Nona sudah tiba di Bali. Bibirnya mengukir senyuman indah. Ia masih tidak menyangka kalau akhirnya ia berhasil berdiri di pulau dewata itu. Sangat mustahil memang mengingat Leon berusaha keras mengurungnya dan tidak memberikannya kesempatan untuk keluar rumah. Bahkan sekedar berbelanja.
Nona memiringkan kepalanya ke samping kanan dan kiri. Ia membuang napasnya dengan kasar. Dua pengawal bayaran Leon telah setia menemaninya layaknya berlian yang sangat berharga. Bahkan Leon juga menyiapkan pengawal wanita untuk mengikuti Nona hingga ke dalam toilet.
"Franz, dia mengajakku untuk bertemu di Bali. Sekarang, di mana dia?" gumam Nona di dalam hati. Nona memperhatikan keadaan sekitar dengan saksama. Namun, tidak ada tanda-tanda Franz muncul untuk menyambutnya di sana.
"Buk, mari kita jalan," ucap seorang wanita yang bertugas sebagai pengawal Nona.
