Flashback On
Hari hari saat Kahfi masih dirumah sakit. Saat itu pagi, pukul 10.12 WIB. Aku berpamitan kepada Ayah dan Ibu untuk pergi menjenguk Kahfi, yang baru saja pulih.
Dhifa sampai di parkiran rumah samittempat Kahfi dirawat. Dhifa memarkirkan motornya. Awalnya ia masih takut, dan trauma dikarenakan kecelakaan motor yang menimpanya di jalan depan sekolah saat jam pulang yang membuat ia harus koma waktu itu.
"Assalamualaikum?" ucap Dhifa.
"Wa'alaikumussalam, " jawab Kahfi.
Kahfi yang sedang membaca buku. Melirik kearah pintu dan melihat Dhifa yang melambaikan tangan dari kaca pintu. "Masuk Dhi. "
Dhifa memasuki ruang kamar rawat inap Kahfi, dia membawa bubur ayam, dan jus buah. Sembari tersenyum ia memberikan bubur itu kepada Kahfi, hati Kahfi tertegun melihat sosok yang ia temui waktu itu telah kembali ketubuhnya, dan Dhifa sudah mulai mengenakan jilbab saat mengujungi Kahfi dirumah sakit. Nampaknya banyak perubahan darinya, wajahnya bercahaya, senyum berseri-seri, dan rupa anggun parasnya tak lekang oleh sang fajar. Kala itu pertama kalinya, aku menatap nya, benar-benar menatapnya,
"Astaghfirullah, " Kahfi mengalihkan pandangannya.
"Kenapa?" Heran Dhifa.
Kahfi menatapnya, ia tak tau itu, namun rasanya jantung Kahfi berdebar-debar.
Halahh mikir apa aku ini, dia tadi pasti nggak sengajakan menatap matanya ke aku. Aku baru saja sadar dan langsung mikirin cinta-cintaan, amal ku belum lah penuh, Ingatkan aku Tuhan.
"Aku suka kamu pake jilbab, cantik kok. " puji Kahfi.
"Duh, mulai deh! Mulut buaya nya keluar. " Dhifa mencoba mengalihkan pandangan karena pipinya sudah merah merona.
Kahfi mengambil jus buah yang sudah Dhifa siapkan didalam botol tupperware berwarna kuning.
"Aku minum ya. " ucap Kahfi.
Dhifa sontak menoleh dan malah terlihat salah tingkah. "Itu Jus Alpukat pake susu coklat. "
Kahfi tersenyum dengan kedua alis yang naik. "Aku belum nanya loh, ini jus apa. " Kahfi tau, jika perempuan berjilbab cokelat muda didepannya ini sedang salah tingkah.
"Aku kan ngasih tau. " Dhifa beralasan.
Kahfi meminum jus buatan Dhifa. Nampaknya ia suka. Kahfi diam-diam memperhatikan penampilan Dhifa. Mulai dari jilbab cokelat muda berbahan pollycotton, kemeja hitam dengan cardigan sweater berwarna army dan american drill pants berwarna army juga. Dan slip on abu-abu.
Perlahan ia berubah, demi memantaskan dirinya.
————————————————————
Seperti reruntuhan daun, ahh bukan!! Ini reruntuhan bunga sakura. Cantik, bukan ini indah sekali. Malam ini kami akan makan bersama, keluargaku dan keluarga Kahfi, takku sangka Kahfi anak pemilik Rumah Sakit. Pantas saja ia kerap kali kutemui lalu lalang di rumah sakit.
Malam itu ia menatapku lalu ia berkata,
"Aku ingin mengkhitbahmu,
kelak nanti umurmu 23 tahun, sudikah kamu?"