Dery memencet tanda Play di layar komputer gamingnya sambil menunggu proses loading. Saat game telah dimulai, Dery memasang headset di kedua telinganya sambil menatap serius ke layar komputernya.
"Ah gila anjir, cupu betul lo anjir!" Umpat Dery sambil menggerutu kesal dan mengacak rambutnya.
"Di sana musuhnya hebat-hebat cu, senjatanya keren. Gue cuman dapat AK-47 aja anjir!" Suara yang keluar dari headset membuat Dery menatap kesal ke layar komputernya.
"Ah yaudah yaudah, keluar aja dulu. Main lagi!" ujar Dery sambil menggerakkan tangannya dan memulai ulang permainan mereka.
"Yak, main aja terus tuh CS!" Interupsi seorang gadis sambil menatap Dery tajam dan meletakkan sebelah tangannya di meja komputernya yang membuat Dery selonjak kaget karena kedatangan gadis tersebut.
"Der, woy! Jadi main nggak?" Suara seorang dari seberang membuat Dery segera tersadar yang masih menatap gadis tersebut.
"NGGAK NGGAK!! DIA MAU MAIN PUBG SAMA GUE. KAMI TIM GAME HARAM!!! FAUSTA, JANGAN GANGGU YA!!" Sahut Yera sambil mengarahkan wajahnya dekat dengan wajah Dery membuat Dery hampir terjungkal ke belakang.
"Hah? Jangan ganggu Yer nanti rank kami jelek-"
"NGGAK, NGGAK!! SEE YOU FAUSTA GANTENG. NANTI GUE BELIKAN CORNDOG DEH, MWAH!!" Ujar Yera sambil memencet tanda keluar dari komputer Dery. Dery hanya diam saja, tidak ingin berbuat apa-apa.
"Main CS terus, sampai nggak tahu gue nelepon lo berapa kali!" Ujar Yera sambil menatap Dery sinis.
"Kenapa nelepon?" Tanya Dery to the point sambil menatap Yera yang tengah berdiri di hadapannya.
"Temani gue pergi ke Giant yok, gue mau beli bahan buat bikin martabak manis!" Ujar Yera sambil tersenyum manis menatap Dery yang tengah menatapnya datarnya.
"Halah nanti kemanisan, kayak waktu lo bikin Waffle." Ujar Dery sambil menatap datar ke arah Yera dan menopangkan dagunya di tangan.
"Halah palingan juga lo nanti habisin, ingat-ingat aja ya siapa ya bikin adonan gue habis, hah?" Ucap Yera bergaya seolah menantang Dery.
"Yaudah yaudah, gue temanin. Tapi kali ini nggak ada ya, yang namanya mampir-mampir." Ucap Dery dan akhirnya bangkit berdiri sambil berjalan lebih dahulu di depan Yera.
"Siap sayangku!"
**
Dery berjalan menuju ke area tempat penjualan baju-baju sedangkan Yera pergi ke pusat perbelanjaan bahan pangan. Dery berjanji akan menyusul setelah melihat sebentar ke situ.
Hingga Dery menatap sebuah gaun wanita berwarna kuning. Tiba-tiba ingatan Dery kembali ke kejadian silam, saat ia membelikan Yera sebuah gaun berwarna kuning.
Saat itu mereka berada di bangku kelas delapan atau setara kelas dua SMP. Saat itu Yera pernah memarahi salah seorang kakak kelasnya karena ia telah memarahi-kata lainnya melabrak Dery.
Jadi ceritanya seperti gini kira-kira.
Dery saat SMP dikagumi oleh banyak kakak kelas maupun adik kelas. Banyak yang ingin berdekatan dengan Dery, tapi sangat sulit untuk berdekatan dengan Dery. Yaitu pawangnya, Yera.
Saat itu ada seorang kakak kelas perempuan yang menyukai Dery, kita panggil dia dengan sebutan Mawar. Mawar menyukai Dery tapi dia saat itu bernotabene sebagai kekasih orang, panggil kekasihnya adalah Ucok.
Ucok adalah salah satu kakak kelas terkenal karena dia tampan dan jangan lupakan dia, dia mantan ketua OSIS waktu mereka SMP sebelum jabatan itu beralih ke angkatan Yera.
Saat Mawar sudah melakukan pendekatan dengan mengirim pesan kepada Dery, semakin hari ia semakin jatuh cinta dengan Dery karena perilaku baik Dery. Hingga Ucok tahu perilaku Mawar. Tak lama, Mawar memutuskan secara sepihak hubungannya dengan Ucok.
Karena hal itu, Ucok marah besar dan keesokan harinya ia mendatangi kelas Dery yang berada di kelas 8-A ( saat itu Yera berada di kelas 8 - C )
Ucok marah besar kepada Dery dan mengata-ngatai Dery dengan kata-kata kasar. Yera saat itu belum tahu sampai keesokan harinya ia diceritakan oleh Boy-teman karib Dery di kelasnya.
Yera marah besar. Sebelum dia mendatangi Ucok, ia mendatangi Mawar untuk meminta izin mengata-ngatai mantan kekasihnya tersebut. Mawar menyetujuinya dan Yera pergi ke kelas Ucok dengan tatapan kesalnya.
Sampai ia berteriak di depan kelas Ucok dan berkata. "MANA MANTAN KETOS SMP THOMAS?" hingga teman sekelas Ucok terdiam dan Ucok bangkit berdiri.
Yera mendatangi Ucok dan mengata-ngatai, Yera memarahinya karena telah menuduh Dery yang tidak-tidak hingga berujunglah kisah mereka di ruang kesiswaan.
Itulah sejarah awal Yera dan Dery masuk ke dalam ruang kesiswaan. Saat itu Dery ingin berterimakasih kepada Yera yang telah setia menjadi sahabatnya sampai saat ini.
Akhirnya ia memutuskan untuk membelikan Yera sebuah gaun berwarna biru sesuai ide Bundanya. Saat Yera menatap gaun itu, Yera sangat berterimakasih banyak karena Dery membelikan gaun yang ingin Yera beli.
Gaun itu masih sangat cocok di tubuh Yera sampai saat ini, mungkin ini karena pertumbuhan Yera yang terhenti sehingga gaun miliknya masih muat di tubuh Yera. Gaun tersebut sering dipakai oleh Yera ketika mereka mendatangi undangan bersama.
**
Yera tengah menatap layar handphonenya sambil melihat ke arah rak-rak tersebut. Tak lupa ia mendorong trolinya sambil berjalan menatapi satu persatu rak tersebut.
Yera mengambil sebuah tepung terigu yang berisi 500 gram yang berada rak bahan makanan.
"Et- Yera?" Ujar seseorang yang membuat Yera menatap ke sebelah kanannya.
"Lho, Juna?" Ujar Yera sambil menatap Juna sambil tersenyum manis ke arah Juna yang tengah mengambil tepung beras yang berada di sebelah rak tepung terigu tersebut.
Juna tersenyum sambil memasukkan bahan tersebut ke dalam trolinya, begitu juga dengan Yera.
"Mau bikin kue Yer?" Tanya Juna membuka topik saat melihat Yera memasukkan bahan tersebut ke dalam trolinya.
"Mau coba bikin martabak manis, lo sendiri mau bikin apa?" Ujar Yera sambil menatap ke arah Juna yang tengah mendorong trolinya.
"Nggak tau, ini titipan kakak gue tadi. Orangnya lagi ngambil daging tuh di sana," ujar Juna sambil menunjuk ke arah tempat penjualan daging. Yera hanya menatapnya sambil mengangguk mengiyakan.
"Lo ke sini sama siapa?" Tanya Juna sambil menatap ke arah Yera yang tengah sibuk menatap layar ponselnya.
"Gue? Gue ke sini bareng Dery, itu orangnya-Der buru sini!" Ujar Yera sambil menatap kedatangan Dery yang berada di belakang Juna sambil berjalan dan tersenyum menatap Juna.
"Oh, hai Jun!" Ujar Dery sambil melambaikan tangannya kepada Juna. Juna membalasnya dan tersenyum menatap ke arah mereka berdua.
"Yaudah, gue duluan ya. See you Yer, Der!" Ujar Juna sambil melambaikan tangannya kepada dua sosok insan tersebut.
Juna berjalan meninggalkan mereka, tak lupa ia tersenyum tipis saat ia melangkahkan kakinya pergi dari dua insan anak adam dan hawa tersebut.