Gheisha masih malas untuk memasak. Dia tidak mau lagi memasak untuk ibu dan anak itu. Walaupun itu berarti, ia membiarkan Sammy yang terus memasak sarapan untuk keluarga Gheisha.
Laki-laki itu tidak keberatan. Ia memang ingin melakukannya atas keinginannya sendiri. Setelah selesai memasak, Sammy meninggalkan dapur. Diam-diam, Gheisha menaruh garam lebih banyak di nasi goreng milik Sisi.
"Itu hukumanmu karena berniat merebut suamiku," gumam Gheisha.
"Sedang apa?"
"Astaga! Kau mengagetkan saja." Gheisha tersenyum canggung. Ia menghela napas, lega karena bukan Sisi yang memergokinya.
"Sedang apa, Istriku?" Sammy berdiri tepat di belakang Gheisha, membuat istrinya terhimpit ke meja makan.
Deg! Deg! Deg!
Irama detak jantung Sammy, terasa seakan-akan memukul-mukul punggung Gheisha. Semakin hari, Sammy semakin berani menggoda istrinya. Anehnya, Gheisha tidak bisa menolak tegas seperti dulu.