternyata." Wanita bernama seokjin pun terkekeh.

"Oh.. Baiklah kalau begitu aku tak pulang saja." Ucap jungkook yang menatap malas pada sang ibu.

"Hei.. Kook, kapan kau akan membawa jimin ke sini eoh? Eomma rindu sekali padanya." Ucap seokjin yang tampak matanya berkaca-kaca.

"Entahlah eomma, mungkin aku tak akan membawanya ke sini. Nanti jimin malah akan jadi korban kegemasan eomma jika ku bawa ke sini." Jungkook tertawa sedang sang ibu tengah mendengus kesal. Dan tanpa seokjin tahu di belakangnya sudah ada jimin yang tersenyum.

"Yak! Kau ini. Aku sangat merindukannya jungkook!" Ucap seokjin meninggikan suaranya kemudian sebuah tangan mungil menyentuh bahunya dengan lembut dan merunduk berbisik di samping telinga seokjin.

"Jimin juga rindu pada eomma." Lirih jimin yang membuat seokjin menoleh kebelakang dan membelalakkan matanya. Tepat di belakangnya jimin berdiri dengan menyunggingkan senyum eye smile nya yang ia rindukan.

"Kyaaa! Jimin sayang kau disini eoh.." Seokjin pun bangkit dan segera memeluk jimin erat. sebelumnya jungkook sudah menarik jungmin dari gendongan jimin agar sang putra tak terhimpit tubuh sang ibu.

"Ne eomma, jimin datang."

"Woah.. Jiminie semakin cantik eoh.. Eh? Ini siapa?" Tanya seokjin saat ia mengalihkan pandangannya pada bocah kecil yang berada di gendongan jungkook.

"Ini putra ku dan jimin eomma. Maaf jungkook tak pernah memberi tahu semuanya pada eomma dan appa, karena..." Jungkook tak bisa melanjutkan ucapannya ia lebih memilih menunduk saat teringat kejadian lalu yang membuat jimin hamil dan berakhir jungmin terlahir ke dunia. Jimin yang mengerti akan perasaan kekasihnya pun mengusap lengan kekar jungkook dengan lembut untuk memberikan ketenangan dengan senyum manis yang tersungging di bibirnya.

"Karena jungkook hyung takut jika seokjin eomma dan namjoon appa marah karena menghamili jimin lebih dulu dan jungkook hyung lebih memilih menyembunyikan ini semua dari kalian." Tambah jimin untuk memberikan penjelasan pada seokjin meski harus menutupi kebenaran dari apa yang sebenarnya terjadi.

"Yak!! Bisa-bisanya kau menghamili orang di luar nikah! Siapa yang mengajarimu berbuat kurang ajar hah!!!" Seokjin pun memukuli lengan putranya melampiaskan rasa kesalnya. Jimin yang melihat itu berusaha menenangkan seokjin.

"E-eomma sudah eomma.. Tenanglah jimin tidak apa-apa.. Eomma.." Seokjin yang mendengar jimin langsung memeluk pemuda mungil itu posesif.

"Sayang, maafkan pria brengsek itu ya.. Eoh.. jimin jadi anak eomma saja ya menggantikan jungkook." Jungkook yang mendengar itu pun mendongakkan kepala dan menaikkan kedua alisnya merasa tak terima.

"Eomma!" Seokjin memberikan jungkook tatapan tajamnya membuat jungkook seketika diam.

"Sini berikan cucu eomma. Wah... Cucu eomma tampan sekali eoh. ." Seokjin mengambil alih jungmin dari jungkook dan mengecupi seluruh wajah jungmin. Terlihat jungmin tertawa saat seokjin mengajaknya bercanda dan membawanya masuk ke dalam meninggalkan jimin dan jungkook di tempat.

"Sayang, terima kasih dan maaf sudah pernah menyakitimu." Ucap jungkookΒ  sambil merengkuh pinggang sempit jimin dan memberikan kecupan pada pelipisnya.

"Sudahlah kookie, kita lupakan masa lalu dan sambut masa depan. Sebentar lagi kita akan menikah jangan mengungkit cerita lama ya sayang." Jimin kembali memberikan usapan lembut pada lengan kekar itu dengan senyum tulus mengembang pada bibir plumnya.

"Ne, terima kasih Saranghaeyo baby."

"Nado, nado saranghae." Keduanya pun tersenyum. Kemudian jungkook merengkuh tubuh jimin dan membawanya kembali masuk ke dalam.

***

Kini jimin dan jungkook sedang dalam perjalan pulang ke mansion Lee. Karena hari sudah mulai gelap dan waktu menunjukkan pukul 06.25pm jungkook memutuskan untuk mengantar jimin dan jungmin pulang.

Saat ini jungkook sedang fokus menyetir dan tak ingin menoleh ke arah jimin. Jungkook takut tak bisa fokus karena jimin saat ini tengah menyusui jungmin karena sedari tadi ia merengek sepertinya sudah saatnya ia tidur karena terlalu lelah bermain dengan sang nenek.

"Apa jungmin sudah tidur?" Tanya jungkook tanpa menoleh ke arah jimin.

"Entahlah? Sepertinya sudah terlelap tapi, ia tak mau melepas putingku dan masih saja menghisapnya. Mungkin jungmin sangat haus." Ucap jimin santai tanpa tahu jungkook saat ini sedang menelan ludahnya kasar mendengar ucapan jimin yang terdengar ambigu baginya.

"L-lepaskan saja sayang dan segera tutup dada mu itu." Jungkook pun berucap gugup dan Jimin menoleh ke arahnya tak mengerti.

"Kenapa eoh? Jungmin masih haus kookie-ah."

"K-kau tak kasihan padaku eoh? Aku ingin fokus menyetir sayang." Jimin yang mulai paham menjadi salah tingkah dan kini pipinya memerah. Selanjutnya jimin melepas mulut jungmin dari putingnya perlahan danΒ  segera mengancing kemejanya kembali.

"S-sudah kookie-ah." Jimin akhirnya ikut gugup dan suasana di dalam mobil itu berubah canggung.

Mereka masih menikmati perjalan pulang dengan fokusnya masing-masing, hingga, Jungkook tak sengaja melihat ke arah spion mobilnya. Ia dapat melihat seperti ada mobil yang sedang mengikutinya.

"Sayang, berpeganganlah aku akan melajukan mobilnya dengan kencang."

"Ada apa kookie?" Jimin pun tampak khawatir setelah mendengar ucapan jungkook.

"Sepertinya mobil kita ada yang mengikuti. Aku akan melajukan mobilnya cepat sambil menghubungi Seung gi hyung." Jungkook pun mulai menghubungi seung gi setelah tersambung jungkook melajukan mobilnya dengan kencang.

"Ada apa jungkook?"

"Hyung ada sebuah mobil yang mengikuti kami."

"Kalian ada di mana?"

"Kami sedang perjalanan pulang hyung."

"Baiklah aku akan ke sana dengan beberapa orang ku. Aku akan melacakΒ  keberadaan mu. aktifkan terus ponselmu."

"Ne hyung."

Setelah sambungan terputus, jungkook pun kembali fokus pada jalanan. "Kookie berhati-hati lah." Ucap jimin yang tampak takut dan mengeratkan pelukannya pada jungmin yang terlelap.

.

.

.

Aksi kejar-kejaran pun tak terelakkan. Beberapa kali mobil di belakang mereka menabrak mobil jungkook namun, jungkook terus berusaha untuk mengendalikan gerakan mobilnya agar tak terjadi sesuatu yang tak di inginkan. Hingga, di depan sana sebuah mobil hitam memotong jalan mereka dan berhenti tepat di tengah jalan membuat jungkook dan jimin terkejut dan jungkook menginjak rem secara mendadak.

"KOOKIE AWAS!" Pekik jimin dan segera membawa jungmin ke dekapannya dan membuat tubuhnya sedikit memutar jika saja terjadi benturan.

π˜Ύπ™ π™žπ™žπ™žπ™žπ™žπ™žπ™©

π˜½π™§π™ͺ?

Tubuh jimin membentur dashboard dengan keras namun jimin dapat menghalangi jungmin dari benturan itu dengan mengorbankan tubuhnya sendiri dan kondisi jungkook pun tak jau beda akibat dari mengerem mendadak, kepala jungkook pun terbentur pada setir di depannya mengakibatkan kepalanya mendapat luka dengan darah segar keluar dari sana. Jungmin kini menangis keras karena tubuh jimin yang membentur dashboard membuatnya terbangun dan mengejutkannya.

"Ahhh... Sshh.. K-kookie?" Lirih jimin sambil meringis merasakan lengan kirinya sangat sakit. Ia menoleh ke arah jungkook di sisinya. Terlihat tubuh jungkook yang tak bergerak dan jimin yakin pria itu tak sadarkan diri. Jimin pun mengulurkan tangannya ke arah jungkook. "K-kookie.. K-kook..." Saat mencoba membangunkan kekasihnya jimin melihat di depan sana terdapat

5 orang berpakaian hitam dengan masker yang menutupi wajah mereka. Jimin tampak takut dan mencoba menenangkan jungmin yang menangis.

"Sayang tenang ne.. Eomma mohon nak." Ucapnya dan terus mencoba untuk bersikap tenang.

π™†π™‘π™šπ™ 

Pintu di samping jimin di buka oleh salah satu orang berpakaian hitam itu. Saatorang itu berada tepat di samping jimin, seketika membuat pemuda mungil itu terkesiap dan melebarkan matanya terkejut nafasnya pun memburu dengan jantung yang berdebar kencang karena rasa ketakutannya.

"Hallo baby, miss me?"

π™π˜½π˜Ύ