Libur telah usai, kini aku kembali ke sekolah, yah aku kelas 3 SMA. Saat aku tiba di sekolah, suara teriakan dari teman temanku terdengar.
"Dhi...."
Aku menoleh, laluuuu serbuan pelukan menghantam tubuhku.
"Happy birthday Dhi!! We love you. " ujar teman-temanku. Mereka adalah Embun, Adinda, dan Rebecca.
Aku tak hentinya mengucap syukur, atas semua Karunia yang telah Allah berikan. Selalu ku ingat atas semua kesalahan, atas semua nikmat, dan apa yang telah hadir dalam hidupku.
Hari pertama sekolah biasa saja tapi saat menjelang sore, dengan memakai jaket hoodie berwarna dusty pink dan celana Jeans yang tidak ketat berwarna hitam dan tak lupa hijab berwarna abu-abu tua, aku melihat Kahfi dan kak Dhirga sampai dirumah setelah Jogging.
"Assalamualaikum?" ucap Kak Dhirga.
Dhifa menghampiri pintu dan membukakan pintu.
"Wa'alaikumussalam Kak? Ehh ada sayang, " seraya mengutarakan gombalan.
"Ahahaha, lu itu yah dek, suka banget ngejailin orang, oh ya ayah mana?" ucap Kak Dhirga.
Dhifa memukul pundak Dhirga. "Hahaha, nggak apa-apa kali, ya nggak Kafh? Ayah belum pulang lah kak, mana berani aku bicara kek gini kalo ada ayah," ucap Dhifa sembari tertawa.
Ayah adalah seorang Sastrawan di perpustakaan terbesar di Jakarta. Ayah pergi kerja sekitar jam 7 sampe sore. Tapi kerja ayah santai. Kadang ayah cuma dirumah, tapi tetap kerja.
"Yaudah kakak tinggal dulu yah, " berjalan meninggalkan balkon pintu rumah.
Drtttt drttt
Tiba-tiba ada video call dari Rey secara nggak sengaja aku liat Kahfi berubah jutek. Dengan hoodie biru dongker dan celana pendek warna coklat tua ia memalingkan wajahnya.
"Halooo? Assalamualaikum Reyy, " sapaku dan melambaikan tangan.
"Hai Dhi jalan-jalan yuk sore ini, liat sunset gitu? gue kangen bangetnih sama sunset Indonesia, " jawab Rey dengan wajah sok cool.
Aku melirik Kahfi yang jelas-jelas sedang memandangiku dengan diam-diam.
"Boleh tu?"
Kahfi memalingkan wajahnya seketika aku melihatnya.
"Oke, gue jemput lo yah?" ucap Rey.
"Oke bye Rey, " ucap Dhiffa sembari mematikan handphone.
"Kamu kenapa Khaf? Cem-" ucapan Dhifa terpotong karena Kahfi beralasan ingin pulang.
"Aku pulang yah, " Dengan satu alis yang naik keatas dan wajah yang menandakan kecemburuan.
Duh, manisnya!!
Ucap Dhifa dalam hati.
"Ehh jangan dong!" tahan Dhifa
"Kan kamu mau pergi sama Rey, "
"Bukan Aku kali? Tapi kita? " tegas Dhifa sembari meletakkan tangannya di pagar balkon didekat Kahfi.
Dhifa menelpon teman-temannya dan 15 menit kemudian merekapun datang.
"Itu mereka! Haiiiii?" ucap Dhifa.
"Dhi?" Kahfi menegur Dhifa yang berteriak didepannya.
"Oh iya, hehe lupa. Assalamualaikum?" ucap Dhifa
"Ehh? Wa'alaikumussalam Dhi. "
Teman teman berbisik, membicarakan sosok pemuda tampan dirumah Dhifa.
"Ehm, siapa?" ucap Embun sembari pura-pura batuk.
"Oh iya aku lupa ini Kahfi. " ucap Dhifa mengenalkan Kahfi.
"Kahfi, " sembari memberi salam dengan isyarat tangan agar yang lain tak bersalaman.
"Calon Iiiiiii, " ucap Rebbeca meledek Dhifa.
Pipi Dhifa lagi-lagi memerah. "Kalian kenapa sihh? " ucap Dhifa.
Teenn teeen
"Buruan Dhi.." Rey mengangkat kepala nya ke arah luar jendela mobilnya.
"Bentar. " pekik Dhifa.
Teman-teman ku memasuki mobil Rey, dan aku tetap memaksa Kahfi untuk Ikut. Aku masih mengikat tali sepatu ku dan Kahfi masih menunggu.
"Buruan, " Kahfi masih menunggu Dhifa sembari melihat kearah Dhifa.
"Eh iya, sayang. " sembari tersenyum.
Kahfi selalu tertawa saat ku panggil sayang, entah apa artinya ia tak pernah marah yang jelas aku suka dia.
Sesampainya di Pantai kami bersenang-senang. Ini adalah hari indah untukku.