Genggaman tanganmu akan kulepas, selama apapun kuberjuang, tapi kau tetap kan pergi juga
__Love Deep Admirer__
*******
Rintik hujan membasahi bumi, menimbulkan bebauan yang membuat hati tenang. bau yang tak bisa dibilang harum dan menyengat hidung itu cukup menenangkan siapa saja yang menciumnya.
Maira mengehentikan angkutan umum yang baru saja melewati depan kampusnya, kali ini kakanya tidak bisa menjemputnya dikarenakan ada kegiatan yang tak bisa membuatnya ijin. pakaian yang dipakai Maira sedikit basah, tadipun saat ia mencari angkutan umum, dia harus berlari sedikit menerobos gerimis. kalo dia tak memaksakan untuk menerobos, maka ia akan pulang kemaghriban kerumahnya.
"Eh__ Maira'kan ?." tanya seseorang yang duduk di sampingnya, Maira melihat kearah suara, matanya membulat. "i_iyaa.. kalo kamu__ Ilham'kan ?." tebak Maira.
Ilham mengangguk tersenyum, "Rupanya kamu masih ingat Ra, kamu apakabar ?." tanya pria itu.
Maira mengangguk lalu tersenyum "Alhamdulilah aku baik, seperti yang kamu lihat ham. dan kamu apakabar ?." tanyanya balik, Ilham juga tersenyum pada Maira, "Aku juga baik, tapi tidak dengan hatiku." ucap Ilham yang membuat hati Maira seperti diketuk, lalu Maira menundukkan kepalanya, ia tak perlu lagi mengingat kejadian masa lalunya.
Ilham terkekeh geli melihat Maira, "Tenang aja Ra, aku cuma bercanda kok. oh iya, btw sekarang kamu kuliah di mana ?." tanya Ilham.
Maira mengangkat kepalanya, menatap Ilham sebentar lalu melihat ke arah luar jendela mobil, "Aku kuliah di salah satu Universitas swasta Ham."
"Jurusan apa Ra ?."
"Jurusan Ekonomi," Maira terkekeh, "jangan tanya kenapa ya," ucapnya sambil tertawa dengan tertahan. Ia jadi ingat dulu saat pertama kali ia masuk pada mata kuliah Akuntansi, ia hanya bisa bengong dan 'molohok' karena tak paham sedikitpun pada pelajaran mata kuliah itu.
Ilham ikut tertawa "Yang bener Ra ? kok bisa ?." tanya Ilham yang jelas tadi Maira melarangnya untuk bertanya. "Kan aku udah bilang jangan tanya kenapa, masih aja nanya." Maira menekuk wajahnya sebal.
"Kan mau tahu Ra, lagian kan kamu dari jurusan TKJ, ngapain nyasar ke Ekonomi ada-ada aja kamu Ra." ucap Ilham tertawa geli.
Maira semakin menekuk wajahnya "Auk ah, aku gak tahu, jangan tanya lagi." ucap Maira.
"Iya deh iya, yaudah jangan ditekuk dong itu wajahnya, kan gak Cantik lagi." Maira sudah biasa dengan gombalan receh dari Ilham, teman semasa Putih Abu-abunya dulu yang sekelas dengannya, tapi saat itu dia pindah ke sekolah lain, sesaat kenaikan kelas sepuluh.
"Oh iya ham, kamu sekarang kerja atau kuliah ?." tanya Maira, Ilham mengedikkan bahunya "Yaa. gini Ra." jawaban Ilham menimbulkan kerutan di dahi Maira, jawabannya membingungkan.
Tahu arti kerutan di dahi Maira, Ilham menjelaskan "Masih nyari Ra, tapi__ aku sekarang lagi kerja juga sih di salah satu Distro di kota ini." ucapnya. Maira mengangguk "Itu kan namnya kerja Ilhaaamm, oh iya, aku kemaren lihat ada lowongan loh, ada yang nyari salah satu karyawan buat di Perusahaan Mobil gitu, kamu jurusan apa pas Sekolah dulu ?." tanya Maira.
"Teknik Ra, Otomotif." ucap Ilham, Maira berfikir sebentar "Belajar tentang Mobil gak ? soalnya aku gak paham betul kalo soal tekhnik kayak gitu." ucap Maira.
"Kebetulan di sekolah aku juga belajar mengenai tekhnik mesin di Mobil, boleh gak aku lihat lowongan kerjanya." Maira mengeluarkan handphone di dalam tasnya. "Nanti aku lihat dulu Ham, soalnya dulu aku lihat lokernya di Medsos." Maira mencari salah satu akun yang dulu mengepost lowongan pekerjaan.
"Nah ini Ham," Maira memberikan handphonenya pada Ilham, "Oke Ra, boleh gak aku minta fotonya, kirim ke nomor wa aku." Maira mengangguk, "Ketik dulu aja nomornya Ham, aku kan gak punya nomor kamu." Ilham mengangguk dan mengetikkan nomor WhatsApp nya di sana.
"Udah aku kirim Ra, Thank's ya." Maira mengangguk.
"Kamu mau kemana dan abis dari mana emangnya Ra ?." tanya ilham, "Abis dari kampus, mau pulang ke rumah, kenapa ?."
"Gak sih cuma nanya aja, mmm__ gak ditanya balik nih." Maira mengerutkan keningnya menanggapi ucapan Ilham, "Udah tahu kok, kamu pasti baru balik kerja." ucap Maira.
"So tahu kamu Ra, aku baru pulang dari toko, toko Distro." Maira mencebikkan bibirnya "Apa bedanya Mas ?." Maira kesal sendiri pada Ilham.
Ilham mengangkat bahunya "Gak tahu, mungkin wanita yang di samping aku yang bisa ngejelasin itu semua." ucapnya yang sukses membuatnya kesal lagi. "Tau deh, gak paham sama ucapan kamu." Maira melihat ke arah sekitar, rupanya Rumahnya masih jauh. dia lelah sendiri jika terus berbincang dengan teman lamanya itu, yang membuat darahnya naik ke ubun-ubun.
"Ngapain kamu tengok keluar terus ? nyari tempat makan ? atau nyari Cowok buat nyuci mat__" Maira memelototi Ilham yang membuat Ilham tertawa dengan dipaksakan. "Hehehe, becanda ah Ra, jangan marah terus napa, perasaan kamu gak berubah-berubah dari dulu, selalu aja galak, tapi ngangenin."
Maira bersikap biasa saja, gombalan maut Ilham sudah seperti makanan baginya, dulu saja saat mereka masih dalam satu sekolah, Ilham tak henti-hentinya mengombali Maira.
"Kamu juga gak berubah-berubah Ham, selalu aja ngegombal, lagian gombalan kamu gak mempan buat aku, oh iya__ hmm, jangan ngegombal terus, lebih baik kamu seriusin ucapan kamu Ham."
Ilham membulatkan mulutnya "Jadi kamu mau aku seriusin Ra ?." Maira menepuk kepalanya gemas, "Maksud aku, kamu jangan kebanyakan gombal, lagian sih kamu pasti cewek mana aja digombalin pastinya."
"Mana mungkin sih Ra, jangan cemburu dong, aku gak ngegombalin cewek lain kok, cuma kamu aja, Suer." Ilham mengangkat dua jarinya, Maira menggelengkan kepalanya "Tetep gak akan percaya."
Ilham menghembuskan nafasnya berat, "Iya deh, emang ya sulit buat ngeyakinin orang yang kita sayang, harus berjuang dengan keras buat dia percaya sama kita." Ilham membahas perasaan lagi, memang semua yanga ada di otak Ilham hanya cinta cinta dan cinta.
🍁🍁
🍁🍁
🍁🍁
TBC
Vote
Comment
@uyuNuraeni
Mohon yaa, buat semuanya.. aku minta Vote sama Commentnya jkka kalian suka cerita ini. gak bakal buat kamu rugi kok😂
Oh iya, jika berkenan juga silahkan ikuti kelanjutan cerita ini
See you😘