Ya aku terbebas dari roda waktu yang menjeratku, aku kembali kedalam dunia fana yang sementara ini, tapi aku bersyukur karena aku belum bisa membahagiakan ayah dan ibu terlebih lagi kakak. Tak terasa hari ulang tahunku tinggal menghitung dan begitu juga dengan wisuda kakak. Awalnya kakak sendiri tak menyangka akan di ikut sertakan pada wisuda tanggal 19 Desember yang berarti bersamaan dengan hari ulang tahunku. Wisuda kakak ternyata dipercepat. Dan aku hanya ingin kami selalu bersama.
Flashback On
1 minggu sebelum hari penting bagiku, aku taksadarkan diri di tengah jalan. Ketika hendak pergi mengaji di masjid, kepalaku terasa pusing dan terjatuh pingsan, Kahfi yang melihat segera berlari ke arahku selang beberapa menit aku telah sadar, dan aku terbaring ditengah jalan bersama Kahfi yang bermandikan darah. Kahfi menolongku ia selalu ada disampingku. Aku tak bisa membantunya, warga yang melihat segera membawa kami ke Rumah Sakit.
"Dhifa? Dek? Bangun!!"ucap kak Dhirga.
Aku hanya memanggil nama Kahfi terus-menerus hingga aku sadar dengan infus ditangan, dengan alat medis disekitar dan Kahfi, ia koma karena menolongku, aku marah pada diriku sendiri, aku menyesal aku ingin Kahfi Sehat seperti sediakala.
Aku hanya bisa menatapnya, tanpa kata-kata dan berlinang air mata. Lalu dari sofa aku berkata,
"Kahf jangan gini dong, katanya mau ngajarin aku ngaji. Kamu inget kan? Sadarlah Kahf, aku mohon Ya Rabb. "
Aku tak bisa menahan air mata, sosok yang selama ini menuntunku kini hanya terbaring lemah, tak berdaya, aku rindu akan lantunan merdu suaranya, aku rindu akan celoteh mulutnya, aku rindu akan nasehatnya, aku rindu saat ia menyapaku.
"Assalamu'alaikum Calon Imam. Semoga lekas sadar. Ya Rabb, hamba tau hamba bukanlah siapa-siapa tapi hamba mohon sadarkan Kahfi sebab saat bersamanya hamba merasa dekat denganmu. Ia yang menuntun hamba kembali kepada-Mu"
Flashback Off
Dan hari demi hari, Kahfi perlahan pulih. Dhifa yang awalnya memainkan handphone Kahfi yang tak terkunci dan sengaja memasukkan nomer WhatsApp nya, lalu mengirimkan pesan singkat melalui WhatsApp agar ia tau nomer WhatsApp Kahfi.
Mulanya, saat Kahfi sudah kembali kerumahnya. Dhifa mengirimkan pesan singkat.
Dhifa :
Malam Kahf, jangan begadang. Udah larut tidur gih!!"
Kahfi :
Wa'alaikumussalam, iya.
Dhifa menaikkan satu alisnya. Respon Kahfi masih saja terlihat cuek. Padahal Dhifa sudah berusaha keras, agar Kahfi juga bersikap ramah padanya.
Dan perjuangan itu membuahkan hasil. Kahfi yang ternyata mengenal kak Dhirga. Lantaran membuat mereka semakin akrab. Walau Kahfi masih menjaga jarak pada Dhifa.