Chereads / Hijrahku Bawa Aku Pulang / Chapter 8 - 8. Sweet Seventeen

Chapter 8 - 8. Sweet Seventeen

Sejuknya subuh membangunkan ku, kala itu aku tertidur dengan mukenahku.

Mungkin aku lupa untuk melepasnya, dengan mata yang masih mengantuk kulihat sebuah gaun panjang beserta pasminanya digantungkan di belakang pintu kamarku. Aku bergegas mandi dan memakai gaun berwana hijau tosca dengan motif kupu kupu di bagian rok.

Yah, hari yang kutunggu kini tiba. 17 tahun, wisuda kakak, dan kerinduan ku kepada Kahfi yang tak kunjung padam, aku benar benar merindukannya.

Lalu setelah aku mengenakan gaun hijau tosca tersebut, dengan lilitan pasmina berwarna abu abu, dan tak lupa sepatu wedges berwarna hitam berbahan suedu dengan mode silang dibagi pergelangan kaki. Aku berjalan menuju koridor balkon depan rumah dan yang aku lihat.

"Selamat Ulang Tahun Dhi?" ucap Ibu sembari mengarahkan kue kehadapan Dhifa.

Betapa kagetnya aku, akan suprise yang keluargaku berikan dan sosok yang kurindukan berdiri didepan mataku sendiri. Kahfi berdiri disamping kak dhirga. Aku hanya bisa tersenyum dan berkata,

Ya Allah terimakasih, lagi-lagi Engkau kirimkan Karunia terindahmu dihariini-, batin Dhifa

Setelah potong kue, kami sekeluarga pergi buat nganter kak dhirga wisuda. Sampai nya disana, aku dengan balutan tosca abu abu duduk berdampingan dengan Kahfi yang mengenakan Kaos panjang coklat dengan lengan abu abu.

"Selanjutnya Dhirga Putra dari fakultas Kedokteran. "

"Satu minggu lagi kita udah mau masuk sekolah loh?" ucap Kahfi.

"Iya ya, Kahf aku baru masuk sekolah bentar eh udah libur lagi, jadi kerasa makin lama libur sekolah, "

"Dhi-"

"Kahf-"

Mereka terkekeh. Bahkan tersenyum. "Ladies first?"

"Aku lupa mau ngomong apa. " Dhifa tersipu malu.

"Kamu cantik, " ucap Kahfi.

"Beneran? Yah, wajar sih aku emang cantik, tapi kamu beneran gakpapa nih duduk disamping aku?" ucap dhifa.

"Kita tetap ada jarak kok, tuhh ." matanya mengarah ke tas yang ada di bawah.

"Ohiya ada tas, aku lupa. " Dhifa tersenyum malu.

Dhifa menikmati acara dengan tenang. Mereka juga berfoto, dan Dhifa juga bertanya kenapa bisa Kahfi pulang lebih awal.

"Ohya, kamu kok udah pulang?"

"Iya, kan kamu ulang tahun. " ucap Kahfi jujur.

Mereka lalu bercerita tentang sekolah masing-masing, dan Kahfi belum memberitahu Dhifa perihal Kahfi yang akan pindah kesekolah yang sama dengan Dhifa.

Usai acara kami tersenyum bahagia, dan aku melihat sosok yang pernah ada.

"Rey?" Saat ku sebut nama itu. Kahfi menoleh kearah ku, ia nampak curiga saat aku menyapa dan menyebutkan nama seorang laki-laki.

Rey yang juga diundang oleh Dhirga untuk menghadiri acara wisudanya, tak mengetahui jika Dhifa juga ikut hadir. "Loh, Dhi? Udah lama loh nggak ketemu!" Rey hendak memeluk Dhifa.

Dhifa mundur beberapa langkah, dan menolak pelukkan Rey. "Eits! No, Rey! Nggak ada pelukan! Lo liat gue dong. " sembari tersenyum dan menari nari kecil.

Rey memperhatikan Dhifa dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Wow! Lu berubah ya, gue baru sadar loh!" Rey terpukau.

Tanpa Dhifa sadari, ia bahkan lupa akan kehadiran Kahfi disampingnya. "Kesana yuk? Ma? Pa? liat nih Dhi bawa siapa?" Dhifa menarik lengan jaket Rey.

Aku itu orangnya moody-an, kadang bisa manggil ibu sama ayah dengan sebutan Mama Papa, terus Kak Dhirga dipanggil Abang, tapi aslinya manggil  Ibu Ayah, kakak, kalo Kahfi sih kadang lo gue, aku kamu. Kalo Rey sih, yah tetap lo gue.

Rey itu sahabat aku dari kecil. Dia itu anak Blasteran, dengan wajah bulenya, dia mempesona semua gadis kecuali aku.

"Oh ya kenalin ini Kahfi. " ucap Dhifa

"Kahfi. "

"Rey. "