Chereads / Love Deep Admirer / Chapter 11 - BAB 10

Chapter 11 - BAB 10

Senyumanmu mengalihkan setiap hidupku

___Love Deep Admirer___

*****

Sinar matahari mulai menyengat pada Bumi, membuat kulit seakan terbakar oleh panasnya, Irfan sedang menunggu teman-temannya yang tadi mengaku ingin membeli Es buah, dia sendiri di tenda, sesekali ia memainkan handphonenya untuk mengusir kebosanan yang saat ini melandanya.

"Mana sih mereka, perasaan udah dari tadi deh, udah 20 menit gue nunggu, Ck." Gumamnya, ia bangkit dari duduknya, tak lupa juga ia meresleting tendanya.

Ia berjalan sekedar mengusir kebosanan dan membuatnya seakan penat, pikirannya terlintas pada gadis tadi, gadis yang disebut 'Ara' 'Maira' oleh teman-temannya, ia tersenyum tipis, Gadis itu selalu berpakaian Syar'i, yang membuat hatinya selalu berdesir hebat.

Gadis itu selalu menundukkan pandangannya saat bersitatap dengannya, dan itulah yang membuatnya semakin penasaran pada gadis itu, ia sendiri bingung kenapa ia bisa memikirkan gadis itu, gadis yang bahkan ia sendiri baru mengenalinya.

"Ra, fotoin dong." Samar samar Irfan mendengar suara cempreng seseorang, ia menoleh dan ia mendapati seorang gadis yang tadi memintanya untuk memfoto kan dirinya dan ketiga temannya, ia melihat lagi. Ada seorang gadis yang memakai baju Donker dipadu dengan Khimar berwarna hitam yang menjulur menutupi tubuh mungilnya.

Maira bersiap memegang handphone, "satu. Dua. Tiga." Ucap Maira, Nia melakukan bermacam-macam pose, "Udah ah, capek Nia. Sekarang kamu deh Ra gantian." Ucap Nia.

Maira mengangkat bahunya acuh, "Yaudah, fotoin ya, yang bagus Nia sayang." Ucap Maira terkekeh geli.

Nia mengacungkan jempolnya, "Siap bos, Nia kan jago kalau soal selfie, dan memotret." Ucapnya memuji sendiri, Maira menyunggingkan senyumnya.

Irfan masih memerhatikan keduanya, lebih tepatnya pada Maira yang masih menampilkan senyum manisnya di depan kamera, dengan pemikiran yang sinkron, Irfan mengeluarkan handphone di sakunya, lalu memotret Maira.

Ia sembunyi-sembunyi memfoto Maira, kalau ketahuan bisa berabe. Apalagi kalau siempunya nya mengetahui kelakuannya. Bisa bisa ia kena tampol.

Irfan tersenyum geli dengan kelakuannya, dia memfoto Maira dua kali, setelahnya ia kembali ke tenda, karena mendengar teman-temannya yang sudah kembali membawa Es kelapa, bukan Es buah yang dijanjikannya.

Irfan mendengus, "kalian dari mana ajasih, lame bener dah,"

Dedi menunjuk Heri yang sedang menyeruput Es Kelapanya, "Tuh gara-gara tuh anak, dia malah ngegodain cewek-cewek."

Irfan ikut melihat Heri yang memberi tatapan tajam pada Dedi 'Mati lu Ded' isyaratnya lewat tatapan mata.

Dedi bergidik ngeri, "Biasa aja sih Her, lagian sih lu ngapain juga pake ngegodain cewek, kapan lu ngajak cewek itu nikah ?." Tanya Irfan to the point.

Heri menampilkan wajah sedihnya, "hiks. Lu tuh ya, gue udah berjuang hidup dan mati, nyari sana sini, dan hasilnya malah begini, apa yang sedang Tuhan rencanakan untuk jomblo terakut ini. Kadang gue juga heran, apa gue jomblo kelamaan gara-gara terus-terusan deketan sama kalian bertiga ya." Fitnahnya, yang sama sekali tak masuk akal.

Rizky memukul kepalanya, "Kalo ngomong disaring mas, biar bersih. Lagian lo nya aja yang belum laku," Ucapnya.

Heri menggelengkan kepalanya, "Gak ah, kalian nih yang buet gue jomblo terus, jomblo akut" tandasnya.

Dedi ikut emosi. "Yaudah, lo jangan sama kita lagi, hush hush hush, kita gak butuh temen yang kaya gitu." Usirnya yang membuat Heri merengut.

"Hehehe. Becanda kali ah, Ded, Ky, lagian sih dari kita berempat siapa dulu ya yang nikah ?" Tanyanya.

Keempatnya saling memandang, "Gue yakin, kayanya Rizky dulu deh, kan dia sekarang lagi ngedeketin cewek yang baru lulus itu loh, lulus SMA, alumni juga di sekolah kita." Sahut Dedi, Heri juga ikut menganggukkan kepalanya.

"Ah elu pada, pacaran aja belum," Rizky merasa sedih, gadis yang didekatinya belum bisa membalas cintanya.

"Fan, kenape lu diem terus daritadi ?." Tanya Heri. Irfan mengerjapkan matanya, "Ah, ehm__ gapapa kok, gue gapapa. Cuma gue keinget ini, kalo kalian suka sama cewek dan udah mendapatkannya, kalian jaga dia. Jangan sakiti hatinya, kalian tau sendiri kan, kalo wanita itu seperti Ibu kita sendiri, jika kita menyakiti dia, otomatis kita juga menyakiti hati ibu kita."

Dedi mengangguk mantap, "Wuih. Setuju gue, denger tuh Her, Ky."

Rizky berdecak "Ck ck ck, siapa sih yang dulu sering gonta ganti pacar ? Baru aja putus seminggu, udah jadian." Sindir Heri.

"Hahahaha. Ngatain orang lain, malah emang sendirinya pun begitu." Ucap Irfan, "Haha, si Dedi kan playboy cap kakap, seantreo sekolah dia pacarin, gue inget dulu pas kita sekolah." Irfan bernostalgia mengingat masa SMA nya, kenangan yang sangat melekat dalam ingatannya.

"Oh iya, by the way, gimana kabar Sela, Fan ?." Tanya Rizky mengalihkan, Irfan mengangkat bahunya acuh, "Ngapain nanyain ke gue, gue bukan siapa-siapanya lagi. Toh mungkin dia juga sekarang udah punya yang baru." Ucapnya.

Dedi menganggukan kepalanya, "Eh eh eh. Coba deh lihat," Dedi menunjuk sesuatu, Mereka bertiga menuruti apa yang Dedi tunjuk.

"Coba kalian pilih di antara mereka," ucap Dedi. Irfan mengedipkan matanya, lalu melihat kepada Heri, Heri memusatkan matanya pada gadis yang memakai Rok hitam, blazer biru donker, dan Rizky ? Dia melihat ke arah Gadis yang memakai Gamis Donker, khimar Hitam panjang.

Irfan menundukkan kepalanya, sepertinya sahabatnya juga menyukai Maira, "Gue yang itu." Ucap Heri.

"Wuah. Pilihan lo oke juga, kalo lo Ky ?."

"Gue yang itu tuh, pake hijab item." Ucapnya tanpa menolehkan pandangannya kearah lain.

"Duh, comel gemes juga pilihan lo, lo fan ?." Irfan bangkit dari duduknya, "Gue gak pilih mereka semua, perempuan itu bukan barang yang harus kalian pilih seenaknya, melihat dan memilih apa yang kalian suka karena mata, bukan karena hati. Gak seharusnya kalian melakukan ini, konyol." Gertaknya, Ia melangkahkan kakinya menjauh.

Ketiga sahabatnya saling bertatapan tak habis pikir, jika reaksi Irfan akan sebegitu nya, "Tuh anak kenapa ya ?." Tanya Heri polos.

Dedi menampol kepala Heri, "Tuh anak marah, gara-gara gue suruh kalian buat milih tuh cewek-cewek." Gregetnya.

Heri membulatkan mulutnya, "Owh, gue inget, gue inget." Ucapnya, Dedi dan Rizky menoleh.

"Apa ?"

"Tadi pagi, gue lihat Irfan motoin mereka, kayanya emang ada cewek yang dia suka deh dari mereka berempat. Gue yakin, mana mungkin kan dia marah gitu sampe kabur segala." Ucapnya, "bener juga Her, eh betewe siapa ceweknya ?."

Heri menggelengkan kepalanya, "mana gue tahu, tanya aja sendiri sama orangnya."

"Yeuu, ogah gue. Takut dia marah lagi, gak sanggup gue kalo dengerin dia nasehatin gue dengan panjang kali lebar kali tinggi." Ucap Rizky.

🍁

TBC

Vote

Comment

Follow @uyuNuraeni