"Tadi itu dinamakan sebagai puncak gairah," bisik Dexter lembut.
"Aku juga tahu, aku bukan anak di bawah usia 20 tahun lagi, juga..."
Kaili menghentikan perkataannya, mendadak hatinya terasa panas dan sesak. Dia ingin mengatakan, 'juga aku sudah bukan wanita suci lagi. Mana mungkin tidak tahu'. Tapi dia terlalu tidak ada keberanian mengatakan hal itu.
"Tetap di sofa ini, atau di ranjang?" bisik Dexter. Mata hitam elangnya terus manatap Kaili. Tubuh mereka sudah saling bersentuhan, walau belum menyatu.
Deg!
Pipi Kaili memerah. Dengan susah payah, dia pun berkata, "Di-di ranjang."
"Pilihan yang bagus," ucap Dexter dan langsung mengangkat tubuh Kaili tanpa melepaskan ciuman di bibirnya. Kedua tangan Kaili dipaksa merangkul lehernya. Wajah mereka saling bersentuhan sambil berjalan.
Dexter meletakkan Kaili dengan pelan di atas ranjang. Baru saja dia akan membuka lebar kedua paha Kaili, mata hitamnya menyorot gantungan infus yang semalam dipakai Kaili.
"Sial!" umpatnya, seketika wajahnya menggelap dan kembali memasang tampang dinginnya.
Kaili bingung, apa yang terjadi? Apakah dia baru saja menyinggungnya? Pikir Kaili. Padahal tidak ada perlawanan yang dilakukan, seharusnya tidak ada yang menyinggung kan?
Dexter mengecup mata Kaili yang terlihat kebingungan. Mengecup pipi dan keningnya dengan lembut. Juga masih mengecup daun telinga Kaili.
"Hari ini, selesai sampai di sini. Pakailah bajumu," ucapnya dan langsung bangkit.
Kaili dapat melihat kepemilikan Dexter yang masih berdiri tegak. Tetapi kenapa pria ini malah berhenti di tengah jalan? Seketika hatinya mendadak kecewa. Entah mengapa, tetapi Kaili merasakan rasa sakit yang mendadak timbul. Padahal seharusnya dia senang bukan? Bukankah sejak awal dia juga sangat takut dengan hal ini? Sekarang dia bebas, itu sangat bagus. Tetapi kenapa timbul rasa kecewa?
"Apakah kau tidak puas denganku?" Kaili memberanikan diri menanyakan hal ini. Dia benar-benar menurunkan sedikit harga dirinya karena pertanyaan konyol yang baru saja keluar dari bibirnya.
Dexter menatap Kaili sebentar, kemudian berjalan ke lemari tanpa mengatakan sebuah kata pun. Membuat hati Kaili kembali meringis. Sikap Dexter ini semakin meyakinkan Kaili, bahwa pria itu memang benar tidak puas dengannya.
Dexter membuka lemari, mengeluarkan sebuah gaun yang indah berwarna ungu dan hitam, yang terbungkus plastik baju gantung.
"Pakailah ini. Kita akan keluar..." Namun saat melihat mata Kaili dengan seksama, dia baru menyadari kelopak mata gadis itu memerah.
"Kau menangis?"
Kaili langsung memalingkan wajah, enggan menatap Dexter. Dexter menarik lembut dagu Kaili, memaksa untuk menatapnya. "Kenapa kau menangis?" ulangnya bertanya.
"Baju siapa ini yang kau berikan untuk aku pakai?" tanya Kaili. Sorot matanya masih tidak menatap Dexter, tetapi air matanya sudah tidak tertahan lagi. Air panas itu terjatuh mengenai tangan Dexter yang masih menahan dagunya.
"Kenapa kau menangis?"
"Ini baju siapa?" Seketika Kaili menjerit. Dia pun tidai mengerti kenapa malah tidak bisa mengontrol diri.
"....Oh ini baju yang aku—" Dexter menghentikan perkataannya. Seketika dia menjadi kikuk, terjebak dalam alasan.
Mana mungkin dia berkata, baju ini secara khusus dibelikan untuknya saat sedang perjalanan bisnis. Benar, setiap Dexter bepergian, atau setiap hari ulang tahun Kaili, juga di moment penting dalam hidupnya, seperti saat pertama kali bertemu dengan Kaili, saat pertama kali menyentuhnya, Dexter selalu merayakan hal itu dengan cara membelikan wanita itu hadiah. Namun, semua hadiah itu tidak pernah sampai kepada Kaili. Dia hanya menyimpannya di sebuah vila di pulau pribadinya.
Bukan Dexter tidak pernah mencoba memberikan hadiah yang belinya pada Kaili, hanya saja pernah sekali, waktu sedang melakukan perjalanan bisnis, saat itu ada sebuah perlelangan di kapal pesiar mewah. Pelelangan rahasia yang hanya dihadiri para kerajaan bisnis. Saat itu ada sebuah kalung permata hijau, yang katanya adalah milik permaisuri dari kerajaan kuno, yang didapatkan dari Kaisar di hari pernikahan mereka. Sejarah mengatakan, barang siapa yang mendapatkan kalung ini dan memberikan pada wanitanya, hubungan mereka akan bertahan walau bagaimana pun cobaan yang datang.
Bukan karena tentang sejarah, sehingga Dexter menginginkan kalunh permata hijau itu, melainkan kilauan hijau di mata kalung itu, mengingatkan Dexter dengan mata indah Kaili. Dan dia bertekat harus mendapatkannya, harus menghabiskan uang berjuta dollar As.
Namun, saat akan memberikan kalung itu, Kaili dengan seenak hati malah menghujani Dexter dengan ucapan yang mengerikan.
"Dari mana kau mendapatkan kalung ini? Apakah kau mencurinya? Atau kau menjual organ tubuh pasienmu yang sudah meninggal secara diam-diam untuk mengumpulkan uang agar mendapatkan kalung ini? Dexter, walau kau memberiku seluruh isi langit di atas pun, tidak akan membuatku terpesona. Yang ada aku malah heran, uang yang begitu banyak kau dapatkan dari mana?" kemudian dengan tidak berperasaan, Kaili membuang kalung itu.
Apakah tidak cukup hanya menolaknya saja? Kenapa harus memakinya? Bahkan membuangnya?
Sehingga setelah itu, Dexter selalu menyimpan segala barang yang dibelinya untuk Kaili. Pernah sekali, dia ingin berhenti membelikan barang-barang untuk Kaili, tetapi dia selalu gagal dan malah terus membelikannya hadiah.
Dan hanya gaun inilah yang tinggal di apartemen ini. Dia sendiri tidak tahu kenapa gaun ini bisa tidak tersimpan dengan barang-barang lainnya.
Gaun ini adalah hasil buah pemikiran Dexter, walau memang bukan rancangan, tetapi ide untuk gaun ini murni darinya yang dirancang khusus oleh perancang busana internasional, kenalan Leo. Desain yang kasar milik Dexter, dan disempurnakan oleh ahlinya.
Saat itu Kaili masih koma, tanda-tanda kecelakaan masih mengisi tubuhnya. Bekasnya masih ada di mana-mana. Di wajah cantiknya juga banyak, membuatnya menjadi sedikit cacat.
Dexter takut, jika Kaili bangun akan semakin menderita membayangkan wajah dan tubuhnya yang cacat akibat bekas luka, itulah mengapa dia menggambar sebuah gaun, yang akan dipakai Kaili, agar menunjang percaya dirinya lagi.
Gaun yang panjang, tidak terlalu formal, tetapi masih cocok untuk digunakan ke perjamuan, juga bisa digunakan jika ke mall untuk bersantai. Warna yang dipilih Dexter adalah ungu muda dengan yang menyerupai seperti belt di pinggang.
Dexter memilih ini karena warna kulit Kaili yang sangat putih, akan semakin menawan jika dipadukan dengan warna ini. Membuat pesonanya benar-benar akan keluar. Leher Kaili sedikit panjang, sehingga jika memakai baju yang menunjukkan tulang selangka, akan membuatnya sangat menawan. Walau Dexter tidak rela, tetapi dia tetap membuatkan tampilan yang seperti itu, agar Kaili bisa lebih percaya diri berjalan.
Tapi lagi dan lagi dia tidak memiliki keberanian memberikan gaun itu. Karena sejak saat itu mereka semakin sulit bertemu. Kabarnya Kaili sedang menjalani pengobatan herbal yang akan menghilangkan bekas lukanya. Jika sudah seperti itu, apa gunanya gaun ini?